Kenapa Dampak Perceraian Bisa Meluas di The Divorce Insurance?

Jika dilihat dari jarak jauh, perceraian hanya melibatkan 2 orang saja, yaitu suami dan istri. Namun, drakor The Divorce Insurance (2025) berhasil menggambarkan secara detail mengenai hubungan antara perceraian dengan psikologis banyak orang yang terlibat. Kenyataannya, perceraian gak semata-mata terjadi secara cepat dan instan.
Banyak faktor yang mengakibatkan perceraian terjadi, lho. Bahkan, prosesnya juga terbentuk sejak suami atau istri tumbuh dan berperan di sebuah keluarga. Salah satunya dialami oleh Noh Ki Jun (Lee Dong Wook).
Ki Jun telah menikah dan bercerai sebanyak tiga kali. Belum diketahui penyebabnya, namun dia sadar jika perceraian bisa berdampak gak hanya para pembina rumah tangga saja. Noh Ki Jun beranggapan jika perceraian akan berimbas pada anak, orangtua, bahkan saudara, lho. Lalu, kenapa dampak perceraian bisa meluas menurut Noh Ki Jun di drakor The Divorce Insurance?
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Perceraian akan mengguncang finansial seseorang

Saat menikah, seseorang bisa jadi lebih hemat dalam biaya hidup dan sewa tempat tinggal. Ketika perceraian datang, seseorang harus memikirkan sewa rumah dan biaya hidup sendiri. Mereka juga harus membayar biaya alimentasi pada pengadilan.
Kondisi ini membuat finansial seseorang bisa cukup terguncang. Saat menikah, mereka bisa saling bantu meringankan beban finansial dengan memikirkan bersama. Namun, saat berpisah, setiap orang seakan punya beban sendiri dalam memikirkan finansial pribadi.
Belum lagi, perceraian gak bisa direncanakan jauh-jauh hari seperti pernikahan. Kondisi finansial setiap orang juga cukup berbeda. Hal ini bisa jadi meluas jika mereka punya ikatan tersendiri dengan keluarga mertua atau saudara ipar.
2. Perceraian bisa juga berimbas pada banyak pihak

Jika banyak orang beranggapan perceraian hanya melibatkan pihak suami dan istri, bisa jadi pendapat tersebut gak sepenuhnya benar. Banyak faktor yang bisa membuat resiko perceraian semakin membesar. Salah satunya adalah ketika pasangan tersebut telah memiliki anak.
Bagi anak, perceraian kedua orangtuanya bisa jadi momen buruk dalam hidup mereka. Ketika bercerai, hidup anak gak hanya bergantung secara finansial saja. Mereka juga harus berperang melawan setiap kondisi yang menggempur kesehatan mental masing-masing.
Selain itu, ketika perceraian terjadi saat anak dewasa, beban finansial bisa jadi beralih ke pundak anak. Hal ini bisa saja muncul sebuah masalah ketika salah satu orangtua mereka gak bisa hidup mandiri. Makanya, banyak orangtua bahkan anak yang tertarik dengan promosi asuransi perceraian tim Noh Ki Jun.
3. Perceraian masih menjadi stigma negatif di masyarakat Korea Selatan

Masyarakat Korea Selatan banyak yang memutuskan gak menikah meskipun di usia matang. Namun, mereka gak membebankan persepsi negatif terhadap fenomena tersebut. Akan tetapi, perceraian justru punya stigma buruk di kalangan masyarakat.
Banyak orang yang terus mempertanyakan alasan perceraian tersebut. Kenyataannya, perceraian juga dilakukan untuk mencari sebuah kebahagiaan. Bagi tim Noh Ki Jun, perceraian bukan hal tabu untuk dibahas. Mereka bahkan mempersiapkan berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan dalam klausula asuransi tersebut.
Namun, bagi orangtua bahkan calon mempelai masih menganggap perceraian merupakan stase hidup yang wajib dihindari. Kenyataannya, permasalahan dalam pernikahan itu terlalu kompleks untuk dihadapi. Bisa jadi perceraian juga salah satu solusi yang harus dihadapi oleh pasangan.
Dengan kata lain, perceraian bukan berarti pernikahan yang gagal. Justru, ini merupakan cara agar setiap individu bisa menikmati kehidupan mereka dengan tenang. Menurutmu, apakah dampak perceraian di atas bisa diminimalkan efeknya?