7 Isu Misogini yang Dialami Ae Sun di When Life Gives You Tangerines

Dalam When Life Gives You Tangerines Volume 2, Ae Sun hidup di Pulau Jeju pada 1950-an, di mana norma sosial saat itu menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dibanding laki-laki. Ia menghadapi berbagai bentuk misogini yang membatasi geraknya sebagai perempuan.
Misogini sendiri adalah kebencian, prasangka, atau diskriminasi terhadap perempuan yang sering kali tertanam dalam budaya, tradisi, dan norma sosial. Ae Sun adalah bukti bagaimana perempuan harus berjuang melawan norma-norma patriarkal yang mengekang mereka.
Berikut ini tujuh bentuk misogini yang dialami Ae Sun di When Life Gives You Tangerines. Apa saja?
1. Ae Sun dikeluarkan dari sekolah karena minggat ke Busan bersama Gwan Sik, dianggap jadi perempuan hina yang melanggar moralitas

2. Ia dianggap penghalang bagi Gwan Sik oleh keluarga Yang, padahal Ae Sun tidak melakukan apapun. Justru Gwan Sik yang mengejar cintanya

3. Ae Sun juga dilarang jadi ketua kelas, dianggap perempuan tidak pantas menjadi pemimpin meskipun ia mendapat banyak suara

4. Tidak ada yang mendukung pendidikan kuliah Ae Sun, masyarakat Jeju masa itu menganggap pendidikan hanya penting untuk laki-laki

5. Sementara perempuan hanya terbatas untuk menjadi hanyeo atau menikah dengan orang kaya untuk menanggung hidupnya

6. Ae Sun hidup dalam masyarakat yang meyakini bahwa perempuan tidak boleh menaiki kapal karena dianggap membawa kesialan, padahal ia sendiri yang membelinya

7. Hidup Ae Sun dipenuhi orang-orang misoginis yang merendahkan perempuan hanya karena gendernya, membuat gerak perempuan lantas terbatas

Isu misogini ini terjadi di berbagai masyarakat di belahan dunia, When Life Gives You Tangerines menggambarkan dengan jelas bagaimana isu ini menjadi permasalahan di masyarakat Jeju pada 1960-an. Meskipun sudah lama berlalu, apakah ketidakadilan yang dialami Ae Sun masih terjadi di dunia nyata saat ini?