7 Premis Karakter Lee Heo Jun di Drakor Shin’s Project

Lee Heo Jun (Park Hyuk Kwon) adalah sosok yang tenang, berwibawa, dan tampak profesional di permukaan dalam drakor Shin's Project. Sebagai direktur rumah sakit jiwa yang terkenal, ia dikenal penuh empati terhadap pasien dan dihormati oleh rekan sejawat. Namun di balik wajah lembut dan tutur kata menenangkan itu, tersimpan sosok manipulatif yang pandai memainkan perasaan orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.
Dalam Shin’s Project, Lee Heo Jun bukan sekadar karakter pendukung, tetapi menjadi benang merah yang menghubungkan masa lalu kelam, rahasia pembunuhan, dan kehancuran psikologis para tokohnya. Ia menjadi representasi dari sisi gelap dunia medis, ketika ilmu pengetahuan digunakan bukan untuk menyembuhkan, melainkan mengendalikan. Berikut tujuh premis utama yang membentuk karakter kompleks Lee Heo Jun dalam drama ini.
1. Psikiater jenius dengan moral abu-abu. Lee Heo Jun dikenal cerdas dan analitis, tapi sering menggunakan keahliannya untuk memanipulasi pasien

2. Menyembunyikan sisi jahat. Di depan publik, ia tampak peduli dan berdedikasi, padahal di balik layar dialah otak dari banyak tragedi

3. Ahli memainkan perasaan orang lain. Ia sangat paham psikologi manusia, memanfaatkan rasa takut orang untuk membuat mereka bergantung padanya

4. Memiliki hubungan misterius dengan Yun Dong Hee (Min Sung Wook). Bukan sekadar dokter dan pasien, hubungan mereka berakar dari masa lalu

5. Terlibat dalam kasus anak Tuan Shin (Han Suk Kyu) 15 tahun lalu. Ia tahu lebih banyak dari yang diakuinya dan berusaha keras menghapus jejak

6. Pandai membangun topeng empati. Heo Jun tahu kapan harus tampak berbelas kasih agar dipercaya, padahal semua sikapnya adalah strategi

7. Hidup dalam rasa bersalah sekaligus ambisi. Meski tampak tenang, ia dihantui oleh keputusan masa lalu yang salah, tapi egonya terlalu besar

Lee Heo Jun menjadi salah satu karakter paling kompleks di Shin’s Project. Ia seorang dokter yang tahu cara menyembuhkan luka batin orang lain, tetapi justru menjadi penyebab trauma terbesar bagi orang-orang di sekitarnya. Melalui dirinya, drama ini menyoroti paradoks antara kebaikan dan kebusukan manusia, serta betapa tipis batas antara penyembuh dan perusak jiwa.


















