5 Realitas yang Gak Seindah Skenario dalam Drakor Our Movie

Drama Korea Our Movie menyajikan kisah yang jauh dari romansa klise. Ceritanya lebih berpusat pada kenyataan yang tak bisa dikendalikan oleh karakter di dalamnya. Tokoh utamanya, Lee Je Ha (Nam Goong Min), adalah sutradara yang memilih hiatus setelah debutnya sukses besar.
Sementara, Lee Da Eum (Jeon Yeo Been), seorang aktris dengan penyakit langka. Our Movie mempertemukan karakter yang bertolak belakang, tapi sama-sama rapuh di dalam. Dari sana, kita disadarkan realitas yang sering kali tak seindah naskah drama, seperti yang terangkum di bawah ini.
1. Kesuksesan tidak selalu membawa kepuasan

Setelah meraih kesuksesan lewat film buatannya, Lee Je Ha memilih menghilang. Awalnya, kondisi ini niatnya hanya sementara, tapi lama kelamaan ia justru hilang arah. Ia merasa karya pertamanya yang sukses tidak benar-benar mencerminkan dirinya, melainkan hanya bayang-bayang ayahnya.
Ayah Je Ha sendiri memang sutradara legendaris, yang kehadirannya menjadi beban emosional tersendiri. Kesuksesan itu membuat Je Ha merasa hampa dan tidak layak atas kesuksesannya. Lima tahun ia habiskan dalam isolasi. Dari sini, realitas membantah mitos bahwa kesuksesan selalu identik dengan kebahagiaan.
2. Masalah terberat adalah masalah yang datang dari orang terdekat

Pernahkah kamu mengalami masalah, tapi justru tidak terlalu terpuruk karenanya? Tapi, ketika mengalami hal yang tak seberapa, tapi berhubungan dengan orang terdekat, kamu malah kepikiran terus-terusan, seperti Lee Je Ha selama hidup dalam bayang-bayang ayahnya. Sang ayah menjadi sosok panutan sekaligus tekanan.
Setelah ayahnya meninggal, Je Ha diliputi rasa bersalah, marah, dan belum berdamai dengan masa lalu. Our Movie menunjukkan bahwa relasi keluarga, terutama dengan figur dominan seperti orangtua, bisa jadi sumber luka. Sebuah pengingat bahwa keluarga bisa jadi tempat cinta sekaligus sumber trauma, nih!
3. Zona waktu setiap orang berbeda-beda

Lee Da Eum hidup dengan kesadaran bahwa waktunya terbatas. Ia mengidap penyakit langka. Itulah mengapa setiap harinya adalah kesempatan yang bisa jadi terakhir. Alih-alih larut dalam kesedihan, ia memilih hadir seutuhnya dalam momen bersama orang sekitar.
Ia membantu Je Ha sebagai narasumber, bukan karena iba, tapi karena ia peduli pada kejujuran film itu. Ia memberi warna baru dalam hidup Je Ha yang selama ini dingin dan terkunci. Dalam drama ini, kita diperlihatkan bagaimana dengan keterbatasan waktu, ada keberanian hidup yang paling tulus.
4. Hidup akan selalu menantang diri kita

Lee Je Ha ingin membuat ulang film lama ayahnya, tapi kali ini dengan pendekatan berbeda. Ia gak mau menciptakan drama yang indah tapi kosong. Maka ia turun ke lapangan, mewawancarai orang-orang di real life, termasuk Da Eum. Intinya ada pada mencari rasa, bukan hanya estetika.
Dalam prosesnya, Je Ha dipaksa membuka dirinya dan menghadapi kehidupan yang selama ini ia hindari. Bagi Je Ha, membuat film berarti kembali menyentuh dunia lagi. Our Movie mengajarkan bahwa keindahan tidak cukup jika tidak berakar pada kenyataan. Namun, kenyataan hidup sering kali tidak indah, tapi sangat bermakna.
5. Naskah bisa ditulis ulang, tapi hidup hanya soal perbaikan

Je Ha dan Da Eum sama-sama tidak tahu ke mana hidup akan membawa mereka. Tidak ada skenario yang bisa memprediksi hubungan mereka ke depannya. Bahkan, pertemuan mereka pun tidak pernah terduga. Mereka tidak romantis seperti tokoh drama biasanya, tapi juga tidak sepenuhnya asing.
Mereka saling belajar, memaknai hidup, lalu saling memahami tanpa banyak kata. Hubungan mereka tumbuh perlahan dan itu membuatnya terasa mengalir apa adanya. Our Movie memperlihatkan hidup yang harus diterima, dan dari situlah manusia bisa belajar menata dan terus berbenah.
Drama ini membuat penonton menafsirkan makna dari setiap interaksi tokoh utama. Dari mereka, kita disadarkan bahwa terkadang hidup mengecewakan, tidak adil, dan gak masuk akal. Tapi justru karena itulah hidup berharga. Our Movie bukan sekadar tentang membuat film besar, tapi tentang menerima hidup meski tak sesuai naskah.