Kenapa Pemilu Jadi Masa yang Sensitif bagi Artis Korea?

Korea Selatan baru saja menyelesaikan masa pemilu dan pemilihan presiden pada 3 Juni 2025 lalu. Dalam masa pemilu ini, banyak penggemar yang menyoroti para artis dan idol yang sangat berhati-hati dengan pose foto hingga post media sosial mereka. Sebab, pose tangan hingga representasi warna bisa dianggap menjurus ke salah satu calon presiden, seperti yang terjadi di Indonesia.
Salah satu artis Korea yang masuk ke kontroversi dalam masa pemilu ini adalah Karina aespa. Permasalahan ini berawal dari unggahan foto Karina di Instagram pribadinya. Dalam foto tersebut, ia menggunakan jaket bercorak warna merah dengan angka 2. Selain itu, dia juga mengunggah foto tersebut dengan caption emoji bunga mawar.
Setelah melihat unggahan tersebut, netizen menduga Karina menunjukkan dukungan pada calon presiden nomor 2 dari People Power Party. Calon presiden ini, Kim Moon Soo, dikenal punya pandangan konservatif dalam keluarga tradisional dan antifeminisme.
Kontroversi selama masa pemilu Korea Selatan ini ternyata juga menimpa sejumlah artis lainnya. Tentu hal ini membuat fans internasional bertanya-tanya, kenapa pemilu jadi masa yang sensitif bagi artis di Korea Selatan? Berikut ini penjelasannya!
1. Banyak cara yang digunakan para calon presiden untuk berkampanye

Dilansir BBC, Starbucks di Korea Selatan telah menolak pesanan dengan enam nama kandidat calon presiden hingga pemilu selesai. Hal ini dilakukan untuk menjaga netralitas selama pemilu berlangsung. Pasalnya, tak sedikit orang yang menggunakan cara ini untuk menunjukkan keberpihakannya sekaligus mempromosikan nama pilihannya. Sebab, barista akan memanggil nama tersebut saat ingin memberikan pesanan. Beberapa waktu terakhir, Starbucks bahkan memblokir beberapa kata dan frasa yang bisa disalahpahami oleh pegawai dan pembeli.
Kondisi ini juga dialami oleh para figur publik Korea Selatan. Mereka wajib menunjukkan kenetralannya dengan berhati-hati dalam berbicara maupun melakukan pose. Itulah kenapa, para artis biasanya menghindari pose V dan simbol tangan lain yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Gak hanya itu, mesin pencarian terbesar Korea Selatan, Naver, juga menghilangkan autopilot dan pencarian otomatis yang menyangkut kandidat presiden.
2. Artis dan idol dianggap punya pengaruh yang besar terhadap para penggemarnya

Artis dan idol KPop punya banyak penggemar dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, mereka punya kekuatan massa yang cukup besar. Itulah kenapa, sejak dulu, para artis dan idol gak boleh menunjukkan keberpihakan mereka dalam berpolitik.
Banyak hal remeh bisa dianggap simbol keberpihakan mereka di bidang politik, terutama saat masa pemilu. Contohnya, seperti warna busana hingga aksesori yang dipakai. Ketika para artis menggunakan baju atau aksesoris berwarna merah atau biru, mereka bisa dikatakan mendukung partai Demokrat, yang mendukung liberalisme, atau People Power, yang mendukung konservatif.
Beberapa kali, para idol maupun artis akan berusaha menghindari kontroversi dengan mengunggah foto hitam putih, pakaian dengan warna campuran, atau warna-warna netral selama pemilu. Hal ini dilakukan untuk menjaga netralitas mereka di hadapan publik selama pemilu berlangsung.
3. Keadaan politik Korea Selatan sensitif karena banyak aspek

Kondisi politik Korea Selatan bisa dibilang cukup sensitif. Hal ini dipengaruhi banyak faktor, seperti sejarah serta budaya dalam negeri, ekonomi, hubungan dengan Amerika Serikat, hingga hubungan dengan Korea Utara. Selain itu, terpecahnya kubu politik yang sangat bertolak belakang juga bisa memicu sensitivitas dalam lingkungan politik Korea Selatan.
Hal ini juga membawa banyak isu yang bermunculan dari lingkungan masyarakatnya. Ketika para artis setempat menunjukkan keberpihakannya, masyarakat khawatir akan ada yang memanfaatkan situasi tersebut. Apalagi, setelah presiden Korea Selatan Yoon Seok Yeol dilengserkan, kondisi politik dalam negeri semakin memanas dan gak terkendali.
Jadi, potensi permasalahan saat pemilu Korea Selatan berlangsung ini memang sangat rentan muncul. Makanya, para artis biasanya bertindak ekstra hati-hati agar gak digunakan untuk kepentingan politik menjelang pemilihan berlangsung. Beda banget dari Indonesia, ya!