TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kekejaman Kim Ki Soon, Pendiri Sekte Aga Dongsan dan Toko Synnara

Ia tega membunuh para pengikutnya dengan kejam

Kim Ki Soon (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

In The Name Of God: A Holy Betrayal berhasil viral di banyak negara. Serial dokumenter ini menceritakan kekejaman sekte aliran sesat di Korea Selatan yang mengatasnamakan agama dan gereja.

Viralnya dokumenter ini pun membuat publik menyoroti sekte-sekte sesat yang disebutkan. Salah satunya adalah Aga Dongsan yang didirikan oleh Kim Ki Soon. Aga Dongsan dinilai sangat mengkhawatirkan karena mereka memiliki perusahaan besar, yaitu Synnara Record, platform yang menjual album dan merchandise KPop.

Synnara Record menjadi platform yang disukai banyak fans KPop karena mereka menawarkan harga yang miring dan sering memberi bonus berupa photocard menarik. Sayangnya, tak banyak fans yang tahu bahwa ternyata perusahaan tersebut dimiliki oleh sekte sesat berbahaya.

Setelah dokumenter ini viral, banyak fans KPop yang mulai memboikot pembelian dari Synnara. Agar kamu paham mengenai sekte sesat di balik platform tersebut, simak deretan kejahatan pendirinya, Kim Ki Soon, berikut ini.

1. Mencuci otak para pengikutnya agar percaya dia adalah Tuhan

Kim Ki Soon (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Aga Dongsan mulai beroperasi pada tahun 1982 dengan Kim Ki Soon sebagai pendirinya. Saat itu, ia bisa dengan mudah mendapatkan pengikut karena mengaku sebagai pengganti dari pendeta Lee Kyo Bu yang mendekam di penjara. Ia pun mengambil alih pengikut Lee Kyo Bu untuk bergabung dengannya. 

Secara harfiah, Aga Dongsan berarti 'Taman Bayi'. Selaras dengan nama tersebut, Kim Ki Soon meminta pengikutnya memanggilnya sebagai Agaya yang berarti 'bayi'. Ia mengaku memiliki jiwa anak berusia 3 tahun karena menurutnya, hanya bayi yang bisa masuk surga.

Lebih lanjut, Kim Ki Soon kemudian mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan. Ia mendoktrin para pengikutnya untuk bergabung dengan menyebutkan bahwa Aga Dongsan adalah "surga" yang ada di dunia. Mereka semua nantinya akan selamat dari kiamat dan akan dilayani oleh para cendekiawan di surga.

Baca Juga: Sempat Bantah, Kyoungyoon DKZ Akui Pengikut Sekte JMS

2. Memperbudak pengikutnya agar menghasilkan uang untuknya

Kim Ki Soon (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Untuk bisa bergabung dengan Aga Dongsan, seseorang harus memberikan sejumlah uang kepada Kim Ki Soon. Jika tidak ada, maka mereka harus bekerja untuk menghasilkan uang. Ini dilakukan untuk membangun lahan khusus yang dihuni para pengikut Aga Dongsan.

Semua pengikut wajib bekerja dari subuh hingga larut malam. Mereka melakukan apa saja, mulai dari berdagang, menjadi kuli bangunan, dan lain sebagainya. Hal yang sama juga berlaku untuk anak-anak kecil. Mereka tidak boleh bersekolah karena sudah tinggal di "surga". Alih-alih, anak-anak itu disuruh menjual makanan ringan di kereta dengan mengaku sebagai yatim piatu agar orang-orang iba.

Uang yang didapatkan para pengikut harus disetorkan kepada Kim Ki Soon. Akan tetapi, ternyata jerih payah mereka tidak sebanding dengan apa yang didapatkan. Para pengikut harus tidur beralaskan tikar di tempat sepert barak. Sementara itu, Kim Ki Soon menghuni rumah bak istana yang sangat besar.

Uang dari pengikutnya ini pula yang digunakan Kim Ki Soon untuk mendirikan Synnara Record. Mereka memulai dengan membeli kaset dan piringan hitam secara grosir, kemudian mendistribusikannya ke para penggemar. Perusahaan tersebut bahkan telah beroperasi dari KPop generasi pertama hingga saat ini.

3. Gak ragu melakukan kekerasan, menyiksa, dan membuat pengikutnya melakukan hal yang sama

Kim Ki Soon (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Tempat yang disebut sebagai "surga" tersebut ternyata merupakan "neraka" terselubung. Kim Ki Soon sering melakukan kekerasan kepada para pengikutnya dengan cara yang sangat kejam.

Ketika seorang pengikut melakukan kesalahan, ia akan meminta anggota keluarganya untuk memukuli mereka dengan apa pun yang ada. Entah itu tongkat, sebilah kayu, atau bahkan rantai sepeda. Jadi, sering terjadi ibu atau ayah memukuli anaknya dan sebaliknya.

Setelah dipukul oleh keluarganya, Kim Ki Soon dan pengikut lainnya akan ikut mengeroyok orang tersebut. Setelah itu, tubuhnya yang sudah lemas akan dibiarkan begitu saja, sering kali dalam kondisi sekarat. Ketika sudah mati, barulah si korban akan dikremasi atau dikuburkan.

4. Membunuh para pengikutnya, termasuk anak kecil

Choi Nak Gwi (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Kim Ki Soon terungkap sudah membunuh sejumlah pengikutnya. Namun yang paling terkenal adalah kasus Choi Nak Gwi, seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun yang dibunuh pada 1987.

Saat itu, Nak Gwi sedang tantrum dan buang air besar. Kim Ki Soon menuduh anak kecil itu sedang kerasukan setan dan akhirnya mengikatnya di kandang babi. Ia kemudian menyuruh bibinya untuk menyuapi Nak Gwi kotoran babi tersebut.

Setelahnya, Nak Gwi dipukul berkali-kali dengan tongkat kayu oleh bibinya dan beberapa orang dewasa lain. Parahnya, tongkat itu memiliki paku hingga Nak Gwi mengalami pendarahan hebat dan tubuhnya lemas.

Nak Gwi juga dikurung tanpa minuman dan makanan apa pun di tengah musim panas. Anak itu kemudian berhasil melepaskan diri dan berjalan ke area pantry untuk meminta makanan dalam kondisi mengenaskan. Namun, ia akhirnya dibunuh.

Baca Juga: 5 Fakta Baru Sekte Sesat di Serial In The Name of God: A Holy Betrayal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya