5 Tindakan Orangtua yang Hambat Prestasi Anak dalam Drama 'Penthouse'

'The Penthouse' jadi salah satu drakor yang sedang ramai diperbincangkan. Kisahnya yang pelik dan menguras emosi, menjadi alasan drama ini ramai peminat. Tak hanya itu, drama ini juga terkenal dengan ambisi dan kompetisi dari para penghuni Hera Palace.
Beberapa tindakan dari para orangtua di drama Penthouse, bisa jadi contoh toxic parenting yang mengakibatkan prestasi anak menurun. Kira-kira, apa saja tindakan orangtua yang hambat prestasi anak? Yuk, simak artikel ini!
1. Sikap otoriter orangtua

Orangtua yang punya sikap otoriter, dapat menghambat prestasi anak secara akademis maupun nonakademis. Orangtua yang otoriter tidak ingin mendengar pendapat anak, menerapkan aturan secara sepihak, dan mendominasi pilihan anak.
Seo-jin mendidik anaknya, Eun-byul, dengan sikap otoriter dan dominan. Akibatnya, Eun-byul menjadi anak yang tidak percaya diri dan sulit mengendalikan emosi karena kurang terampil dalam menyalurkan emosinya.
Menurut Kendra Cherry, seorang ahli psikologi dalam Verywellmind, tindakan otoriter orangtua dapat membuat anak bertindak lebih agresif di luar rumah dan punya harga diri rendah. Jadi, jangan bersikap otoriter ya kepada anak-anakmu.
2. Menghukum secara fisik akan berdampak pada psikis

Dalam drama Penthouse, Joo Dan Tae kerap menghukum anak-anaknya apabila prestasi mereka menurun. Sikap orangtua yang sering menghukum secara fisik dan psikis akan memengaruhi kondisi mental anak dan punya dampak buruk.
Melansir dari Healthline, dampak buruk yang akan dialami anak apabila menerima kekerasan secara fisik adalah masalah emosional dan perilaku, seperti agresivitas. Masalah seperti ini akan menggangu prestasi akademik maupun nonakademik anak.
Sebaiknya, orangtua membangun komunikasi dan melakukan diskusi apabila anak mengalami penurunan prestasi. Jangan bersikap kasar karena akan melukai psikis dan fisiknya.
3. Orangtua yang terlalu jauh ikut campur pilihan anak

Keterlibatan orangtua dalam peningkatan prestasi anak, memang sangat penting. Perannya adalah memberi arahan ataupun dukungan. Tapi, apabila sudah sampai mengontrol dan bersikap memaksa, justru dapat berakibat buruk.
Sikap selalu ingin mengontrol dan memaksa anak-anaknya untuk patuh terhadap kemauan orangtua ini, ditunjukkan oleh para orangtua di Penthouse. Akibatnya, anak jadi stres karena adanya tuntutan yang tidak sesuai.
Hal yang bisa kamu lakukan adalah memberikan kebebasan kepada anak dalam mengambil keputusan. Dukung apa yang dia suka. Sementara apabila pilihannya keliru, arahkan dan berikan penjelasan mengapa hal tersebut salah.
4. Tidak mendukung anak akan membuatnya gagal menemukan passion

Anggela Duckworth dalam bukunya berjudul 'GRIT: The Power of Passion and Perseverance', membahas bagaimana seorang anak bisa menemukan passion. Salah satunya adalah adanya kebebasan serta dukungan dari orangtua.
Angela menyatakan bahwa anak yang diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri, lebih besar kemungkinannya untuk mengembangkan minat, yang kemudian dapat berkembang jadi passion. Jadi, penting bagi orangtua untuk membebaskan keinginan anak.
Anak-anak di Hera Palace tak punya kebebasan menentukan passion. Mereka hanya mengerjakan apa yang orangtua mereka perintahkan, sehingga kecil kemungkinan minatnya akan berkembang jadi passion atau hasrat.
5. Membangun kompetisi tidak sehat

Dalam drama tersebut, anak-anak yang menghuni apartemen Hera saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Sayangnya, ambisi itu justru membuat mereka mencari berbagai cara supaya dapat menang, meskipun dengan jalan yang keliru.
Orangtua berperan untuk memberikan arahan kepada anak bagaimana menyikapi kekalahan serta bagaimana harus bersikap saat menang. Sikap suportif akan menumbuhkan kompetisi yang sehat sehingga anak punya kemauan besar untuk belajar.
Tak ada perasaan yang terluka jika kalah dari teman-temannya, namun ada kemauan untuk mengevaluasi diri. Jadi, jangan bangun kompetisi tidak sehat ya, untuk anak-anak.
Nah, itu tadi 5 hal yang bisa kita pelajari dari drama The Penthouse. Ternyata, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Cheon Seo Jin dan teman-temannya di Hera Palace, ya?