Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kritik terhadap Cerita Typhoon Family, Gak Sesuai Ekspektasi?

Lee Junho dan Kim Min Ha di Typhoon Family
Lee Junho dan Kim Min Ha di Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Typhoon Family sukses menjadi salah satu drakor terpopuler di paruh kedua 2025. Dibintangi Lee Junho, drakor ini mengisahkan karakter Kang Tae Poong yang hidupnya gedebag gedebug sebagai CEO pemula yang ingin menyelamatkan perusahaan ayahnya dari kebangkrutan.

Drakor berlatar pada krisis ekonomi tahun 1997-1998 menuai beragam respon. Di satu sisi, ada yang memuji jalinan cerita drakor ini realistis. Namun, ada juga kritikan yang menyebut drakor ini tidak sesuai ekspektasi. Berikut ini enam kritik terhadap cerita drakor Typhoon Family. Apa saja?

1. Kang Tae Poong terus-menerus kalah dan gagal

Lee Junho, Kim Min Ha, dan Lee Chang Hoon di Typhoon Family
Lee Junho, Kim Min Ha, dan Lee Chang Hoon di Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Drakor Typhoon Family membahas kisah jatuh bangun Kang Tae Poong sebagai CEO baru Typhoon Trading yang hampir bangkrut. Ia menghadapi situasi sulit sebab perusahaannya ini hanya tinggal nama yang tidak punya uang, pegawai, atau barang untuk dijual. Masalahnya, ia terus-menerus dikisahkan mengalami berbagai kegagalan dan kekalahan menyakitkan.

Selain gagal karena ia masih belum berpengalaman, Kang Tae Poong juga menghadapi situasi tragis yang bukan kesalahannya. Misalnya, di episode 10, ratusan helm yang hendak dijualnya di Thailand berakhir rusak. Di episode 12, ia sudah berhasil menang tender, tapi barangnya dibakar orang.

Keberhasilan yang pernah dialami Kang Tae Poong dikritik tidak sebanding dengan kesulitan yang ia hadapi. Selain itu, sebagian penonton berharap bisa menyaksikan kebangkitan drastis Kang Tae Poong dalam bisnisnya. Namun, alurnya dianggap lambat untuk menunjukkan momen sukses Kang Tae Poong.

2. Kasus dan penyelesaiannya terasa redundan

Lee Junho dan Lee Chang Hoon di Typhoon Family
Lee Junho dan Lee Chang Hoon di Typhoon Family (dok. tvN/Typhoon Family)

Dalam drakor ini, ada beberapa kasus atau masalah terjadi yang berkaitan dengan barang yang akan dijual Kang Tae Poong. Mulai dari gulungan kain Italia, sepatu pengaman Shoe Park, helm, sarung tangan bedah, hingga CCTV dengan sensor gerak.

Plot mengenai munculnya kasus beserta penyelesaiannya dikritik terasa redundan sehingga cerita jadi minim kejutan dan berpotensi membuat bosan. Alurnya seperti ini, Kang Tae Poong memilih barang untuk dijual lalu terjadi masalah besar di mana benda-benda ini disabotase, direbut, atau dirusak.

3. Fokus cerita terasa lebih dominan pada romansa

Kim Min Ha dan Lee Junho di Typhoon Family
Kim Min Ha dan Lee Junho di Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Paruh kedua drakor Typhoon Family memecah penonton menjadi dua kubu. Pertama, yang suka akan plot romansa antara Kang Tae Poong dan Oh Mi Seon (Kim Min Ha) yang semakin manis seiring berjalannya episode. Sementara ada juga yang menilai plot cerita terlalu bergeser ke arah romance daripada proses kebangkitan Kang Tae Poong dalam berbisnis.

4. Konflik cerita kurang mengulik tantangan global krisis IMF

cuplikan drama Typhoon Family
cuplikan drama Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Cerita drakor ini berlatar pada saat krisis ekonomi 1997 terjadi. Banyak elemen dan konflik cerita membahas hal ini. Khususnya, di bagian paruh pertama cerita. Sayangnya, mendekati ending, konflik mengenai krisis ekonomi ini kurang dieksplorasi lebih dalam.

Masalah yang dihadapi Kang Tae Poong bukan lagi kendala akibat krisis ekonomi global, melainkan disebabkan dendam pribadi tokoh villain terhadapnya. Selain itu, kesuksesan final Kang Tae Poong kemungkinan bukan karena murni hasil kerja keras. Namun, juga pengaruh warisan tersembunyi dari mendiang sang ayah.

5. Tokoh villain dinilai overpower

Mu Jin Sung di Typhoon Family
Mu Jin Sung di Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Karakter villain utama drakor ini adalah Pyo Hyun Jun (Mu Jin Sung). Karena iri dan dengki, ia terus mengganggu Kang Tae Poong. Ia menyabotase pengiriman sepatu pengaman Shoe Park. Juga membakar sarung tangan bedah yang siap dikirim sampai Oh Mi Seon hampir tewas.

Kejahatan Pyo Hyun Jun tak termaafkan. Namun, sosoknya digambarkan terlalu overpower hanya karena ia kaya. Hingga mendekati ending, ia belum merasakan karma atau kejatuhan fatal. Bahkan di preview dua episode terakhir, ia kembali berulah dan membuat Kang Tae Poong serta Typhoon Trading dalam bahaya.

6. Momen Bae Song Jung di Malaysia diprotes kurang akurat

Lee Sang Jin di Typhoon Family
Lee Sang Jin di Typhoon Family (x.com/CJnDrama)

Di episode 11, Bae Song Jung (Lee Sang Jin) dikisahkan dikirim pergi ke pabrik di Malaysia untuk membeli ribuan sarung tangan bedah untuk proyek dengan instansi Jasa Pengadaan Umum. Namun, adegan ini menuai protes sebab penggambaran Negeri Jiran, terutama di era 1990an, dianggap kurang akurat.

Alur yang dinilai lambat, kemalangan Kang Tae Poong yang terlalu bertubi-tubi dan jarang menang, hingga masalah mengenai barang yang dijual Typhoon Trading terasa redundan menjadi beberapa kritik terhadap cerita Typhoon Family. Di sisi lain, drakor ini bersiap merilis episode terakhir pada Minggu (30/11/2025). Akan seperti apa ending-nya nanti?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Korea

See More

5 Sisi Kepribadian Do Ki yang Jarang Disadari di Taxi Driver 3

26 Nov 2025, 13:01 WIBKorea