Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Intinya sih...

  • Melepas penat dengan jalan malam, menghilangkan stres dan menemukan inspirasi

  • Meet up dan ngobrol santai bersama sahabat, mendukung secara sosial untuk mengurangi beban kerja

  • Ubah mindset sukses tidak selalu ditentukan dari menang atau kalah, belajar menerima kegagalan sebagai guru yang baik

Menjadi pengacara muda di firma hukum besar seperti distrik hukum Seocho-dong, bukan hanya soal kecerdasan dan kerja keras semata. Jika melihat kilas balik selama 9 tahun Ahn Ju Hyeong (Lee Jong Suk) menjadi pengacara, sering kali tekanan mental menjadi lebih berat dari pada beban kasus itu sendiri.

Dimulai dari tenggat waktu yang ketat, klien keras kepala dan penuh kebohongan, hingga sidang mendadak, membuat burnout seolah menjadi teman sehari-hari. Namun, Law and the City menunjukkan sisi yang menarik bagaimana seorang Ju Hyeong bisa belajar berdamai dengan stresnya. Berikut lima cara unik Ahn Ju Hyeong mengatasi burnout yang bisa kita tiru. Siapa tahu, kita juga menemukan cara untuk tetap kuat, meski pekerjaan tak pernah ada habisnya.

1. Melepas penat dengan jalan malam

cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Setelah hari yang panjang di ruang sidang, Ju Hyeong memilih berjalan kaki di malam hari untuk melampiaskan penat. Ia tidak terburu-buru dan mencoba menikmati suasana malam yang sunyi. Meski terkadang malam di perkotaan juga cukup ramai, suasananya tetap jauh lebih ramah telinga dibanding siang hari.

Pemandangan yang memperlihatkan lampu jalan, deru kendaraan yang mulai sepi, dan angin malam kini menjadi teman setianya. Jalan kaki jadi semacam meditasi sederhana yang menenangkan pikiran. Gak jarang pula, ide untuk membela klien muncul karena aktivitas sederhana ini.

2. Meet up dan ngobrol santai bersama sahabat

cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Beban kerja Ju Hyeong memang berat, tapi ia tidak memikulnya sendirian. Ada sahabat-sahabatnya yang jadi tempat ia mencurahkan unek-unek. Bahkan, kalau sudah bertemu dan bercanda tawa, beban pekerjaan seketika terasa terangkat. Sesi makan siang bersama ini diisi dengan obrolan santai dan tidak selalu seputar pekerjaan.

Obrolan ringan menumbuhkan rasa saling mendukung di antara mereka. Kadang mereka tertawa sampai lupa waktu. Apalagi ada saja hal-hal yang diperdebatkan karena karakter mereka bersebrangan, tapi membuat hati jadi lebih ringan. Dukungan sosial inilah yang membuatnya tak merasa sendirian menghadapi tekanan.

3. Ubah mindset sukses tidak selalu ditentukan dari menang atau kalah

cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Seiring bertambahnya pengalaman kerja, Ju Hyeong meyakini kesuksesannya tidak sepenuhnya ditentukan dari menang atau kalah. Awal berkarier, Ju Hyeong memang selalu merasa gagal adalah akhir dan stres menjadi makanan sehari-hari usai menerima kekalahan. Dulu ia perfeksionis, selalu ingin menang di setiap kasus.

Namun lama-lama, ia menyadari bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Lewat momen-momen refleksi, ia belajar bahwa kegagalan juga guru yang baik. Dari situ ia memahami bahwa kalah di satu kasus bukan berarti gagal. Dengan penerimaan, burnout pun jadi lebih mudah diatasi, karena ia berhenti menyalahkan diri sendiri.

4. Membatasi diskusi pekerjaan di luar jam kerja

cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Di awal karier, Ju Hyeong kerap merasa harus selalu siap 24 jam demi klien dan timnya. Bahkan ia juga menghabiskan jam istirahat untuk bekerja. Namun seiring waktu, ia menyadari kebiasaan ini membuatnya lelah dan tak punya waktu untuk benar-benar istirahat. Maka ia membuat batasan untuk dirinya sendiri.

Ini awalnya sulit, karena ia merasa khawatir dianggap tidak profesional. Namun setelah dijalani, ia justru merasa itu jauh lebih efektif. Waktu malam jadi momen khusus untuk dirinya sendiri, teman, atau keluarga. Perlahan, ia pun kembali menemukan keseimbangan hidup yang sehat. Batasan waktu sangat memengaruhi kinerja juga, lho!

5. Membangun batasan hubungan dengan klien

cuplikan drakor Law and the City (x.com/CJnDrama)

Sebagai pengacara muda yang peduli dengan kliennya, Ju Hyeong pernah berusaha maksimal dan justru menjadi terlalu dekat dengan beberapa klien. Apakah ia sadar kesalahannya dalam waktu yang singkat? Ternyata tidak. Ju Hyeong baru menyadari harus ada batasan kedekatan dengan kliennya setelah 9 tahun bekerja.

Kedekatan ini ternyata justru membuatnya ikut menanggung beban emosional klien. Ia sering kepikiran masalah pribadi klien hingga larut malam. Lambat laun, Ju Hyeong sadar bahwa ada batas sehat yang perlu dijaga. Ia mulai membatasi percakapan di luar hal profesional dan menahan diri untuk tidak terlalu terlibat secara emosional.

Lewat semua cara di atas, Law and the City menunjukkan bahwa Ahn Ju Hyeong bukan sekadar pengacara yang tangguh di ruang sidang. Ia juga manusia biasa yang bisa merasa lelah dan burnout. Namun, daripada menyerah, Ju Hyeong memilih merawat dirinya sendiri dengan langkah-langkah sederhana. Patut untuk dicoba, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team