7 Dampak Kemiskinan bagi Oh Ae Sun di When Life Gives You Tangerines

- Kemiskinan struktural jadi sorotan dalam drama When Life Gives You Tangerines.
- Penduduk Pulau Jeju hidup di bawah garis kemiskinan, termasuk Oh Ae Sun yang diperankan IU.
- Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik berjuang mati-matian untuk keluar dari kemiskinan demi memberi kehidupan layak pada anak-anaknya.
Kemiskinan struktural menjadi salah satu isu sosial yang mendapat sorotan dalam drama When Life Gives You Tangerines. Mengambil latar di Pulau Jeju pada tahun 1960, kondisi ekonomi masyarakat Korea Selatan belum makmur seperti sekarang.
Mayoritas penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, tak terkecuali Oh Ae Sun (IU). Kemiskinan menjadi yang momok mengerikan bagi Oh Ae Sun. Lantaran, fenomena tersebut membawa dampak buruk bagi keluarganya. Simak ulasan menariknya di bawah ini, yuk!
1. Karena kondisi finansial sedang payah, ibunya terpaksa menitipkan Oh Ae Sun pada keluarga mertuanya yang kondisi ekonomi lebih stabil

2. Sejak anak-anak, Oh Ae Sun diwajibkan membantu perekonomian keluarganya dengan cara menjual kubis di pasar

3. Karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah, maka Oh Ae Sun terpaksa harus merelakan mimpinya sebagai penyair

4. Selama tinggal bersama dengan keluarga Yang Gwan Sik (Park Bo Gum), Oh Ae Sun diperlakukan dengan semena-mena. Dia dipandang sebelah mata

5. Saat Yang Gwan Sik kehilangan pekerjaannya sebagai nelayan, Oh Ae Sun dan anak perempuannya terpaksa harus menahan rasa lapar karena tidak mampu membeli beras

6. Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik terpaksa harus menjual rumahnya untuk membiayai studi Yang Geum Myeong (IU) di Jepang

7. Momen yang paling menyakitkan adalah pada saat keluarga calon besannya menghina keluarga Oh Ae Sun karena dianggap berasal dari kelas rendah

Semua orang ingin keluar dari kemiskinan, tapi ini bukanlah hal yang mudah. Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik dalam When Life Gives You Tangerines harus berjuang mati-matian untuk keluar dari kemiskinan. Mereka tidak berharap menajdi kaya raya, yang mereka inginkan adalah bisa memberi kehidupan yang layak pada anak-anaknya.