Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Exhuma (2024) merupakan film Korea bertema okultisme yang dibintangi Kim Go Eun, Lee Do Hyun, Choi Min Sik, dan Yoo Hae Jin. Ini mengisahkan kelompok dukun dan ahli fengshui yang berusaha mengungkap teror misterius dalam sebuah keluarga konglomerat. Diketahui, terdapat panggilan dari dalam kuburan leluhur yang meminta makamnya dipindahkan.

Nahasnya, siluman berwujud jenderal Jepang yang berbahaya tanpa sengaja bangkit hingga mengancam nyawa para dukun. Kalau kamu masih bingung dengan back story siluman tersebut, yuk, simak teori-teori film Exhuma yang populer di kalangan penonton. 

Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.

1. Jepang diyakini menggunakan kekuatan supranatural untuk melemahkan Korea. Salah satunya dilakukan oleh biksu Gisune

still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Diceritakan dalam film Exhuma, gak cuma ahli dalam senjata militer, Jepang juga memanfaatkan kekuatan supranatural untuk mengalahkan Korea dalam perang. Mereka memiliki kelompok dukun yang berperan penting selama masa invasi di Semenanjung Korea. Salah satunya adalah biksu Gisune.

Biksu Gisune yang juga dikenal sebagai Peramal Murayama merupakan dukun super sakti. Namanya pun sudah santer diperbincangkan sampai ke seluruh penjuru Korea. Beberapa leluhur memanggilnya sebagai siluman rubah karena energinya yang tidak seperti manusia biasa. Menurut mitos yang beredar, siluman rubah dari Jepang memang dikenal licik dan manipulatif.

2. Di sisi lain, ada sosok oni dewa perang yang terlibat dalam Pertempuran Sekigahara

still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Jauh sebelum itu, terdapat makhluk bernama oni atau entitas supranatural dalam mitologi Jepang yang mengaku sebagai dewa perang di Pertempuran Sekigahara tahun 1600-an. Sosok oni ini merupakan entitas di dalam peti vertikal yang dibongkar di film Exhuma.  Ia mengaku menjadi dewa setelah membunuh lebih dari 10.000 orang dalam hidupnya.

Diperkirakan, oni tersebut merupakan contoh iblis pemeluk Buddha. Buktinya, ia tampak menghormati pagoda Buddha di Kuil Boguksa. Ia pun menghafal Sutra Intan Buddha yang merupakan ayat untuk mengusir penderitaan, termasuk hal buruk dari entitas gaib. Hal ini yang bikin oni dewa perang tak menyerang tato ayat di tubuh Bong Gil (Lee Do Hyun), tapi menerobos bagian yang tidak dilindungi tato.

Sementara itu, Hwa Rim (Kim Go Eun) sendiri mengatakan bahwa entitas tersebut bukan berasal dari manusia atau hewan, melainkan perpaduan keduanya. Jika ditilik lagi, ia memiliki bagian tubuh lengkap beserta bayangannya sehingga penyebutan siluman atau iblis lebih pas untuk oni dewa perang tersebut.

3. Biksu Gisune memanfaatkan oni sebagai senjata supranatural

still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Perang berakhir dengan kegagalan Jepang menaklukkan Semenanjung Korea. Kala itu, para aktivis Jepang menanam pasak besi di Semenanjung Korea. Tujuannya adalah supaya tanah tersebut tidak lagi subur hingga mempengaruhi kesejahteraan penduduknya. Salah satu pasak besi yang dikubur berupa siluman yang ditugaskan Gisune menjaga tanah jajahan. Gak heran, kalau sosoknya akan selalu kembali ke tempat yang seharusnya dijaga.

Gisune mengadakan ritual dengan memasukkan pasak besi besar ke tubuh oni dewa perang. Ia pun membacakan mantra untuk menghidupkannya kembali. Lantas, Gisune mengubur oni tersebut dengan posisi vertikal layaknya pasak besi pada umumnya. Posisi tersebut tepat berada di titik koordinat pinggang harimau yang merupakan perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Diketahui, Semenanjung Korea yang terkenal sebagai habitat harimau siberia memiliki bentuk yang mirip dengan harimau. Gak heran, kalau Semenanjung Korea sering kali dijuluki sebagai Negeri Harimau.

