Penjelasan Teori Pasak Besi dan Jenderal Jepang di Film Exhuma

Exhuma terus memecahkan rekor dunia perfilman Korea Selatan. Proyek layar lebar pertama Lee Do Hyun tersebut tercatat sudah meraih 6 juta penonton dalam 11 hari penayangan. Bahkan film ini berhasil melampaui rekor yang sebelumnya dipegang The Outlaws 2 (2022).
Film ini kental akan tradisi dan sejarah Korea Selatan. Itulah kenapa, tak sedikit penonton Indonesia yang kebingungan setelah keluar dari bioskop. Salah satu hal yang menimbulkan pertanyaan adalah pasak besi yang terus disebutkan di Exhuma, terutama menjelang babak akhir film tersebut.
Nah, berikut ini penjelasan teori pasak besi beserta siluman jenderal Jepang di film Exhuma. Kenapa pasak besi itu ditanam di pemakaman dan apa hubungannya dengan siluman jenderal serta peti mati pertama? Simak penjelasan teori film Exhuma di bawah ini!
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Awal mula cerita pasak besi, siluman jenderal Jepang, dan biksu Gisune di Exhuma

Exhuma menceritakan empat karakter utamanya menghadapi misteri di balik makam seorang pejabat tinggi Korea Selatan, Park Geun Hyun. Keluarganya terus diganggu makhluk halus dan akhirnya konsultasi dengan dua dukun populer, Hwa Rim (Kim Go Eun) dan Bong Gil (Lee Do Hyun).
Hwa Rim dan Bong Gil meminta tolong Kim Sang Deok (Choi Min Sik), seorang ahli fengshui untuk relokasi makam. Kim Sang Deok awalnya menolak karena menurutnya lokasi itu buruk dan akan membawa petaka. Ia bertanya-tanya kenapa pejabat tinggi dimakamkan di lokasi yang buruk, yaitu gunung dekat perbatasan Korea Utara.
Terungkap bahwa ternyata selain berada di tempat yang buruk, ada makam lain di bawah peti mati leluhur keluarga Park. Keanehan lainnya adalah peti di bawah makam pejabat itu berada dalam posisi vertikal, sangat besar, dan dililit kawat berduri.
Empat orang yang terlibat dalam penggalian, yaitu Hwa Rim, Bong Gil, Sang Deok, dan Yong Geun (Yoo Hae Jin) akhirnya menemukan bahwa sosok di dalam peti misterius itu adalah siluman jenderal Jepang. Ia melindungi sebuah pasak besi yang ditanamkan oleh biksu Jepang bernama Gisune atau Murayama.
2. Di kenyataan, banyak orang Korea percaya bahwa Jepang menancapkan pasak besi di sebuah pegunungan sebagai invasi fengshui

Perlu diketahui bahwa Korea Selatan mengalami penjajahan Jepang pada tahun 1910 hingga 1945. Di akhir masa kekuasaannya, beredar rumor bahwa Jepang menancapkan pasak besi di area pegunungan Korea sebagai bentuk invasi fengshui.
Penjajah asal Jepang percaya bahwa pasak besi itu akan membawa kesialan, kutukan, serta energi negatif pada Korea. Pasak besi itu juga menandai bahwa wilayah tersebut tetap milik Jepang.
Rumor ini sangat santer di kalangan masyarakat Korea Selatan. Bahkan banyak orang berusaha mencarinya. Tak sedikit pula yang meyakini bahwa pasak itulah yang membuat daratan Korea terpisah jadi Korea Utara dan Selatan. Akan tetapi, pasak besi ini masih jadi rumor hingga sekarang, karena tidak ada yang bisa membuktikan di mana letaknya dan tak ada yang menemukannya.
Kepercayaan di kalangan masyarakat inilah yang ingin diusung oleh film Exhuma. Itulah kenapa, saat menemukan fakta bahwa ada pasak besi di bawah lokasi pemakaman, ahli fengshui Kim Sang Deok sangat khawatir. Ia takut pasak besi itu akan terus membawa kutukan, seperti yang dialami keluarga Park.
3. Roh Park Geun Hyun memberi tahu Kim Sang Deok tentang keberadaan pasak besi

