6 Sikap Ji Woo yang Dibenci Kyeong Do di Surely Tomorrow

- Kebiasaan Seo Ji Woo mabuk untuk melarikan diri dari kenyataan, membuat Lee Kyeong Do merasa disingkirkan dan tidak dihargai.
- Impulsivitas Seo Ji Woo sering kali berubah menjadi ketidakpedulian, membuat Lee Kyeong Do merasa hubungannya tidak pernah memiliki pijakan yang kokoh.
- Seo Ji Woo sering menyembunyikan informasi penting tentang dirinya, membuat Lee Kyeong Do merasa hubungan tanpa kejujuran adalah rapuh.
Lee Kyeong Do (Park Seo Jun) mencintai Seo Ji Woo (Won Ji An) dengan cara yang tenang, rasional, dan penuh pertimbangan dalam drakor Surely Tomorrow. Namun justru karena itulah, ia sering kali berbenturan dengan sikap Seo Ji Woo yang impulsif, penuh rahasia, dan kerap memilih jalan pelarian. Dalam hubungan mereka, cinta tidak selalu berarti menerima segalanya tanpa luka, melainkan juga menghadapi sisi-sisi pasangan yang perlahan mengikis kepercayaan.
Meski berkali-kali mencoba memahami dan memaklumi, ada sikap-sikap Seo Ji Woo yang diam-diam membuat Lee Kyeong Do terluka, frustrasi, bahkan merasa tidak dihargai. Ia jarang mengungkapkan kekesalannya secara langsung, tetapi ketidaksukaannya tercermin jelas lewat jarak emosional dan keputusan-keputusan yang ia ambil. Inilah enam sikap Ji Woo yang dibenci Kyeong Do di Surely Tomorrow.
1. Kebiasaannya mabuk untuk melarikan diri dari kenyataan

Bagi Lee Kyeong Do, kebiasaan Seo Ji Woo mabuk bukan sekadar soal alkohol, melainkan cara perempuan tersebut menghindari rasa sakit tanpa menyelesaikannya. Ia melihat bagaimana Seo Ji Woo menggunakan mabuk sebagai pelarian setiap kali hidup terasa terlalu berat. Alih-alih berbagi cerita atau mencari solusi, Seo Ji Woo justru memilih kehilangan kesadaran. Lee Kyeong Do membenci sikap ini karena ia merasa disingkirkan. Ia ingin menjadi tempat pulang Seo Ji Woo, bukan sekadar penonton yang melihatnya menghancurkan diri sendiri secara perlahan.
2. Bertindak impulsif tanpa memikirkan dampak

Seo Ji Woo dikenal spontan dan bebas, tetapi di mata Lee Kyeong Do, impulsivitasnya sering kali berubah menjadi ketidakpedulian. Seo Ji Woo kerap mengambil keputusan besar secara mendadak. Ia datang, pergi, mencintai, dan meninggalkan tanpa memberi ruang bagi Lee Kyeong Do untuk bersiap. Sebagai pribadi yang rasional, Lee Kyeong Do merasa lelah harus terus menyesuaikan diri dengan perubahan Seo Ji Woo yang tidak terduga. Sikap impulsif ini membuatnya merasa hubungannya tidak pernah memiliki pijakan yang kokoh.
3. Merahasiakan informasi penting tentang dirinya

Salah satu hal yang paling melukai Lee Kyeong Do adalah kebiasaan Seo Ji Woo menyembunyikan kebenaran besar tentang hidupnya. Dari latar belakang keluarga, tekanan bisnis Jarim, hingga masalah pribadi yang serius, Seo Ji Woo sering memilih diam. Bagi Lee Kyeong Do, hubungan tanpa kejujuran adalah hubungan yang rapuh. Ia membenci kenyataan bahwa ia harus mengetahui fakta-fakta penting dari orang lain atau situasi yang memaksanya, bukan langsung dari Seo Ji Woo sendiri.
4. Selalu lari dari masalah alih-alih menghadapinya

Ketika konflik muncul, Seo Ji Woo cenderung memilih pergi. Entah itu pergi secara fisik atau emosional, ia lebih sering menghindar daripada bertahan dan menyelesaikan masalah bersama. Sikap ini membuat Lee Kyeong Do merasa ditinggalkan, bahkan ketika mereka masih berstatus pasangan. Ia tidak menuntut kesempurnaan, tetapi ia berharap Seo Ji Woo mau bertahan bersamanya. Pelarian Seo Ji Woo justru membuat luka semakin dalam dan hubungan mereka berakhir tanpa penutupan yang layak.
5. Tidak peduli pada perhatian Lee Kyeong Do

Lee Kyeong Do menunjukkan cintanya lewat perhatian kecil, mengamati detail, mengingat kebiasaan, dan hadir tanpa diminta. Namun sering kali, perhatian itu terasa tidak dianggap oleh Seo Ji Woo. Seo Ji Woo tampak menerima begitu saja, tanpa menyadari betapa besar usaha emosional yang dilakukan Lee Kyeong Do. Ketidakpedulian ini membuat Lee Kyeong Do merasa usahanya sia-sia. Ia bukan ingin dipuji, tetapi ingin dihargai sebagai seseorang yang benar-benar peduli.
6. Suka membual untuk menutupi rasa rapuh

Seo Ji Woo kerap membual tentang kemandirian dan kekuatannya, seolah ia tidak membutuhkan siapa pun. Di mata Lee Kyeong Do, sikap ini terasa menyakitkan karena ia tahu itu hanyalah tameng. Seo Ji Woo berusaha terlihat baik-baik saja, padahal sebenarnya sedang runtuh. Lee Kyeong Do membenci kebiasaan ini bukan karena ia ingin Ji Woo lemah, melainkan karena ia ingin Seo Ji Woo jujur. Baginya, kejujuran jauh lebih penting daripada citra kuat yang dipaksakan.
Hubungan Lee Kyeong Do dan Seo Ji Woo dibangun dari cinta yang besar, tetapi juga dari luka yang sama besarnya. Sikap-sikap Ji Woo yang dibenci Kyeong Do di Surely Tomorrow bukan muncul dari kebencian semata, melainkan dari rasa peduli yang terlalu dalam. Justru dari sanalah tragedi Surely Tomorrow terasa paling nyata, cinta yang kuat, tetapi tidak selalu berjalan seiring dengan cara mencintai yang benar.


















