Mengapa Pangeran Je Un Tidak Boleh Kembali ke Istana di Moon River?
- Keluarga kerajaan terlibat dalam pelengseran Pangeran Je Un dari posisi putra mahkota
- Rasa takut dengan kemungkinan balas dendam dari Pangeran Je Un
- Bisa merusak rencana suksesi yang telah disiapkan
Lee Un alias Pangeran Agung Je Un (Lee Sin Young) jadi salah satu karakter dengan kehidupan yang malang dalam drakor Moon River. Hidupnya dari luar memang terlihat tanpa beban. Namun, luka akibat peristiwa masa lalu masih belum sembuh sepenuhnya.
Pangeran Je Un dulu adalah putra mahkota Joseon. Hidupnya jadi berubah total karena fitnah dari orang dalam istana pada ibunya, Ratu Jangjeong. Masalah tersebut juga membuat Lee Un dilengserkan dari jabatan putra mahkota lalu diasingkan di Kuil Sinjusa.
Meski sudah diasingkan, eksistensi Pangeran Je Un masih saja diwaspadai oleh pihak-pihak yang ingin menguasai kerajaan. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk mencegah Pangeran Je Un kembali ke istana. Mengapa bisa demikian?
1. Keluarga kerajaan terlibat dalam pelengseran Pangeran Je Un dari posisi putra mahkota
Kematian Ratu Jangjeon penuh dengan konspirasi. Ia disebut telah melakukan perselingkuhan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Tidak ada satu pun orang yang memihak sang ratu sampai akhir. Hukuman minum racun pun tak dapat dihindari.
Lee Un yang masih sangat kecil tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan ibunya. Permohonannya kepada sang ayah sekaligus raja Joseon untuk membersihkan nama ibunya pun tidak diindahkan. Sebagai akibatnya, jabatan Lee Un sebagai putra mahkota dicabut dan ia juga diusir dari istana.
Dalang dari peristiwa tersebut tidak lain adalah ibu sang raja yang sekarang dikenal sebagai Janda Ratu Han (Nam Gi Ae). Ia memang tidak menyukai ibu kandung Lee Un sejak lama. Oleh karena itulah Janda Ratu Han menggunakan cara licik untuk melengserkan Ratu Jangjeong agar bisa menempatkan orangnya ke posisi ratu dan putra mahkota.
2. Rasa takut dengan kemungkinan balas dendam dari Pangeran Je Un
Pangeran Je Un selama ini tidak pernah mengganggu urusan istana dan hidup dengan tenang di pengasingan. Usai insiden yang merenggut nyawa ibunya, ia tidak pernah peduli dengan kerajaan. Niat balas dendam pun tidak ada di dalam dirinya.
Meskipun faktanya seperti itu, musuh tetap saja mewaspadai pergerakan Pangeran Je Un. Mereka tidak mau kecolongan dengan bersikap lengah terhadapnya. Ia dianggap sebagai ancaman yang tidak bisa ditebak. Musuh belum tahu kalau Putra Mahkotalah yang sebenarnya ingin melancarkan balas dendam, sementara Pangeran Je Un hanya membantunya.
3. Bisa merusak rencana suksesi yang telah disiapkan
Pangeran Je Un merupakan putra sulung sah raja terdahulu dengan Ratu Jangjeong. Posisinya sebagai putra mahkota dulu digantikan oleh putra salah satu selir raja. Namun, anak itu meninggal secara misterius bersamaan dengan sang raja.
Sekarang kerajaan dipimpin kakak tiri raja terdahulu yaitu Raja Geumseonggun (Kim Nam Hee) dan Putra Mahkota Lee Gang. Namun, kekuasaan sebenarnya dipegang oleh Kim Han Chul (Jin Goo), Penasihat Negara Kiri. Kim Han Chul bermimpi jadi ayah mertua raja dan telah membuat rencana agar putrinya menikahi Lee Gang yang saat ini belum memiliki keturunan.
Dengan tidak adanya ahli waris dari Putra Mahkota Lee Gang saat ini, ia mewaspadai Pangeran Je Un karena rencananya bisa gagal. Jika Raja Geumseonggun dan Putra Mahkota Lee Gang mendadak meninggal dunia, maka sudah sepantasnya Pangeran Je Un yang mengambil alih kekuasaan. Sebab, hanya dirinya yang tersisa dalam garis keturunan kerajaan.
Tiga alasan tersebut menyebabkan kembalinya Pangeran Je Un selalu dihalangi di drakor Moon River. Bahkan Pangeran Je Un hampir difitnah sama seperti yang terjadi pada ibunya. Untung saja Putra Mahkota Lee Gang berada di pihaknya dan menyelamatkan Pangeran Je Un dari kelicikan Kim Han Chul.
