Apa Motivasi Jae Yeong Menghabisi Ayah Kandungnya di Drakor Karma?

Park Jae Yeong (Lee Hee Jun) tega menyuruh orang untuk menabrak Park Dong Sik (Choi Hong Il), ayah kandungnya sendiri dengan sengaja hingga tewas. Park Jae Yeong bahkan bersandiwara dengan berpura-pura menangis di pemakaman sang ayah.
Karena sandiwaranya tersebut, ia sukses menarik simpati pihak kepolisian yang sedang menyelidiki kasus tabrak lari yang dialami ayahnya itu. Park Jae Yeong sebetulnya tampak tak miliki penyesalan apapun saat melihat mayat sang ayah sudah tak bernyawa.
Kiranya apa motivasi Park Jae Yeong menghabisi ayah kandungnya sendiri dalam drakor Karma? Keep scrolling!
1. Jae Yeong mengincar klaim asuransi kecelakaan lalu lintas milik ayahnya senilai 500 juta

Saat datang ke rumah ayahnya setelah sekian lama, Jae Yeong tanpa sengaja melihat dokumen milik ayahnya. Dokumen itu adalah salah satu asuransi yang didaftarkan ayahnya. Dokumen tersebut juga berisi informasi mengenai jumlah klaim asuransi yang dimiliki ayahnya selama ini.
Dong Sik rupanya sudah 10 tahun rutin membayar biaya asuransi untuk kecelakaan lalu lintas. Jika sang ayah tewas dalam kecelakaan lalu lintas, maka pihak penerima akan mendapatkan klaim senilai 500 juta.
Saat mengetahui fakta tersebut Jae Yeong segera memiliki niat jahat. Jae Yeong tak ragu memikirkan rencana jahat untuk menghabisi ayahnya sendiri, demi mengincar dana bernilai fantastis itu. Bukan tanpa sebab, Jae Yeong memikirkan rencana jahat untuk menghabisi ayahnya itu karena sedang terdesak keadaan.
2. Jae Yeong terlilit hutang kepada rentenir sebesar 130 juta

Usut punya usut, alasan mengapa Jae Yeong dengan tega memiliki niat jahat untuk menyabotase kematian ayahnya itu, karena ia sedang didesak oleh utang-utangnya. Jae Yeong hanya tinggal memiliki waktu 30 hari untuk bisa melunasi hutangnya sebesar 130 juta.
Jika dalam waktu 30 hari, Jae Yeong gagal mengumpulkan uang untuk melunasi hutang-hutangnya itu, maka ia harus menyerahkan organ-organnya. Karena sudah terdesak dan merasa buntu, Jae Yeong merasa tergiur saat melihat nilai klaim asuransi milik ayahnya.
Karena hal tersebut Jae Yeong segera menyusun rencana untuk menyabotase kematian ayahnya, agar terlihat seperti kecelakaan lalu lintas, sehingga ia bisa mengklaim asuransinya.
3. Jae Yeong menyuruh orang untuk diam-diam menabrak ayahnya di gang kosong

Karena sudah merasa terdesak, Jae Yeong mau tak mau harus membuat rencana jahat untuk menghabisi ayahnya sendiri. Mendapat ide, Jae Yeong berencana memanfaatkan sebuah gang kecil di dekat halaman rumah ayahnya yang tak memiliki kamera CCTV sebagai tempat eksekusi. Jae Yeong menyuruh salah seorang teman kerjanya, Gil Ryong sebagai eksekutor yang akan menabrak ayahnya itu.
Di hari kejadian, Jae Yeong sengaja membuat alibinya sendiri agar tak dicurigai, nih. Jae Yeong sengaja menghabiskan waktu berdua bersama temannya yang lain sebagai saksi. Setelahnya, Jae Yeong juga membuat rangkaian kegiatan sebagai alibinya. Ia pergi ke tempat karaoke hingga ke restaurant cepat saji untuk membuat alibi palsunya.
Terdesak oleh hutang besarnya kepada rentenir jadi motivasi utama Park Jae Yeong menghabisi Park Dong Sik, ayah kandungnya sendiri demi bisa klaim asuransi. Tak berjalan sesuai rencananya, rupanya ada banyak variabel yang merusak rencanannya itu.
Jadi yang paling tak terduga, sang ayah rupanya telah mengubah namanya sebagai pihak penerima klaim asuransi. Klaim asuransi juga dipindah namakan untuk sebuah gereja tempat ayahnya biasa beribadah.
Park Jae Yeong berakhir gagal mendapat klaim asuransi itu. Ia justru berakhir tewas secara naas dengan dibakar hidup-hidup oleh seorang buronan kasus pembunuhan. Apakah itu karma atas niat jahat yang ia miliki pada ayahnya sendiri? Bagaimana menurutmu?