Lebih Menantang, 7 Kejutan yang Terjadi di Culinary Class Wars 2

Culinary Class Wars season 2 langsung mencuri perhatian sejak episode awal dengan berbagai perubahan besar yang tak terduga. Kompetisi memasak ini tak lagi sekadar ajang unjuk teknik, tetapi juga medan psikologis yang menuntut strategi, mental baja, dan kesiapan menerima keputusan ekstrem dari para juri.
Berbeda dari musim sebelumnya, season 2 menghadirkan format yang lebih ketat, peserta yang lebih berani mengambil risiko, serta standar penilaian yang jauh lebih keras. Tujuh kejutan berikut menjadi bukti bahwa Culinary Class Wars 2 kali ini benar-benar menaikkan level persaingan dan membuat setiap episode terasa menegangkan.
1. Banyak chef berbakat dan terkenal justru memilih jalur sendok hitam

Salah satu kejutan terbesar adalah keputusan banyak chef berpengalaman dan sudah punya nama besar justru mendaftar sebagai peserta sendok hitam. Langkah ini terasa berani sekaligus mengejutkan, karena sendok hitam identik dengan posisi paling rawan tersingkir. Pilihan tersebut seolah menunjukkan bahwa reputasi bukan lagi tameng, dan para chef siap mempertaruhkan nama mereka demi pembuktian kemampuan murni.
2. Dua chef sendok putih dari season 1 kembali bertarung

Kehadiran dua chef sendok putih yang pernah berlaga di season 1 langsung memancing perhatian penonton. Kembalinya mereka bukan sekadar nostalgia, tetapi juga membawa ekspektasi tinggi dari juri dan peserta lain. Pengalaman mereka di musim sebelumnya membuat setiap langkah mereka diawasi lebih ketat, karena publik mengharapkan kualitas yang lebih tinggi dari sekadar standar kompetisi.
3. Status sendok putih tak lagi memberi perlindungan

Jika di season 1 sendok putih kerap dianggap berada di zona aman, maka di season 2 anggapan itu runtuh sepenuhnya. Dua chef sendok putih yang kembali justru harus mengikuti babak eliminasi seperti peserta sendok hitam. Keputusan ini menegaskan bahwa tidak ada lagi privilese dan semua peserta benar-benar dinilai dari performa hari itu, bukan dari pencapaian masa lalu.
4. Penilaian ganda yang jauh lebih kejam

Perbedaan paling mencolok terletak pada sistem penilaian. Peserta sendok hitam hanya perlu dinilai oleh satu juri, tetapi dua chef sendok putih tersebut harus mendapat persetujuan dari kedua juri untuk bisa lolos. Beban ini membuat setiap kesalahan terasa berlipat ganda, karena satu penilaian negatif saja sudah cukup untuk menggugurkan mereka dari kompetisi.
5. Dua juri tampil tanpa kompromi

Di season 2, kedua juri, Baek Jong Won dan Anh Sung Jae tampak jauh lebih tegas dan minim toleransi dibanding musim sebelumnya. Kritik disampaikan secara lugas, tajam, dan tanpa basa-basi, bahkan untuk kesalahan kecil sekalipun. Sikap ini membuat atmosfer kompetisi semakin menegangkan dan menegaskan bahwa standar Culinary Class Wars telah naik ke level yang lebih profesional dan kejam.
6. Jumlah peserta lebih sedikit, persaingan lebih padat

Jika musim sebelumnya menghadirkan 40 peserta yaitu 20 sendok putih dan 20 sendok hitam, di season 2 hanya diikuti oleh 38 chef. Meski terlihat sepele, pengurangan ini membuat persaingan terasa lebih padat dan intens. Setiap peserta memiliki peluang lebih besar untuk disorot, sekaligus risiko lebih besar untuk langsung tersingkir jika gagal tampil maksimal.
7. Kualitas peserta meningkat drastis

Baik peserta sendok putih maupun sendok hitam di season 2 datang dengan gelar, prestasi, dan kemampuan yang jauh lebih mengesankan. Banyak dari mereka memiliki latar belakang kompetisi internasional, restoran ternama, atau spesialisasi teknik tingkat tinggi. Hal ini membuat setiap tantangan terasa seperti final, karena hampir semua peserta tampil dengan level yang relatif seimbang dan sulit diprediksi.
Dengan tujuh kejutan tersebut, Culinary Class Wars Season 2 terasa lebih berani dalam merombak pakem lama dan menantang ekspektasi penonton. Tidak ada lagi zona nyaman, tidak ada jaminan status, dan tidak ada toleransi berlebihan dari juri. Semua perubahan ini menjadikan season2 sebagai medan perang kuliner yang lebih keras, lebih jujur, dan jauh lebih mendebarkan untuk diikuti hingga akhir.



















