Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Luka Inner Child Yu Mi Ji di Drakor Our Unwritten Seoul

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Luka masa kecil kerap tersembunyi di balik pencapaian dan sikap dewasa seseorang. Dalam drama Korea Our Unwritten Seoul, karakter Yu Mi Ji (Park Bo Young) tampil sebagai sosok yang tenang. Namun, sejumlah adegan emosional mengungkap sisi lain dari dirinya, yakni seorang anak yang tumbuh dalam tekanan dan minim ruang untuk menjadi diri sendiri.

Potret inner child ini divisualisasikan lewat kilas balik yang tajam. Setiap momen menyakitkan menyiratkan bahwa luka batin masa lalu turut memengaruhi perilaku dan respons emosional Mi Ji di masa kini. Berikut lima momen luka inner child Yu Mi Ji di Our Unwritten Seoul.

1. Diabaikan oleh keluarga, teman, dan orang sekitar

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Dalam sebuah pertemuan kantor, Yu Mi Ji yang saat itu bahkan menggantikan posisi Yu Mi Rae masih harus mengalami rasanya diabaikan. Adapun ketika dia menghadapi kliennya, meski mereka perlahan cukup dekat, tapi pada awalnya dia juga melewati perasaan itu.

Hal itu bukan cuma soal sakit hati karena diabaikan orang, melainkan luka inner child yang kembali muncul di permukaan. Selama ini Mi Ji tumbuh dengan banyak luka, termasuk diabaikan ibu, kembaran, dan teman-temannya. Semakin melukai hatinya karena semua itu terjadi saat dia dipaksa memutus mimpinya sebagai atlet.

2. Refleksi luka ditolak berulang kali

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Yu Mi Ji melewati penolakan yang bisa dibilang tidak sedikit. Kilas balik memperlihatkan momen di mana Mi Ji menyatakan ingin tetap mengikuti kompetisi lari usai cedera parah, lalu segera ditegur karena dianggap tidak logis.

Dalam situasi kerja, Mi Ji juga ditolak berkali-kali oleh kliennya. Penolakan itu membentuk narasi internal bahwa pendapatnya sama sekali tidak berharga. Momen ini menegaskan pentingnya validasi sejak dini dalam proses tumbuh kembang emosional.

3. Luka identitas yang tidak diakui

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Yu Mi Ji memiliki saudari kembar yang dianggap lebih berhasil oleh keluarganya. Dalam salah satu adegan keluarga, ibunya secara terbuka memuji Mi Rae yang bekerja di Seoul dan menyindir Mi Ji tidak mau keluar dari zona nyamannya.

Meskipun tidak membalas sepatah kata pun ucapan ibunya, ekspresi Mi Ji jelas menunjukkan luka yang dalam. Rasa tidak cukup ini berkembang menjadi beban psikologis yang berat. Hingga ia tumbuh dengan identitas yang selalu berada di bayang-bayang orang.

4. Enggan mengutarakan perasaannya

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Ada momen ketika Yu Mi Ji ingin mengutarakan isi hatinya kepada orang yang dia kagumi, namun ia hanya menarik napas panjang dan melupakan. Respon ini familiar bagi penonton yang tumbuh dalam lingkungan yang membungkam ekspresi emosional.

Trauma dibungkam orang terdekat membentuk persepsi bahwa suara dan perasaannya tidak penting. Sebagai orang dewasa, ia sulit mengekspresikan kebutuhan emosionalnya. Ini menunjukkan pengalaman masa kecil yang menekan bisa menciptakan ketidakmampuan untuk menjalin komunikasi yang sehat.

5. Perfeksionisme jadi mekamisme bertahan

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Yu Mi Ji dikenal sebagai pekerja keras, konsisten, dan selalu memberikan hasil terbaik. Sekalipun pekerjaannya menjadi hal remeh di mata keluarga sendiri. Di balik perfeksionismenya, tersimpan kecemasan mendalam akan kegagalan. Dia takut gagal setelah dulu pernah gagal jadi atlet.

Ketika satu kesalahan kecil terjadi dalam pekerjaan, ia langsung panik dan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Drama ini secara akurat menggambarkan bagaimana perfeksionisme seringkali bukan berasal dari ambisi, tapi dari rasa takut tidak dicintai jika gagal.

Karakter Yu Mi Ji dalam Our Unwritten Seoul menawarkan potret realistis tentang bagaimana luka masa kecil bisa membentuk karakter dan pola interaksi seseorang di masa dewasa. Inner child yang terluka bukan sekadar simbol, melainkan realitas emosional yang hidup dan berpengaruh. Ini jadi pengingat bahwa luka inner child bisa hadir kembali dalam berbagai bentuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us