Review Film Decision to Leave, Romansa Berbalut Thriller

Berasa nonton film-film suspense karya Alfred Hitchcock!

Setelah The Policeman's Lineage, The Roundup, dan Broker, CBI Pictures, selaku salah satu distributor film asal Indonesia, kembali menayangkan film Korea yang berjudul Decision to Leave (2022). Rilis di bioskop sejak 15 Juli lalu, Decision to Leave menjadi salah satu film Korea yang paling ditunggu penayangannya tahun ini, lho.

Bagaimana, tidak? Pertama, film ini merupakan karya dari Park Chan Wook, sineas yang sukses menggaet atensi penikmat film internasional lewat karya-karyanya seperti Oldboy (2003) dan The Handmaiden (2016). Kedua, lewat Decision to Leave, beliau berhasil meraih Best Director di Cannes Film Festival 2022.

Eits, bukan kedua hal itu saja yang membuat film ini patut banget untuk disaksikan. Simak beberapa poin dari review film Decision to Leave yang telah dirangkum untukmu. Dijamin bakal membuatmu semakin terpikat untuk segera nonton, deh. 

1. Meski alur ceritanya pelan, tapi elemen misteri dan komedinya ampuh bikin mata melek

Review Film Decision to Leave, Romansa Berbalut ThrillerPark Hae Il dan Go Kyung Pyo dalam film Decision to Leave (dok. CJ Entertainment/Decision to Leave)

Penggemar karya-karya Park Chan Wook, mulai dari Sympathy for Mr. Vengeance (2002) hingga debut film Hollywood-nya yang berjudul Stoker (2013), pasti tahu kalau slow burn adalah salah satu ciri khas sang sutradara. Ya, sama halnya dengan film-film itu, alur cerita dalam Decision to Leave pun dibangun dengan perlahan.

Film ini berkisah tentang detektif bernama Hae Joon (Park Hae Il) yang sedang menyelidiki kematian misterius seorang pendaki. Setelah dilakukan serangkaian investigasi, petunjuk pun mengarah kepada sang mantan istri, yakni Seo Rae (Tang Wei).

Meski bertempo lambat, tetapi alur ceritanya sama sekali tak membuat penulis menguap. Justru, sepanjang film berlangsung, penulis dibuat ikut bertanya-tanya, "Jika Seo Rae dijadikan tersangka, apa motifnya dan bagaimana caranya membunuh sang suami?"

Selain misteri yang ampuh memantik rasa penasaran tersebut, Park Chan Wook juga memasukkan sejumlah dialog yang menggelitik sebagai bumbu. Sumber humor terbesar berasal dari karakter yang diperankan oleh Go Kyung Pyo dan Kim Shin Young. Meski pemeran pendukung, tetapi keduanya tak pernah gagal dalam memancing tawa.

2. Padukan romansa dan thriller, berasa lihat film-film lawas karya Alfred Hitchcock!

Review Film Decision to Leave, Romansa Berbalut ThrillerTang Wei dan Park Hae Il dalam film Decision to Leave (dok. CJ Entertainment/Decision to Leave)

Sudah menjadi rahasia umum kalau Park Chan Wook adalah seorang fans berat dari sineas legendaris Alfred Hitchcock. Bahkan, beliau tak segan-segan menyebut bahwa Vertigo (1958) adalah salah satu film favoritnya sepanjang masa.

Nuansa romansa dan suspense ala Hitchcock (biasa disebut dengan Hitchockian) pun terasa saat penulis menonton Decision to Leave. Uniknya, Park Chan Wook tak butuh adegan seks yang vulgar untuk membuat penonton merasakan betapa intensnya asmara antara Hae Joon dan Seo Rae.

