Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!

Meski dipuji, #ExtraordinaryAttorneyWoo tetap dapat kritik

Peningkatan rating drama, "Extraordinary Attorney Woo" yang ditayangkan oleh TV kabel ENA dan Netflix ini terus meningkat seiring dengan ulasan positif terhadap drama ini. Bahkan, drama ini dijuluki dengan "the healing K-drama" dari penonton.

Drama ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Woo Young Woo, yang memiliki autisme spektrum jenis Savant Sindrome, yang berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pengacara di sebuah firma hukum terkemuka, Hanbada. Awalnya, atasan Woo meragukan kemampuannya dalam menjalankan tugasnya sebagai pengacara.

Namun, lama kelamaan Woo berhasil menunjukkan kecerdasannya dan kemudian mendapat dukungan dari koleganya sesama pengacara. Drama ini bahkan memuncaki Top 10 Chart mingguan di Netflix global dalam kategori TV Series Non-English.

Ini tentu menjadi prestasi tersendiri, karena tercatat berhasil meraup penonton sebanyak 24 juta tayangan. Namun dibalik kesuksesan drama ini, tetap tak lepas dari kritikan dari beberapa pihak yang merasa drama ini tidak masuk akal.

1. Adanya standar yang tidak realistis terhadap para penyandang autis sesungguhnya

Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!Adegan Woo tengah membela terdakwa di persidangan dengan caranya yang unik (instagram.com/channel.ena.d)

Dalam drama ini, Woo digambarkan sebagai seorang pengacara baru yang genius, memiliki IQ di atas rata-rata, rekan kerja yang suportif, lulusan dari kampus bergengsi, dan seperti biasa diperankan oleh aktris cantik. Beberapa orang menuding, cara seperti ini dilakukan untuk membuat plot dan karakter yang lebih menarik.

Mengutip Korea JoongAng Daily, terdapat postingan yang mengungkapkan kekhawatirannya dari dampak yang mungkin ditimbulkan dari drama ini. Postingan tersebut tertulis, "Akankah drama ini benar-benar bisa meredakan anggapan remeh masyarakat terhadap autis? Jika ada, orang-orang mungkin mulai bertanya, mengapa mereka (orang autisme di kehidupan nyata) tidak bisa seperti Woo?". 

2. Gambaran autisme yang kurang tepat

Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!pengacara Woo saat di persidangan (instagram.com/channel.ena.d)

Saat sinopsis drama ini dipublikasikan pada Desember 2021 lalu, Estas, sebuah organisasi yang menaungi penyandang autis dewasa di Korea memberikan pernyataan bahwa gambaran autisme di naskah tersebut tidak tepat. Dikhawatirkan malah akan memperkuat stereotip negatif terhadap autisme.

Beberapa orang tua dari anak penyandang autisme juga menyuarakan kekhawatirannya bahwa gambaran autisme di drama tersebut sangat jarang. Gambaran autisme di drama tersebut dinilai kurang realistis dari high-functioning autism, atau yang dikenal dengan Savant Sindrome.

Menurut Halodoc, Savant Syndrome adalah kondisi autis yang langka dimana biasanya memiliki kecerdasan yang menonjol. Sindrom ini biasanya muncul berupa gangguan spektrum autisme, seperti Woo. Tetapi, hanya 1 dari 10 penyandang autis yang memiliki kemampuan luar biasa.

Kemampuan yang menonjol juga bervariasi, ada yang ahli matematika, musik, seni atau mekanika. Pada kenyataannya, hanya sedikit orang dengan autis yang terpelajar walaupun mereka sangat cerdas. Diperkirakan hanya 1 dari 10 orang autis yang bergelar sarjana.

Baca Juga: 10 Potret BTS Pemain Extraordinary Attorney Woo, Full Senyum Hangat

3. Beberapa bagian di drakor ini dinilai kurang realistis dengan yang terjadi di dunia nyata

Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!Adegan saat Woo menunjukkan gejala Echolalia (koreajoongangdaily.joins.com)

Adegan yang dinilai tidak realistis jika dibandingkan dengan dunia nyata adalah penerimaan rekan kerja Woo terhadap disabilitasnya. Hampir semua karakter yang bekerja di firma hukum Hanbada memahami perbedaan Woo dan memperlakukannya sama seperti yang lainnya. Karena itulah drama ini dijuluki "healing K-drama".

