Kelebihan dan Kekurangan Film Korea Amazon Bullseye, Asli Bikin Ngakak
Aktor Ryu Seung Ryong comeback film komedi terbaru berjudul Amazon Bullseye. Berperan sebagai Jin Bong, kali ini ia bertualang jauh sebagai mantan pemanah nasional yang ditugaskan menjadi pelatih tim Amazon dalam kejuaraan panahan dunia di Korea Selatan.
Dengan sebuah kesepakatan besar, Jin Bong akhirnya memiliki tiga pemain yang merupakan prajurit dari suku Tagauri. Meski merupakan film komedi, Amazon Bullseye juga dibungkus dengan konflik, drama, hingga perjuangan yang menyentuh. Lebih lanjut, simak review kelebihan dan kekurangannya di bawah ini, ya!
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!
1. Film komedi yang dibungkus dengan konflik, drama, dan perjuangan yang menyentuh
Sebagai film komedi, Amazon Bullseye terbilang cukup sukses membuat ngakak penonton hingga tertawa terpingkal-pingkal, terutama karena perbedaan budaya yang cukup mencolok di antara para karakter. Karena disajikan dalam porsi yang pas, adegan komedi dalam film ini tidak menimbulkan kesan cringe sama sekali.
Tapi jangan salah! Meski memiliki bumbu komedi yang kuat, film ini juga dibungkus dengan konflik, drama, dan perjuangan yang menyentuh. Pada akhirnya film ini pun jadi memiliki nilai tersendiri yang mengajarkan banyak hal tentang arti penting kehidupan.
2. Akting para aktornya juara!
Kesuksesan sebuah film tentu tidak terlepas dari aksi aktornya. Berperan sebagai Jin Bong, Ryu Seung Ryong sukses menggelitik perut dengan berbagai aksinya yang kocak. Namun di samping itu, ia juga mampu mentransfer emosinya sebagai suami yang takut istri, tetapi juga memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi.
Kehadiran Jin Sun Kyu sebagai penerjemah bernama Bbang Sik juga selalu sukses memecahkan gelak tawa. Sementara itu, meski screen time-nya tidak banyak, penonton akan melihat sisi lain dari Go Kyung Pyo yang menyebalkan dan bikin terbawa emosi.
Tak ketinggalan juga tiga aktor yang totalitas memerankan prajurit dari suku Tagauri. Saat bertransformasi menjadi pemanah dan berkompetisi di Korea Selatan, akting ketiganya sukses mengaduk-aduk perasaan penonton. Bahkan juga ikutan dibuat tegang bak menyaksikan laga asli.
3. Penggambaran set dan karakter hingga sinematografi ciamik. Music scoring juga berfungsi
Paling menonjol dari film ini adalah penggambaran set dan karakternya. Tempat tinggal, budaya, ritual, hingga tampilan khas dari suku Tagauri di Amazon disajikan sedetail mungkin.
Hal tersebut juga didukung dengan sinematografi yang ciamik. Jadinya, setiap shoot demi shoot yang dihasilkan akan mampu membuat penonton untuk bisa merasakan suasana di Amazon.
Hingga pada waktunya ketika set berpindah ke lapangan panahan, emosi yang penuh ketegangan mulai digali. Pasalnya, di sini sutradara juga sukses menyulap adegan pertandingan panahan jadi terkesan bak pertandingan sungguhan dengan berbagai detailnya yang menarik. Music soring dalam film ini juga berfungsi dengan sangat baik.
4. Transisi alur maju mundur di awal bikin penonton sempat kehilangan fokus
Film Amazon Bullseye disajikan dengan konsep alur maju mundur pada babak awalnya. Namun karena transisi yang kurang mulus, hal tersebut justru membuat penonton jadi sempat kehilangan fokus.
Namun jangan khawatir! Karena seiring berjalannya cerita, semua unsur dalam film ini akan menguat. Tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu (13/11/2024), Amazon Bullseye harus masuk watch list!
