3 Alasan Oh Ae Sun Tidak akan Mengorbankan Mimpinya Jika Hidup di 2025

Drama When Life Gives You Tangerines menggambarkan perjalanan hidup Oh Ae Sun, seorang wanita yang tumbuh di Jeju pada tahun 1950-an. Sejak kecil, Ae Sun bercita-cita menjadi penyair, tetapi hidup membawanya pada kenyataan yang berbeda. Demi keluarga dan kehidupan yang lebih stabil, ia rela mengorbankan impian tersebut.
Tapi, bayangkan jika Ae Sun hidup di tahun 2025. Apakah dia masih akan membuat keputusan yang sama? Dengan kemajuan zaman, perubahan norma sosial, dan peluang karier yang semakin terbuka bagi perempuan, rasanya cerita Ae Sun akan sangat berbeda. Inilah tiga alasan mengapa Ae-sun tidak akan mengorbankan mimpinya jika hidup di era modern.
1. Perempuan masa kini punya lebih banyak pilihan dalam karier dan pernikahan

Pada era 1950-an, perempuan seperti Ae Sun tidak punya banyak pilihan dalam hidupnya. Norma masyarakat saat itu mengharuskan perempuan menikah, mengurus rumah tangga, dan mendukung suami. Bekerja atau mengejar mimpi sering dianggap sebagai pilihan yang kurang ideal, apalagi untuk wanita di daerah pedesaan seperti Jeju.
Namun, di tahun 2025, peran perempuan dalam masyarakat sudah sangat berbeda. Banyak perempuan sukses mengejar mimpi mereka sambil tetap menjalani kehidupan pribadi yang bahagia. Ae Sun tidak perlu memilih antara cinta atau karier, karena di zaman sekarang, banyak pasangan yang bisa berbagi peran dalam rumah tangga.
Coba bayangkan jika Ae Sun memiliki akses ke internet, media sosial, dan berbagai platform kerja remote. Dia bisa menjadi penyair digital yang terkenal, menulis puisi di blog, atau bahkan menerbitkan buku secara online! Dengan berbagai pilihan ini, kemungkinan besar dia tidak akan mengorbankan impiannya hanya demi mengikuti norma sosial seperti di masa lalu.
2. Teknologi dan media sosial bisa membantu Ae Sun mengejar mimpinya dari mana saja

Dulu, menjadi penyair terkenal bukan hal yang mudah. Ae Sun harus memiliki koneksi yang kuat, mencari penerbit yang bersedia mencetak karyanya, dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Namun, di era digital, semua itu bisa dilakukan dengan lebih mudah.
Jika Ae Sun hidup di tahun 2025, ia bisa menggunakan Instagram, Twitter, atau TikTok untuk membagikan puisi-puisinya dan menarik perhatian publik. Bahkan, banyak penulis yang sukses menerbitkan buku hanya bermodalkan media sosial. Selain itu, platform seperti Wattpad atau Kindle Direct Publishing memungkinkan siapa pun untuk menerbitkan karya mereka secara mandiri.
Bayangkan Ae Sun memiliki akun Instagram bernama @PuisiAeSun yang berisi kutipan-kutipan puitis tentang cinta dan kehidupan. Dengan konsistensi dan kreativitas, dia bisa membangun komunitas penggemar dan bahkan menghasilkan uang dari tulisannya. Dengan semua kemudahan ini, masihkah Ae Sun rela meninggalkan mimpinya?
3. Ae Sun bisa menjadi sosok perempuan mandiri yang tidak bergantung pada orang lain

Dalam drama, Ae Sun akhirnya mengorbankan mimpinya demi membangun keluarga bersama Yang Gwan Sik. Di masa itu, seorang istri biasanya mengandalkan suami secara finansial dan emosional. Namun, jika Ae Sun hidup di tahun 2025, dia bisa memiliki kebebasan finansial dan kemandirian yang lebih besar.
Sekarang, banyak perempuan yang bisa bekerja dari rumah, membangun bisnis online, atau menjadi pekerja lepas tanpa harus meninggalkan keluarga. Ae Sun bisa tetap menulis, mendapatkan penghasilan sendiri, dan tetap menjadi ibu serta istri yang baik tanpa harus meninggalkan mimpinya.
Selain itu, norma sosial juga berubah. Di era modern, banyak pasangan yang saling mendukung dalam karier masing-masing. Jika Gwan Sik hidup di 2025, besar kemungkinan dia juga akan mendukung impian Ae Sun, bukan malah menghalanginya. Mereka bisa menjadi pasangan yang saling membantu mencapai mimpi mereka, bukan sekadar mengikuti aturan sosial yang kaku seperti di masa lalu.
Dulu, Ae Sun terjebak dalam norma sosial yang membatasi pilihannya. Namun, jika dia hidup di tahun 2025, keadaannya akan sangat berbeda. Pilihan karier yang lebih luas, teknologi yang mempermudah segala hal, dan kebebasan untuk menjadi perempuan mandiri akan membuat Ae Sun tetap bisa mengejar mimpinya tanpa harus mengorbankan keluarga atau cintanya.
Jadi, apakah Ae Sun akan tetap mengorbankan mimpinya jika hidup di era sekarang? Kemungkinan besar tidak. Dunia telah berubah, dan perempuan seperti Ae Sun kini memiliki lebih banyak kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Bagaimana menurut kamu? Jika kamu berada di posisi Ae Sun, apakah kamu akan membuat pilihan yang sama seperti di drama?