4 Fakta Kasus Pro Bono di Pro Bono, Kemenangan Kasus Rendah?

Kasus Pro Bono merupakan kasus hukum yang dilakukan atas dasar kepentingan publik. Umumnya, jasa untuk kasus pro bono ini dilakukan secara sukarela untuk masyarakat miskin atau yang membutuhkan tanpa bayaran. Hal ini juga dilakukan oleh Tim Pro Bono di drakor Pro Bono (2025).
Tim Pro Bono umumnya hanya dilakukan oleh para pengacara muda yang cukup idealis. Di firma hukum tersebut, para pengacara bahkan gak berminat untuk mendaftar ketika tim akan dibentuk. Bagi pengacara senior, kasus pro bono ini gak mudah untuk dikerjakan. Penyebab utamanya adalah mereka jelas gak akan mendapatkan gaji yang layak jika terus bekerja sebagai pengacara sukarela.
Selain itu, banyak juga alasan yang membuat para pengacara menghindari kasus pro bono mulai awal kariernya. Lalu, apa saja fakta yang menyangkut kasus pro bono di drakor Pro Bono?
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Punya tingkat kemenangan rendah

Penjelasan di atas menunjukkan jika kasus pro bono ini umumnya menimpa masyarakat miskin dan yang membutuhkan pendampingan tanpa bisa membayar honor pengacara. Hal ini membuat pengacara dari firma hukum besar maupun kecil sangat memikirkan keuntungan dalam mengambil keputusan. Layaknya pekerja lainnya, para pengacara jelas terbentur sisi realistis dalam hidupnya. Mereka bahkan harus bekerja keras untuk bisa hidup nyaman.
Dengan kondisi ini, hanya segelintir pengacara yang mau bekerja dan memberikan jasanya secara sukarela. Pada akhirnya, mereka juga harus menghadapi hukum dengan sekuat tenaga. Makanya, para pengacara bahkan telah menyadari jika tingkat kemenangan kasus pro bono ini sangat rendah dan dianggap naif.
2. Berhadapan dengan para pengusaha kaya dan konglomerat

Ketika berhadapan dengan pengusaha kaya dan konglomerat, para pengacara sangat sadar jika lawan mereka akan mudah melobi banyak orang untuk kepentingan pribadi. Kondisi ini jelas bukan hal baru untuk dilakukan di negara manapun. Sayangnya, praktik ini jelas bisa mempengaruhi keadilan bagi pihak lemah.
Dengan kondisi ini, kemungkinan kekalahan akan lebih besar terjadi pada pihak lemah. Meskipun bukan hal baru, namun kasus pro bono ini juga bisa disebabkan karena para pengacara yang mewakili pihak lemah gak cukup kuat untuk menghadapi orang-orang berpengaruh. Makanya, Kang Da Wit (Jung Kyoung Ho) menggunakan relasi dan taktiknya untuk memenangkan persidangan, sekalipun dengan cara kotor.
3. Gak banyak dapat atensi publik

Media jelas ingin meliput berbagai berita eksklusif dan ramai dibicarakan. Ketika menghadapi kasus pro bono, mereka seakan terus menyoroti ketimpangan sosial dan kekuatan yang ada di sekitar. Sayangnya, peran media ini bisa sangat dimanipulasi karena sosok besar di belakang mereka.
Bagi tim Pro Bono, setiap kasus yang mereka kerjakan, para media gak pernah datang secara ramai di konferensi pers. Namun, sebagai seorang yang pernah bergelut untuk membawa atensi publik, Kang Da Wit berhasil mengumpulkan banyak media untuk kasusnya.
4. Jarang berhasil memenangkan kasus secara dramatis

Seperti penjelasan di atas, banyak pengusaha malah akan menggunakan kasus yang menimpa mereka untuk pencitraan publik. Mereka berusaha menyelesaikan kasus dengan mudah tanpa harus melalui hukuman resmi. Mereka menggunakan koneksi dan uang untuk menyelesaikan kasus secara damai tanpa merugikan kedua belah pihak.
Kasus pro bono ini mengajarkan rasa kemanusiaan pada para pengacara. Namun, mereka juga diajarkan untuk gak maju dengan tangan kosong. Menurutmu, apakah Kang Da Wit akan berhasil menumbuhkan rasa kemanusiaannya di drakor Pro Bono?


