Contohnya adalah saat kepala firma hukum Hanbada yang merobek halaman terakhir dari resume milik Woo, dimana lembaran tersebut adalah surat yang menunjukkan Woo menyandang autis spektrum. Adegan ini mengindikasikan bahwa kepala firma hukum Hanbada hanya peduli pada kemampuan dan kecerdasan Woo.

Kemudian, adegan saat Woo saat Woo terus membicarakan tentang paus di luar konteks obrolan atau menunjukkan echolalia, gejala yang mengacu pada pengulangan sesuatu atau perkataan orang lain yang tak berarti. Atasannya berterus terang dengan mengatakan "No echolalia" dengan sikap tenang. Suportif sekali.

4. Padahal di dunia nyata, tidak sedikit yang meremehkan penyandang autis

Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!Park Eun Bin bersama Kang Tae Oh saat konferensi pers drama Extraordinary Attorney Woo (instagram.com/channel.ena.d)

Masuk akal jika apa yang digambarkan di drama dengan kenyataan, tampak tidak realistis. Seperti karir dan kemampuan Woo di ruang sidang tidak merepresentasikan autisme di dunia nyata. Hal ini karena banyak yang beranggapan bahwa lebih baik mereka penyandang autis cukup di rumah saja, ke panti rehabilitasi atau fasilitas khusus autis.

Rendahnya kepedulian dan penerimaan masyarakat Korea terhadap disabilitas sebenarnya juga ditampilkan di beberapa adegan. Seperti saat Woo diteriaki, "Memangnya kenapa? Kau autis!", atau mencoba meragukan kapabilitasnya di ruang sidang dengan menyebut autismenya. Adegan ini mungkin gambaran yang lebih realistis dibandingkan yang lainnya.

"Secara realistis tidak mungkin orang dengan autis memiliki IQ tinggi dan menjadi pengacara. Tapi aku masih berpikir ini cukup membantu pendekatan untuk membuat orang-orang lebih tertarik dalam memahami autisme," kata Kim Yong Jik, pengacara dan presiden dari the Autism Society of Korea, yang berkontribusi dalam mendirikan UU Developmental Disabilities.

5. Walaupun begitu, drama ini cukup mendapat apresiasi demi memahami penyandang autis

Drakor Extraordinary Attorney Woo Tuai Kritikan, Ini Alasannya!Aktor Kang Tae Oh bersama Park Eun Bin dan Kang Ki Young saat konferensi pers (instagram.com/channel.ena.d)

Dilansir The Korea Times, penulis naskah Moon Ji Woon rutin melakukan konsultasi pendidikan khusus anak usia dini dengan Professor Kim Byung Gun, dari Korea Nazarene University selama rentang waktu satu tahun untuk mencoba menggambarkan gejala autisme secara akurat. Dia ingin membawa penonton untuk memahami Extraordinary Woo Young Woo melalui matanya.

Kritikus pop culture, Kim Hern Sik menjelaskan bahwa drama ini adalah paket lengkap, mulai dari karakter sampai alur cerita tentang keunikan karakter utama dengan autisme spektrum. Pada tiap-tiap episode, Woo menangani perkara hukum yang berbeda dan menunjukkan kreatifitasnya yang luar biasa untuk bekerja seputar kasus.

"Tidak mudah untuk membuat ceritanya tampak familiar. Tapi, drama ini berhasil dan itulah yang membuatnya berbeda, yang penting bukanlah seberapa sulit kehidupan orang-orang cacat di kehidupan nyata. Ini penting untuk menunjukkan bagaimana orang-orang autis berusaha untuk berubah sementara infrastruktur dan keadaan sosial malah mengganggu," kata Kim.

Pro dan kontra terhadap isu-isu sosial yang diangkat dalam sebuah drama memang tak pernah bisa lepas. Tetapi justru dari sinilah, kesalahan kecil dalam drama bisa direvisi dan diperbaiki. Walaupun tampak mustahil untuk terjadi di dunia nyata, tapi lewat drama ini setidaknya memercikkan sedikit harapan bahwa kehangatan yang terjadi di drama "Extraordinary Attorney Woo" bisa benar-benar jadi kenyataan.

Refalution Photo Verified Writer Refalution

"Tidak harus jadi hebat untuk memulai, tetapi mulailah untuk menjadi hebat." - Zig Ziglar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya