Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pesan Moral Heavenly Ever After, Bukan Sekadar Drakor Fantasi

Ko Nak Joon (Son Suk Ku) dan Lee Hae Sook (Kim Hye Ja) di drakor Heavenly Ever After (instagram.com/jtbcdrama)

Heavenly Ever After baru saja menamatkan episodenya yang ke-12 pada Minggu (26/5/2025). Drakor yang menyuguhkan surga dan neraka bukan sekadar tempat, melainkan ruang kontemplasi manusia akan kebaikan dan kesalahan. Meski sarat fantasi, kisahnya menyimpan makna tentang apa yang benar-benar berarti dalam hidup.

Tak hanya menyentuh sisi spiritual, serial ini juga menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan yang sering terlupa di tengah kesibukan dunia. Mulai dari arti berbuat baik, keikhlasan, hingga kasih sayang kepada makhluk hidup, semua dikemas tanpa menggurui. Berikut adalah pesan moral yang bisa diambil dari Heavenly Ever After. 

1. Jangan pernah berhenti untuk melakukan perbuatan baik semampunya

Lee Hae Sook (Kim Hye Ja) dan Lee Young Ae (Lee Jung Eun) di drakor Heavenly Ever After (dok. JTBC/Heavenly Ever After)

Lee Hae Sook (Kim Hye Ja) memang berprofesi sebagai penagih utang. Ia berbeda dengan orang yang seprofesi dengannya dengan menggunakan kekerasan brutal. Ia masih mempunyai sisi baik.

Lee Hae Sook tak ingin orang yang meminjam uang kepadanya mendapat kesengsaraan di akhirat. Ia juga memberi keringanan terhadap mereka tergantung situasi perekonomian. Bahkan, ia pun sempat menolong anak dari orang yang mempunyai utang, untuk tinggal dengannya, Lee Young Ae (Lee Jung Eun). Ia gak tega melihat anak tersebut mendapat kekerasan dari sang ayah.

Atas perbuatan yang dilakukannya tersebut, ia mendapatkan surga, tabungan, dan hadiah. Perbuatan Lee Hae Sook menjadi gambaran bahwa sekecil apapun perbuatan baik, maka akan mendapatkan balasan yang lebih besar di akhirat. Kebahagiaannya kekal karena tinggal di surga.

2. Berpikir dahulu sebelum bertindak. Neraka adalah balasan bagi orang yang tak mengindahkan aturan Tuhan

still cut drakor Heavenly Ever After (dok. JTBC drama/Heavenly Ever After)

Manusia diberi akal oleh Tuhan untuk berpikir sebaik-baiknya. Dengan adanya kitab suci yang diturunkan, tentunya manusia bisa membedakan perbuatan mana yang baik dan buruk. Hal ini agar manusia terhindar dari siksaan di akhirat.

Tak hanya surga yang dibicarakan, serial ini juga memperlihatkan bagaimana ganjaran orang-orang melakukan perbuatan jahat. Ada berbagai macam neraka yang ditinggali berdasarkan tingkat kesalahan yang diperbuat oleh seseorang. Jika sudah masuk, seseorang tak bisa mengelak karena catatan sudah terpampang nyata.

3. Jangan pernah lelah untuk berdoa

pastor (Ryu Deok Hwan) dan Lee Hae Sook (Kim Hye Ja) di drakor Heavenly Ever After (dok. JTBC/Heavenly Ever After)

Ko Eun Ho (Ryu Deok Hwan) adalah seorang pastor di surga yang merupakan anak dari Ko Nak Joon dan Lee Hae Sook. Ia meninggal ketika berusia lima tahun akibat disekap oleh penculik. Sebelumnya, ia kehilangan ibunya saat di tengan keramaian.

Selama bertahun-tahun, ia berdoa memohon agar dipertemukan dengan orangtuanya, khususnya sang ibu. Doa yang dilantunkan terus-menerus, akhirnya dikabulkan. Ia bisa bertemu dengan ibunya. Belajar dari Ko Eun Ho bahwa jangan pernah lelah dalam berdoa. Jika tidak dikabulkan di dunia, maka akan dikabulkan di akhirat.

4. Ikhlas dan memaafkan adalah pelajaran paling sulit

Lee Hae Sook (Kim Hye Ja) dan Ko Nak Joon (Son Suk Ku) di drakor Heavenly Ever After (dok. JTBC Drama/Heavenly Ever After)

Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Dari sebuah masalah, seseorang bisa belajar bagaimana cara bertumbuh menjadi lebih baik. Pelajaran paling sulit adalah bagaimana caranya untuk memaafkan dan ikhlas menerima kenyataan.

Ko Nak Joon (Son Suk Ku) pernah berkata bahwa bukan neraka betulan yang membuat seseorang menderita. Belum ikhlas dan belum memaafkanlah yang membuat seseorang merasa hidup di neraka. Dua sikap ini menjadi pelajaran tanpa batas dan membutuhkan waktu lama untuk sampai di titik tersebut.

5. Sayangi binatang, jangan perlakukan semena-mena

still cut drakor Heavenly Ever After (dok. JTBC drama/Heavenly Ever After)

Manusia dianugerahi akal dan hati yang bisa membedakan mana binatang yang pantas disakiti dan mana yang patut dikasihi. Binatang memang tidak bisa berbicara, tapi mereka bisa merasakan takut, sakit, bahkan sedih. Menyayangi mereka bukan soal memelihara semua, tapi tentang memperlakukan makhluk hidup lain dengan cara empati dan tanggung jawab.

Bukan berarti semua binatang tak boleh dibunuh dalam kondisi tertentu. Membunuh karena jijik, benci, atau sekadar iseng bukanlah bentuk kekuasaan yang bijak. Karena pada akhirnya, manusia bukan dinilai dari seberapa kuat mereka bisa menguasai alam, tapi seberapa bijak mereka menjaga dan menghargainya.

Heavenly Ever After bukan sekadar tontonan bergenre fantasi, tapi cermin bagi hati dan akal untuk merenungi arti hidup, kasih sayang, dan keadilan setelah mati. Setiap episodenya membawa pesan bahwa kebaikan, doa, dan empati tak akan pernah sia-sia, bahkan jika dunia tak melihatnya. Lewat drakor ini, penonton diajak memahami bahwa menjadi manusia sejati bukan soal hidup lebih lama, tapi hidup lebih bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us