Kembali ke film Exhuma, Kim Sang Deok mengetahui fakta tentang pasak besi itu dari penelusurannya sendiri. Ia mencari jejak sejarah di kuil dan akhirnya teringat kata-kata terakhir roh Park Geun Hyun sebelum dikremasi. Saat merasuki cucunya, ia mengatakan, "Rubah itu menggigit harimau di pinggangnya."
Ternyata, masyarakat setempat percaya bahwa daratan Korea diibaratkan sebagai harimau. Sementara itu, rubah itu merujuk pada biksu Gisune yang sebenarnya adalah siluman rubah. Jadi maksudnya adalah biksu Gisune "melukai" daratan Korea dengan menancapkan pasak besi di area lekukan, perbatasan antara Korea Selatan dan Utara. Atau dalam konteks ini, tepat di lokasi pemakaman si pejabat Park Geun Hyun.
Sebagai tambahan, poster Exhuma di atas punya kaitan dengan teori ini. Langit di poster itu membentuk semenanjung Korea atau yang sering dijuluki sebagai "harimau". Bagian "pinggang harimau" yang dimaksud oleh roh Park Geun Hyun terletak di atas tulisan yang ada di langit atau di sebelah kiri bahu Choi Min Sik.
4. Siapa sosok jenderal Jepang yang menjaga pasak besi?

Pasak besi itu ditanamkan sangat dalam di bawah tanah. Karena memegang peran penting sebagai bentuk invasi fengshui, gak heran jika biksu Gisune mengutus "seseorang" untuk menjaganya. Ia adalah jenderal terakhir yang menandai kekalahan tentara Jepang.
Jenderal tersebut mengaku telah membunuh puluhan ribu orang. Namun ia kalah dan akhirnya diberi hukuman untuk menjaga pasak besi itu. Ia dieksekusi mati, kemudian diubah menjadi siluman oleh biksu Gisune agar bisa melindungi pasak itu secara fisik. Hal ini tak bisa dilakukannya jika ia berwujud roh atau hantu.
Namun satu hal yang tak diketahui Sang Deok adalah pasak itu dimasukkan ke dalam tubuh si siluman jenderal. Di akhir, baru terungkap bahwa di masa lalu saat jenderal itu dieksekusi mati, pasak besi berukuran besar dimasukkan ke dalam tubuhnya. Bahkan kepalanya yang terpenggal dijahit kembali agar tubuh siluman jenderal itu utuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa pasak besi yang dicari oleh Sang Deok adalah si siluman jenderal itu sendiri. Ini juga jadi alasan kenapa peti jenderal itu dikubur secara vertikal. Sebab, pasak memang harus ditancapkan ke tanah secara vertikal.
5. Apa kaitan antara pasak besi dan siluman jenderal Jepang dengan roh kakek buyut Park?

Tak sedikit penonton yang bertanya-tanya, lalu apa hubungan antara pasak besi, siluman jenderal Jepang, dengan kakek buyut keluarga Park yang diceritakan di awal? Semuanya terhubung dengan andil biksu Gisune.
Jadi, Park Geun Hyun, sosok yang dikuburkan di lokasi pasak besi adalah pejabat tinggi Korea Selatan. Dalam hidupnya, ia sudah melakukan kejahatan besar, yaitu berpihak pada Jepang dan mengkhianati negaranya sendiri. Hal ini yang tidak diceritakan oleh cucunya, Park Ji Yong (Kim Jae Cheol) kepada Hwa Rim dan Bong Gil.
Park Geun Hyun dekat dengan biksu Gisune. Biksu dengan nama asli Murayama itu menyarankan kepada keluarga Park agar jasad Park Geun Hyun dikuburkan di pegunungan terasing itu. Ia berdalih itu adalah lokasi yang bagus. Namun ternyata, biksu Gisune punya niat terselubung, yaitu untuk membuat pasak besi Jepang terkubur semakin dalam.
Dengan adanya kuburan Park Geun Hyun, sekelompok orang yang ingin mencari pasak besi Jepang tidak curiga dengan lokasi tersebut. Sebab, area itu telah menjadi kuburan seorang pejabat. Orang-orang sekitar tidak mungkin berani membongkarnya.
Alasan ini pula yang membuat roh Park Geun Hyun menjadi jahat. Hwa Rim sempat mengatakan bahwa selama ini, kakek buyut keluarga Park itu sudah berteriak minta tolong dari dalam peti matinya. Ia meminta diselamatkan karena jasadnya berada di pemakaman yang sama dengan siluman jenderal Jepang itu. Namun tentu saja tak ada keturunannya yang mendengarnya. Karena marah dan ia sudah berteriak selama bertahun-tahun, yang tersisa hanyalah dendam. Itulah kenapa ia ingin membunuh semua keturunannya.
Jadi bisa dibilang bahwa villain sesungguhnya di film Exhuma adalah biksu Gisune walaupun sosoknya hanya muncul dalam bentuk foto. Akibat perbuatannya, banyak orang terluka dan bahkan meregang nyawa. Terlepas dari itu, Exhuma dinilai berhasil menggabungkan mitos populer, unsur sejarah, serta thriller dalam kisahnya. Apakah kamu sudah nonton?