6 Drakor Pakai Media Sosial untuk Tegakkan Keadilan, Bongkar Skandal?

Di era digital, media sosial bukan hanya tempat berbagi momen atau mencari hiburan. Banyak drama Korea yang mulai menyoroti bagaimana platform digital seperti YouTube, Instagram, hingga komunitas daring digunakan sebagai senjata ampuh dalam memperjuangkan keadilan. Tema ini terasa relevan karena kehidupan nyata pun kini tak lepas dari pengaruh media sosial. Ketika suara kebenaran sulit didengar di ruang konvensional, banyak karakter dalam drakor memilih bersuara lewat dunia maya.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Oh My Ghost Clients (2025) yang unik karena menggabungkan isu ketenagakerjaan dan media sosial, bahkan dengan sentuhan supernatural. Tidak hanya seru, drama-drama bertema ini juga memberikan refleksi sosial yang mendalam tentang kekuatan digital dalam menyuarakan kebenaran. Yuk, simak daftar drakor yang berhasil memanfaatkan media sosial untuk mengungkap ketidakadilan dan membela kaum tertindas!
1. Search: WWW (2019)

Drama ini mengikuti tiga perempuan kuat yang bekerja di perusahaan portal pencarian internet terbesar Korea. Bae Ta Mi (Im Soo Jung), Song Ga Kyung (Jeon Hye Jin), dan Cha Hyun (Lee Da Hee) terlibat dalam berbagai konflik digital, termasuk manipulasi pencarian, kebebasan berekspresi, dan penyensoran berita. Lewat tangan mereka, media sosial dan mesin pencari menjadi arena perjuangan kebenaran.
Salah satu highlight-nya adalah ketika mereka membongkar skandal besar melalui algoritma dan trending topic. Search: WWW tidak menampilkan pahlawan berkostum atau detektif, melainkan pejuang digital yang tahu bagaimana sistem bekerja dan bagaimana memanfaatkannya untuk membela kebenaran. Drama ini memperlihatkan bahwa kekuatan media sosial dan internet berada di tangan mereka yang paham cara menggunakannya secara etis.
2. Memorist (2020)

Dong Baek (Yoo Seung Ho) adalah seorang detektif dengan kemampuan membaca ingatan orang lain hanya dengan menyentuh mereka. Ia menggunakan kekuatannya untuk menangani berbagai kasus kriminal. Menariknya, ia juga terkenal sebagai figur publik karena kegiatan penyelidikannya dipublikasikan melalui media sosial pemerintah. Transparansi ini membuatnya disukai rakyat, tapi juga dibenci oleh institusi konservatif.
Ketika kasus pembunuhan berantai mulai mengusik, Dong Baek bekerja sama dengan profiler elite Han Sun Mi (Lee Se Young). Mereka menyadari bahwa kebenaran tidak selalu bisa diungkap dengan jalur resmi. Dukungan publik yang mereka peroleh melalui media sosial menjadi senjata tambahan untuk membongkar kejahatan yang tersembunyi. Memorist adalah contoh menarik dari bagaimana transparansi digital dapat menjadi alat revolusioner dalam dunia hukum.
3. Taxi Driver 1 dan 2 (2021 dan 2023)

Taxi Driver mengikuti Kim Do Gi (Lee Je Hoon), seorang mantan perwira pasukan khusus yang bekerja di sebuah layanan taksi rahasia bernama Rainbow Taxi. Mereka menyediakan layanan balas dendam kepada korban yang gagal mendapatkan keadilan lewat jalur hukum. Salah satu senjata mereka adalah media sosial, yang mereka gunakan untuk mengungkap kejahatan dan mempermalukan pelaku.
Media sosial dalam Taxi Driver bukan hanya sebagai alat penyebar informasi, tapi juga medan perang psikologis. Video viral, testimoni korban, dan eksposur publik digunakan untuk menekan pelaku agar mengakui kesalahan mereka. Drama ini memperlihatkan bahwa kekuatan dunia maya bisa menjadi pembuka pintu keadilan bagi mereka yang sebelumnya dibungkam. Ceritanya penuh aksi namun tetap menggugah sisi emosional penonton.
4. The Devil Judge (2021)