Sementara itu, letak koordinat pinggang harimau yang dimaksud Gisune tepat berada di daerah Demiliterisasi Korea. Menurut pembacaan fengshui, wilayah ini tak cukup baik, ditambah lagi dengan kutukan yang ditanam oleh Gisune. Inilah yang dipercaya Sang Deok (Choi Min Sik) sebagai sumber perpecahan Korea di film Exhuma

4. Hubungan antara siluman Jepang dengan keluarga Park

still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Oni dewa perang tersegel untuk menjaga pinggang harimau sejak bertahun-tahun silam. Setelah berakhirnya Perang Korea-Jepang, para aktivis Korea banyak berburu pasak besi demi terbebas sepenuhnya dari jeratan penjajah. Termasuk pasak besi yang ditanam oleh Gisune. Sayangnya, sekelompok pencari pasak besi itu selalu berakhir menghilang atau bahkan tewas setelah perburuan tersebut.

Gisune yang licik mencari cara supaya pasaknya tak diusik kembali. Ia memanfaatkan keluarga Park. Kakek buyutnya, yaitu Park Geun Hyun (Jeon Jin Ki) dikenal sebagai pengkhianat Korea karena memihak pada Kekaisaran Jepang. Bahkan, leluhur keluarga Park sampai menjual tanah Korea kepada pihak lawan demi keuntungan pribadinya. Hal tersebut yang bikin jasad sang leluhur tidak diterima pemerintahan untuk dimakamkan di tanah Korea.

Lantas, Gisune sebagai biksu kepercayaan keluarga Park pun menyarankan agar kuburan sang leluhur dipindah ke koordinat pinggang harimau. Lokasi ini berada tepat di atas makam vertikal si pasak besi sehingga terjadi pemakaman ganda.

Gisune berdalih bahwa lokasi tersebut bagus. Padahal sebenarnya ia punya niat terselubung, yaitu agar para aktivis berhenti mencari pasak besi milik Gisune. Toh, yang mereka ketahui, makam tesebut merupakan kuburan keluarga terpandang yang dilindungi.

5. Oni dewa perang bangkit setelah pembongkaran makam

still cuts film Exhuma (instagram.com/showbox.movie)

Setelah makam kakek buyutnya direlokasi di tempat yang disarankan Gisune, ternyata keluarga Park yang menerima teror berkelanjutan. Cucunya, Park Ji Yong (Kim Jae Cheol) meminta Hwa Rim untuk membongkar makamnya. Namun terjadilah insiden fatal. Roh kakek buyut itu keluar dan membunuh dua generasi keturunannya sebelum akhirnya dikremasi.

Kemudian, salah satu penggali makam malah membunuh ular berkepala perempuan di lokasi pemakaman tersebut. Dalam mitologi Jepang, ular tersebut mirip dengan makhluk mitologi bernama nure onna. Makhluk ini rupanya menjadi segel oni dewa perang yang menjaga pasak besi di bawah makam itu. Ketika segelnya rusak atau bahkan mati, oni dewa perang bisa bangkit dengan menyebar teror ke setiap manusia yang ditemuinya.

Setelah sang penggali makam kehilangan nyawa, Sang Deok kembali ke lokasi kuburan keluarga Park. Di sana, ia mencari lebih dalam lagi hingga menemukan makam vertikal yang akhirnya diketahui sebagai oni dewa perang alias si pasak besi milik Gisune.

Sang Deuk mulai menyusun sejumlah petunjuk yang diketahui, salah satunya dari Park Geun Hyeon yang mengatakan rubah menggigit pinggang harimau. Ia juga menghubungkan kisah para pencari pasak besi yang merupakan informasi dari biksu di Kuil Boguksa. Terlebih, Hwa Rim juga pernah mengaitkan Gisune dengan sosok siluman rubah dari Jepang.

Dari penjelasan tersebut, apakah pertanyaan yang bikin kamu penasaran telah terjawab? Exhuma bukanlah film horor biasa. Film tersebut mampu menggabungkan okultisme, sejarah, hingga urban legend yang beredar di masyarakat dengan alur yang sangat mulus. Gak heran, jika popularitasnya terus meningkatkan hingga sejumlah teori ramai diperbincangkan para penonton. Jadi, apakah kamu sudah nonton?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team