Rangkuman Seri Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal, Pusing!

Di episode pertama, seri dokumenter ini membahas tentang sekte JMS yang dipimpin oleh Jeong Myeong Seok. Melalui episode pertama, penonton disuguhkan dengan cerita Maple Yip, mantan pengikut JMS.

Mulai dari perjuangannya kembali ke Korea Selatan untuk tampil di film dokumenter hingga orang-orang JMS yang menguntitnya. Di episode ini, beberapa narasumber bercerita jika JMS menyasar anak-anak muda dari kampus bergengsi.

Jeong Myeong Seok kerap menggelar festival olahraga dan berakhir dengan mengajak para pengikut perempuannya untuk berhubungan intim. Sasaran Jeong Myeong Seok selalu perempuan muda, memesona, dan bertubuh tinggi sekitar 170 cm.

Beberapa korban dari Jeong Myeong Seok mulai melaporkannya ke pihak berwajib. Salah satu korban bermarga Hwang yang berusaha kabur akhirnya diculik oleh JMS. Berita penyiksaan dan penculikan itu tersebar.

Setelah itu, surat penangkapan Jeong Myeong Seok keluar sampai ia harus kabur ke luar negeri, salah satunya Hongkong. Meski begitu, ia tetap mengundang pengikut perempuannya untuk berhubungan badan di luar negeri. 

Di episode 2 ini, Kim Do Hyeong, aktivis yang membuat laman anti JMS diperkenalkan. Dampak dari usahanya, ayah Kim Do Hyeong sampai dihajar hingga kritis oleh pengikut JMS. 

Jeong Myeong Seok menyebut dirinya adalah Mesias. Setelah penangkapannya, Jeong Myeong Seok masih memiliki pengikut, termasuk para perempuan yang ingin menyerahkan diri mereka kepada sang Mesias.

Maple Yip bercerita jika ia pernah mengunjungi Jeong Myeong Seok di penjara. Bahkan ia menginap di sebuah apartemen yang pada siang hari bisa melihat langsung sosok Jeong Myeong Seok.

Dari kesaksian para korban, Jeong Myeong Seok memanggil beberapa perempuan sekaligus ke kamarnya setiap malam. Ia akan berhubungan intim dengan para pengikutnya secara bergantian.

Di akhir episode 3, In the Name of God: A Holy Betrayal (2023) menyuguhkan momen saat Maple Yip kembali ke Korea Selatan di tahun 2022. Saat itu, ia sempat muntah karena ketakutan saat hendak melakukan konferensi pers.

Episode 4 ini menceritakan sekte lain yang juga sebuah perusahaan, bernama Lima Samudra. Park Soon Ja dan 31 pengikutnya ditemukan bunuh diri masal di atas plafon sebuah pabrik.

Beberapa ahli forensik berspekulasi jika 32 orang tersebut tidak bunuh diri, melainkan dibunuh. Menjelang akhir episode, beberapa nama yang berhubungan dengan Sekte Keselamatan dan Samwoo menyerahkan diri.

CEO Samwoo, bernama Yoo Byeong Un diduga berhubungan dengan Park Soon Ja yang melakukan penggelapan dana sebesar 460 juta won. Meski kebenaran dari kasus Lima Samudra belum terpecahkan, Yoo Byeong Un tetap ditangkap atas kasus penipuan.

Sekte lain yang diceritakan di seri dokumenter ini adalah Taman Bayi. Episode ini dibuka dengan narasi oleh Sun Yeong Re, ibu dari Nak Gwi, korban penyiksaan Taman Bayi di tahun 1996.

Kim Ki Soon, pemimpin Taman Bayi diceritakan menyiksa para pengikutnya. Bahkan Kim Ki Soon membuat keluarga dari pengikutnya sendiri yang melakukan kegiatan penyiksaan.

Taman Bayi juga memaksa para pengikutnya bekerja guna membayar pembangunan gedung tempat tinggal mereka. Bahkan jika pengikutnya sakit parah dan tidak memiliki uang, mereka harus melakukan moksibusi, bukan ke rumah sakit.

Melalui episode 5, dijelaskan juga jika Kim Ki Soon mendirikan perusahaan rekaman bernama Synnara. Serta mengumpulkan para pemuda untuk berhubungan intim dengannya.

Kim Ki Soon melarang pengikutnya untuk berzina. Di sisi lain, hanya dirinya yang boleh melakukan hal tersebut. 

Bahkan Kang Mi Gyeong, pengikut perempuan yang dideskripsikan sangat cantik menjadi korban penyiksaan Kim Ki Soon. Alasannya, salah satu putra Kim Ki Soon menyukai Kang Mi Gyeong. Kim Ki Soon melakukan itu untuk melindungi reputasinya.

Setelah kasus Taman Bayi dibuka, Kim Ki Soon yang sempat kabur akhirnya menyerahkan diri. Ia berhasil bebas setelah membayar 5,6 miliar won dan kembali ke Taman Bayi.

Gereja Pusat Manmin menjadi sekte terakhir yang dibahas seri dokumenter ini. Lee Jae Rock, pendeta di Gereja Pusat Manmin dideskripsikan bisa menyembuhkan orang-orang sakit.

Para pengikut Gereja Manmin harus memberikan uang persembahan dalam jumlah besar agar bisa didoakan oleh Lee Jae Rock. Sedangkan uang tersebut justru digunakan untuk berjudi.

Rasa skeptis menghampiri beberapa pihak, termasuk produser dan kru PD Note MBC. Terlebih lagi ada pemberitaan soal pelecehan seksual dari para pengikut perempuan di Taman Eden. 

Pada tahun 1999, Lee Jae Rock dan pengikutnya menyerang stasiun penyiaran MBC. Mereka berusaha untuk mencegah penayangan yang berhubungan dengan Gereja Pusat Manmin.

Pengikut yang bisa memberikan Lee Jae Rock uang lebih banyak akan diajak ke pertemuan rutin. Bahkan hanya untuk berfoto dengan Lee Jae Rock, mereka harus memberikan uang setidaknya 1 juta won.

Di dalam kitabnya, Lee Jae Rock mencegah orang-orang untuk tidak melakukan perzinaan. Bahkan ada salah satu pengikut laki-laki yang cukup dekat dengan banyak perempuan. Karena dianggap berdosa, Lee Jae Rock sampai memotong alat kelamin dari salah satu pengikutnya.

Lee Jae Rock juga melecehkan pengikut perempuannya, yang sudah datang sejak dulu bersama orang tua masing-masing. Pada akhirnya, Lee Jae Rock dipenjara selama 16 tahun dan para pengikutnya masih menunggu sang pendeta kembali.

Setelah membaca rangkuman In the name of God: A Holy Betrayal (2023) di atas, bagaimana pendapatmu? Atau malah penasaran buat nonton serial dokumenternya langsung?