The Devil Judge menghadirkan Kang Yo Han (Ji Sung), seorang hakim utama di Korea Selatan yang memimpin persidangan secara live di televisi nasional. Dalam sistem pengadilan yang diubah menjadi reality show, masyarakat dapat ikut memilih hukuman bagi para terdakwa melalui aplikasi dan media sosial. Kang Yo Han dikenal sebagai Hakim Iblis karena keputusannya yang tanpa ampun. Ia menyembunyikan rahasia masa lalu kelam, namun tetap memikat publik karena caranya menegakkan hukum yang tak biasa. Bersama Jung Sun Ah (Kim Min Jung), seorang direktur eksekutif yayasan dengan ambisi politik, konflik antara kekuasaan dan keadilan pun makin memanas.
Media sosial dalam drama ini bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi alat utama pengadilan untuk membentuk opini publik, memobilisasi massa, dan bahkan memengaruhi putusan hukum. Rakyat diberi kekuatan untuk memutuskan nasib terdakwa, meski sebenarnya mereka juga sedang dimanipulasi oleh kekuasaan. Lewat The Devil Judge, penonton diajak berpikir, "Apakah keadilan bisa ditegakkan lewat kekuatan massa digital?" Drama ini menyuguhkan kritik sosial tajam dan penuh intrik, menjadikannya tontonan wajib bagi pecinta tema hukum yang tidak hitam-putih.
5. Vigilante (2023)

Drama ini menyoroti Kim Ji Yong (Nam Joo Hyuk), seorang mahasiswa akademi kepolisian yang menjalani kehidupan ganda. Di siang hari, ia adalah siswa teladan. Namun di malam hari, ia menjadi vigilante yang menghukum penjahat yang lolos dari hukum. Aksinya viral di media sosial dan memicu perdebatan nasional. Apakah tindakan main hakim sendiri bisa dibenarkan jika sistem hukum gagal?
Dengan media sosial sebagai katalis, publik mulai terbagi antara yang mendukung Ji Yong dan yang mengecamnya. Sementara itu, media dan lembaga hukum mencoba memburunya sebelum ia mengungkap lebih banyak kebusukan sistem. Vigilante memberikan sudut pandang baru tentang moralitas keadilan dan kekuatan suara publik dalam membentuk opini hukum. Sangat relevan di zaman digital yang serba cepat ini.
6. Oh My Ghost Clients (2025)

No Mu Jin (Jung Kyung Ho) adalah pengacara ketenagakerjaan yang awalnya tidak peduli pada keadilan. Baginya, hukum hanyalah alat untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Mu Jin mengalami insiden yang nyaris merenggut nyawanya. Sejak itu, ia mulai melihat dan mendengar para hantu yang meminta bantuannya untuk menyelesaikan kasus ketenagakerjaan yang belum tuntas di dunia. Dalam proses investigasi, ia dibantu Na Hee Joo (Seol In Ah) dan YouTuber bernama Go Gyeon Woo (Cha Hak Yeon).
Mu Jin pun terpaksa menyelidiki kasus-kasus itu agar bisa bertahan hidup. Mereka pun mengungkap berbagai praktik tidak adil di dunia kerja dan menyebarkannya lewat video di kanal YouTube. Ketika kebenaran diungkap melalui media sosial, publik pun mulai bereaksi. Drama ini tidak hanya membahas keadilan, tapi juga transformasi seorang pria yang dulunya apatis menjadi pahlawan pekerja buruh. Sangat cocok untuk penonton yang suka tema hukum dengan pendekatan segar dan emosional.
Drama Korea yang menjadikan media sosial sebagai alat perjuangan keadilan menawarkan kisah yang sangat relevan dengan realita saat ini. Dari pengacara hingga detektif, mereka semua membuktikan bahwa kebenaran bisa disuarakan lewat dunia maya. Siap-siap terbawa emosi dan mungkin terinspirasi untuk lebih bijak menggunakan media sosial dalam kehidupan nyata.