3 Prinsip Feminis ala Go Young Rye di A Hundred Memories, Punya Mimpi?

- Perempuan berhak merasakan pendidikan tinggi, sejajar dengan laki-laki
- Perempuan juga berhak untuk bermimpi tinggi dan mengejar mimpinya
- Perempuan juga bisa membela diri sendiri ketika ditindas, perlu keberanian dan ketekunan
Feminis memang bukan pandangan baru bagi kita. Dalam pandangan ini, perempuan juga berhak untuk hidup dan diberi kesempatan layaknya laki-laki. Kondisi ini juga dialami oleh Go Young Rye (Kim Da Mi) di drakor A Hundred Memories (2025).
Dalam drakor ini, Go Young Rye merupakan seorang perempuan yang hidup di tahun 1980an. Saat itu, masyarakat Korea Selatan masih menerapkan paham patriarkis yang sangat kental. Namun, sosok Go Young Rye ini sangat jauh dari paham patriarki tersebut. Prinsip ini seakan telah dipercaya Go Young Rye sejak lama, lho. Lalu, apa saja prinsip feminis ala Go Young Rye di drakor A Hundred Memories?
1. Perempuan berhak merasakan pendidikan tinggi

Sejak awal, ibu Young Rye mendorong kakak laki-laki Young Rye, Go Young Sik (Jeon Sung Woo), untuk melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi. Sayangnya, setelah ayah Young Rye meninggal, ia gak bisa melanjutkan pendidikannya seperti sang kakak. Dia harus rela putus sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga.
Saat itu, ibunya merasa jika harapan mereka hanya pada kakak Young Rye karena dianggap sebagai calon kepala keluarga. Namun, semangat Young Rye gak padam untuk melanjutkan sekolahnya. Dia menganggap jika saat ini hanya kesempatan untuk meraih hal lain dan mempersiapkan pendidikannya.
Bagi Young Rye, seorang perempuan juga berhak bersekolah setara dengan laki-laki. Kesempatan ini wajib diberikan karena perempuan juga bisa sangat kompeten dengan pekerjaan dan pendidikannya.
2. Perempuan juga berhak untuk bermimpi tinggi

Young Rye memang bekerja sebagai kondektur bus kota. Saat itu, dia dan seluruh rekannya hanya menghabiskan hari mereka untuk bekerja saja. Namun, Young Rye ternyata punya segudang mimpi dan keterampilan, lho.
Baginya, keterampilan dalam berbagai hal memang harus didapatkan untuk berjaga-jaga di situasi yang gak memungkinkan. Dengan ini, Young Rye akan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan dana demi mimpinya sebagai guru. Sayangnya, fokus Young Rye memang harus diprioritaskan untuk keluarganya saat itu.
Namun, Young Rye gak ragu untuk meraih mimpinya di setiap kesempatan hidupnya. Bahkan, setelah tujuh tahun berlalu, Young Rye masih bermimpi untuk menjadi guru. Dia bahkan mempersiapkan untuk mulai sekolah malam lagi setelah terpaksa berhenti. Baginya, semua orang berhak bermimpi untuk jadi sosok yang diinginkan.
3. Perempuan juga bisa membela dirinya sendiri ketika ditindas

Kegigihan dan ketekunan Go Young Rye jelas karena pengaruh pola didik kedua orangtuanya. Setelah menjadi janda, ibu Young Rye harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sosok ibunya ini membuat Go Young Rye sadar jika kehidupan yang mereka jalani sangat keras.
Ketika terdapat sebuah masalah di perusahaan, Young Rye dengan berani menyuarakan pendapatnya meskipun sadar jika dirinya gak lebih dari seorang buruh. Saat itu, status jabatan pekerjaannya dianggap sangat rendah dan bisa disingkirkan dengan cepat. Meskipun begitu, Go Young Rye mencari bantuan agar keadilan dan hak yang seharusnya mereka dapatkan bisa diberikan oleh perusahaan.
Keberaniannya ini membuat Young Rye sadar jika dirinya juga berhak membela diri. Dia bahkan mengkoordinir seluruh rekan kerjanya untuk berani bersuara dengannya.
Saat ini, kondisi tersebut memang mudah dilakukan oleh para perempuan. Namun, di tahun 1980an, Young Rye jelas membutuhkan banyak keberanian untuk menegakkan prinsip hidupnya tersebut. Menurutmu, apakah Young Rye akan mampu berkembang setelah tujuh tahun berlalu di drakor A Hundred Memories?