Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dilema yang Dialami Jo Na Jeong di Don’t Call Me Ma’am

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)
Intinya sih...
  • Jo Na Jeong terjebak antara peran ibu dan identitas diri
  • Ingin bekerja tetapi dibatasi pasangan
  • Merasa bersalah saat memikirkan diri sendiri
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi istri, ibu, sekaligus manusia yang berhak memiliki kehidupan ternyata bukan hal sederhana bagi Jo Na Jeong (Kim Hee Seon) dalam drama Don’t Call Me Ma’am. Lewat tokoh ini, penonton diajak melihat betapa beratnya menjalankan peran ganda ketika pasangan tidak hadir sebagai partner yang setara. Situasi emosional dan tekanan sosial yang ia alami sangat mudah ditemukan dalam kehidupan banyak perempuan, terutama mereka yang menjalani pernikahan tanpa dukungan penuh.

Kehidupan Jo Na Jeong memperlihatkan bahwa dilema pernikahan bukan hanya soal konflik rumah tangga, tetapi juga tentang kehilangan jati diri, kelelahan mental, dan perjuangan mencari ruang aman di tengah tanggung jawab yang terus menumpuk. Dari perjalanan panjangnya, ada lima dilema yang dialami Jo Na Jeong di Don't Call Me Ma'am yang terasa dekat dengan kenyataan sehari-hari, terutama bagi perempuan yang berjuang sendirian di dalam pernikahan. Berikut lima dilema Jo Na Jeong di drakor Don’t Call Me Ma’am yang relate dengan realita di kehidupan nyata.

1. Terjebak antara peran ibu dan identitas diri

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)

Jo Na Jeong menghadapi dilema besar ketika ia harus menanggung seluruh beban pengasuhan tanpa dukungan suami. Di satu sisi ia ingin menjadi ibu yang hadir sepenuhnya untuk anaknya, terutama karena kondisi kesehatan sang anak menuntut perhatian ekstra. Namun di sisi lain, ia tetap manusia yang punya mimpi, ambisi, dan keinginan untuk bekerja. Pergulatan ini sangat relate bagi banyak perempuan yang merasa kehilangan identitas setelah menjadi ibu karena semua energinya tersedot untuk keluarga.

2. Ingin bekerja tetapi dibatasi pasangan

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)

Salah satu dilema paling menyakitkan bagi Jo Na Jeong adalah ketika ia dilarang bekerja oleh suami, padahal kehidupan rumah tangga tidak berjalan baik. Ia terjebak dalam posisi serba salah, jika tetap di rumah, masalah finansial tidak teratasi. Jika ia ingin bekerja, ia dianggap melanggar “tugas” sebagai istri dan ibu. Konflik ini menggambarkan realita banyak perempuan yang perannya dibatasi pasangan hingga sulit berkembang.

3. Merasa bersalah saat memikirkan diri sendiri

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)

Karena hidupnya dipenuhi tuntutan dan rasa lelah yang tidak pernah berhenti, Jo Na Jeong mengalami dilema emosional berupa rasa bersalah ketika sesekali ia ingin memikirkan kebutuhannya sendiri. Ia takut dianggap egois jika mengambil waktu untuk istirahat atau mengejar hal di luar rumah, sehingga ia menekan perasaannya sendiri. Ini menjadi sorotan penting tentang bagaimana tekanan sosial dapat membuat perempuan mengabaikan kesehatan mental mereka.

4. Bertahan demi anak atau keluar demi diri sendiri

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)

Ketika kondisi rumah tangga semakin memburuk, Jo Na Jeong menghadapi dilema berat, bertahan demi anak atau pergi demi menyelamatkan dirinya. Ia takut keputusan apa pun akan menyakiti anaknya, tetapi di sisi lain ia sadar bahwa lingkungan yang tidak sehat juga berdampak buruk dalam jangka panjang. Dilema ini menunjukkan bahwa memilih antara bertahan dan pergi bukan keputusan sederhana yang bisa diambil tanpa pergulatan batin.

5. Ingin didengar, tetapi selalu diabaikan

still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am
still cut drama Korea Don't Call Me Ma'am (instagram.com/tvchosuninsta)

Dilema terakhir yang sangat relate adalah kebutuhan untuk didengar dan dihargai. Jo Na Jeong berkali-kali mencoba memberi tahu suaminya tentang beban mental, kesulitan finansial, dan kesedihan yang ia rasakan, tetapi selalu berakhir diabaikan. Ketika pasangan sendiri tidak mau mendengarkan, seseorang bisa merasa tidak terlihat, tidak bernilai, dan tidak punya tempat untuk bersandar. Ini menjadi gambaran nyata tentang hubungan yang timpang komunikasi dan empati.

Dilema yang dialami Jo Na Jeong di Don't Call Me Ma'am menggambarkan kenyataan emosional yang banyak dialami perempuan dalam kehidupan nyata, di mana mereka harus bertahan di tengah tekanan peran yang tidak seimbang. Melalui perjalanan emosional Jo Na Jeong, drakor ini menampilkan betapa rumitnya beban mental yang sering kali tidak terlihat, tetapi sangat memengaruhi hidup seseorang. Don’t Call Me Ma’am mengingatkan bahwa setiap perempuan berhak atas ruang aman, dukungan penuh, dan kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri tanpa harus terus terjebak dalam dilema yang melelahkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Korea

See More

ENHYPEN Donasi 100 Juta Won untuk Penanggulangan Banjir Filipina

20 Nov 2025, 22:24 WIBKorea