Salah satu adegan terkeren menurut penulis yakni ketika Hae Joon mengintai Seo Rae dari kejauhan lewat binokular. Secara eksplisit, penonton awam mungkin melihatnya sebagai pengintaian yang dilakukan polisi terhadap tersangka. Namun, secara implisit, tindakan tersebut merupakan metafora dari voyeurisme alias kenikmatan seks yang didapat ketika mengintip seseorang.

3. Akting Park Hae Il dan Tang Wei yang begitu membius

Review Film Decision to Leave, Romansa Berbalut ThrillerTang Wei dalam film Decision to Leave (dok. CJ Entertainment/Decision to Leave)

Hal-hal di atas takkan terwujud tanpa akting yang ciamik dari kedua pemeran utamanya, yakni Park Hae Il dan Tang Wei. Berperan sebagai Hae Joon, Park Hae Il meyakinkan sebagai detektif sekaligus suami yang terombang-ambing oleh pekerjaan dan perasaan. Tema mid-life crisis yang diusung pun berhasil tersampaikan kepada penonton berkat interpretasi yang baik dari sang aktor.

Di sisi lain, Tang Wei begitu memukau sebagai Seo Rae. Pembawaannya yang misterius berhasil menambah bobot suspense pada Decision to Leave. Bintang Lust, Caution (2007) tersebut memang tak banyak berekspresi. Namun, saat tersenyum, tertawa kecil, dan menatap, Tang Wei sukses menebar aroma ketidakberesan. Bikin penulis merinding, deh, pokoknya!

Baca Juga: Pelajaran Hidup dari Film Decision to Leave, Jangan Terlalu Bucin!

4. Penyutradaraan yang apik dari Park Chan Wook. Gak salah, sih, menang di Cannes!

Review Film Decision to Leave, Romansa Berbalut ThrillerPark Hae Il dalam film Decision to Leave (dok. CJ Entertainment/Decision to Leave)

Kemenangan Park Chan Wook atas Best Director di Cannes Film Festival 2022 sangatlah pantas jika melihat cara beliau mengemas Decision to Leave. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah bahasa visual yang dipergunakannya dalam beberapa adegan.

Bahasa visual tersebut tak hanya bersifat menjelaskan, tetapi juga membuat penonton memahami obesesi dua karakter utamanya. Teknis yang juara pun semakin memfasilitasi Park Chan Wook dalam merangkai sejumlah adegan yang artsy.

Selain musik garapan Jo Yeong Wook yang berjasa mempertebal nuansa Hitchockian, sinematografi dan editing dari Kim Ji Yong dan Kim Sang Bum—semuanya, kecuali Ji Yong, adalah kolaborator tetap sang sutradara—pun menambah keontetikan film ini. Dijamin gak kalah keren dari film Hollywood!

5. Pesan dalam Decision to Leave

https://youtube.com/embed/A33AdB4u8GQ

Jadi, apa sebenarnya yang mau disampaikan Park Chan Wook lewat Decision to Leave? Dari luar, film ini memang tampak seperti kisah romansa terlarang antara detektif dan penjahat.

Namun, apabila penulis boleh menyimpulkan, Decision to Leave merupakan cerita tentang orang-orang yang terobsesi satu sama lain, tetapi sulit untuk meninggalkan. Ketika mencoba melepas, keduanya malah menghancurkan diri sendiri (self-destructive).

Momen pertemuan kembali Hae Joon dan Seo Rae mempertegas semua hal itu. Ketika fiksasi yang berbicara, asmara sekalipun dapat terasa begitu adiktif, toksik, serta mematikan.

Overall, Decision to Leave adalah usaha Park Chan Wook untuk tampil romantis tanpa meninggalkan kesan kelam yang sudah menjadi trademark-nya. Gimana, setelah membaca review film Decision to Leave di atas, kamu jadi semakin tertarik untuk menyaksikannya, gak, nih? Jangan lupa ajak temanmu sesama penyuka film Korea buat nonton bareng, ya. 

Baca Juga: Review Film Korea 'Time to Hunt': Para Pencuri yang Jadi Buruan

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya