Introspeksi Diri, 7 PelajaranPenting All of Us are Dead

All of Us Are Dead adalah drama tentang perjuangan sekelompok remaja SMA dari serangan zombi. Tak hanya menampilkan romansa tipis, drama ini juga menyajikan bagaimana watak orang saat dihadapkan dengan situasi darurat.
Berjumlah 12 episode, drama yang dibintangi Yoon Chang Young, Park Ji Hoo, dan segenap artis lainnya, menyimpan pesan begitu mendalam. Berikut adalah pesan yang dapat disampaikan dalam drama All of Us Are Dead.
(Hati-hati, spoiler bagi yang belum menonton)
1. Perjuangan orang tua yang tiada batas

Orang tua mana yang tega melihat anaknya sengsara. Di tengah kiamat zombi yang muncul, para orang tua pun bersegera menyelamatkan anak-anaknya.
Ibu Lee Cheong San, ayah Nam On Jo, dan siswi SMA Hyosan yang baru saja melahirkan merupakan contoh fiksi orang tua yang menyayangi anaknya. Mereka rela jadi zombi demi anak.
Begitu pula dari Pak Lee, guru Science SMA Hyosan. Ia mengekspresikan kasih sayang pada anaknya dengan cara berbeda yang menurutnya paling benar.
2. Belajar menghargai apa yang di depan mata

Akan ada masa di mana hal yang dirasa biasa menjadi begitu luar biasa karena keadaan. Hal ini tergambar saat Lee Cheong San cs, berada di atap. Bahagia begitu terpancar di wajah mereka saat merasakan derasnya hujan setelah berhari-hari tidak minum air.
Kemudian, saat mereka berada dalam ruang siaran, Kim Ji Min tiba-tiba merindukan masakan ibunya. Padahal saat ia masih bisa bersama orang tuanya, ia cenderung tidak menyukai masakan ibunya. Lebih parahnya lagi, ia mengetahui bahwa orang tuanya telah menjadi zombi.
Kehadiran orang tua, makanan, minuman, kebebasan, menjadi hal luar biasa bagi mereka saat dihadapkan dengan kondisi yang penuh dengan zombi.
3. Terlalu mementingkan diri sendiri tidak selamanya berakhir baik

Lee Na Yeon, merupakan secuil gambaran sifat gelap manusia di dunia nyata. Merasa tidak bersalah namun menyalahkan sekitar, menyuruh sambil berteriak tanpa turun tangan, menghina teman yang status sosialnya lebih rendah, dan menghasut.
Ia pun berakhir dengan tragis. Tetapi beruntungnya, sebelum menjadi zombi, ia mempunyai niat baik untuk membagikan makanan dan minuman pada teman-temannya di atap sekolah.
Selain itu, Kim Cheol Soo, siswa yang berada di atap sendirian juga berakhir dengan tragis. Sebelum ia ditolong oleh tim penyelamat, ia mengabaikan gedoran pintu. Padahal ia mendengar dengan jelas ada yang minta tolong.
Hatinya dibutakan oleh kejadian yang menyakitkan akibat dirundung oleh Yoon Gwi Nam cs. Selain itu, ia jadi merasa terasingkan di antara teman-temannya.
4. Dendam menjadi rantai tak berkesudahan

Pak Lee, guru Science di SMA Hyosan, menciptakan virus Jonas karena merasa teriris hatinya melihat anaknya dirundung. Berbagai cara yang ia tempuh selalu gagal karena tidak mempunyai kuasa. Hingga akhirnya anaknya pun meninggal.
Pak Lee adalah korban fiksi tapi ada di dunia nyata. Betapa pentingnya untuk tidak mengabaikan seseorang yang mengalami perundungan. Hal ini bisa mengakibatkan seseorang yang dulunya korban akan berakhir menjadi pelaku bahkan lebih kejam.
Begitu juga dengan Yoon Gwi Nam yang matanya dipukul menggunakan ujung handphone oleh Lee Cheong San. Sampai jadi zombi pun, Yoon Gwi Nam masih dendam kepada Lee Cheong San.
Pemaafan menjadi pelajaran bagi manusia sepanjang hidup. Butuh latihan berkali-kali sampai menjadi pemaaf, menerima segala hal yang menyakitkan dengan lapang dada.
5. Tak selamanya mempunyai hak istimewa benar-benar merasa istimewa

Privilege dirasa enak tergantung dari sudut pandang siapa dengan segala kejadian yang menimpa pada orang tersebut. Pak Lee beranggapan orang-orang yang mempunyai hak istimewa pasti akan menang walaupun salah. Namun, berbeda dengan yang dirasakan oleh Jin Seon Mu dan Nam Ra.
Jin Seon Mu, komandan darurat militer yang mempunyai kuasa untuk menciptakan keamanan berakhir bunuh diri setelah mengebom Kota Hyosan. Baginya itu adalah pilihan sulit.
Sama halnya dengan Nam Ra yang orang tuanya adalah salah satu penyumbang terbesar di sekolahnya. Ia tidak disukai oleh teman-temannya karena beranggapan bahwa ia menjaga jarak karena status. Padahal Nam Ra tidak tahu caranya berteman karena pola asuh ibunya.
6. Harapan hanya kecil kemungkinan terjadi jika tidak ada tindakan

Kelompok survivor awalnya terbagi dua kubu, yaitu Lee Cheong San cs dan Ha Ri cs. Cukup lama mereka berada di suatu ruangan masing-masing guna melindungi diri dari gigitan zombi. Awalnya mereka berharap ada yang menyelamatkan.
Namun, harapan mulai hilang saat tidak ada yang datang. Dengan segala keberanian, suka tidak suka, mereka pun keluar dari tempat persembunyiannya. Setidaknya jika mereka nanti tergigit zombi, usaha untuk menyelamatkan diri pun ada.
7. Rasa cinta yang tulus mengalahkan segala ketakutan yang ada

Saat Lee Cheong San sudah tergigit oleh Gwi Nam, ia pun memberanikan dirinya untuk memancing para zombi supaya datang kepadanya. Hal ini ia lakukan karena sangat sayang pada teman-temannya ditambah ia sungguh mencintai On Jo.
Rasa sayangnya membuat ia menjadi berani untuk rela berkorban demi teman-temanya. Selain itu karakter Oh Joon Yeong di ruang olahraga, bu guru Park, dan ayah On Ju, melakukan hal yang serupa sebelum mereka benar-benar menjadi zombi.
All of Us Are Dead tak hanya mampu menguji adrenalin dan menghibur di kala penat, melainkan mengajak penonton untuk berpikir, pesan apa yang dapat tersampaikan. Kira-kira sampai pada tujuh pesan ini, adakah yang ingin menambahkan?