4 Idol KPop Cewek Jadi Artis demi Mengubah Nasib Keluarga
Mengejar impian murni karena hasrat dan bakat dalam bidang tertentu merupakan keistimewaan yang tak bisa dimiliki oleh semua orang. Bahkan, banyak idol yang justru ingin berkarier di industri hiburan demi mendapat uang dalam waktu singkat. Sebab, mereka muak dengan situasi finansial keluarganya yang buruk.
Maka dari itu, idol KPop berikut ini rela menanggung beban berat di masa mudanya untuk menjalani pelatihan yang sulit. Mereka berjuang demi mengubah nasib keluarganya. Mereka memahami, bahwa akan butuh waktu yang lama bagi mereka untuk menghasilkan uang jika ingin menjadikan profesi lain sebagai cita-cita. Yuk, simak!
1. Sunmi
Dalam podcast Spotify: Mic Check pada 2022, Sunmi mengaku ingin jadi idol demi membantu keluarganya. Ia tinggal bersama ayah tunggal dan adik laki-lakinya sejak kecil. Saat dia berusia 12 tahun, ayahnya didiagnosis kanker paru-paru dan dirawat di rumah sakit. Pada masa itu, sang ayah adalah satu-satunya pencari nafkah.
Sunmi tahu, harus ada yang menggantikan ayahnya demi menghidupi keluarga. Ia memutuskan melindungi adiknya dengan mengambil peran itu. Ia memikirkan apa yang harus dilakukan olehnya demi menghasilkan uang dalam waktu cepat. Orang-orang di sekitarnya menyarankannya untuk jadi guru. Namun, dia tahu bahwa butuh waktu lebih lama baginya untuk dapat uang jika memilih jalur karier itu.
Pada masa itu, JYP Entertainment mengumumkan sedang audisi untuk girl group baru. Sunmi yang berusia 13 tahun pun naik bus ke Seoul sendirian selama 5 jam untuk audisi. Ia pun tinggal di Seoul begitu lolos jadi trainee. Jadi, adiknya yang mengurus ayahnya. Berkat kerja keras, Sunmi berhasil debut sebagai idol.
2. Sandara Park 2NE1
Dilansir Koreaboo, Sandara pernah jadi artis yang sukses di Filipina. Namun, ayahnya justru menghabiskan penghasilannya untuk berjudi. Dalam beberapa tahun, tabungan Sandara habis. Ayahnya meninggalkan keluarganya demi perempian lain, hingga Sandara jadi tulang punggung.
Sandara berjuang demi membiayai pendidikan Thunder dan memastikan keluarganya makan dengan cukup. Namun, popularitasnya redup karena ayahnya dipenjarakan akibat gagal membayar pinjaman. Reputasinya pun hancur. Ia akhirnya mencoba peruntungan dengan jadi trainee di YG Entertainment saat berusia 23 tahun.
Sejak saat itu, Sandara membawa keluarganya pindah ke Korea Selatan. Meskipun mengalami banyak kesusahan, ia tak membiarkan hal itu membuatnya patah semangat. Ia berdedikasi untuk keluarganya dan berhasil debut usai 2 tahun berlatih.
3. Chanmi AOA
Di program Human Documentary, terungkap bahwa Chanmi punya ibu tunggal yang menafkahi keluarga seorang diri sambil mengelola salon kecil. Meski kesusahan, ibunya tetap suka membantu beri makan dan tempat tidur untuk anak-anak lain yang kabur dari rumah. Chanmi jadi jengkel karena dia sendiri tak pernah minta apa pun dari ibunya, akibat kesusahan finansial mereka.
Lebih lanjut, dalam sebuah acara pada 2016, Chanmi mengaku ingin menghasilkan uang dalam waktu cepat. Ia jengkel karena tetap tak punya rumah, meski ibunya sudah kerja dari pagi sampai larut malam. Uang mereka selalu habis untuk bayar sewa dan sekolah. Ia mengira bahwa menjadi idol akan membuatnya mendapat uang secepatnya. Namun, kini dia sadar betapa profesi ini juga memiliki kesulitannya sendiri.
4. Hyeri Girl's Day
Melalui program Taxi pada 2017, Hyeri mengatakan, dirinya merasa beruntung karena debut dalam waktu yang relatif cepat. Di sisi lain, dia merasa stres karena memahami betapa banyak kekurangannya karena itu. Namun, dia tetap berusaha berpikir positif dengan menjadikan keluarganya sebagai sumber motivasinya. Ia sudah menganggap dirinya sebagai kepala keluarga.
Pasalnya, Hyeri merasa bersalah saat mengingat ibunya yang berjuang bekerja selama hampir 15 tahun di pabrik. Ia merasa, ibunya menghabiskan masa muda dengan serba sulit dan melelahkan karena dirinya. Hal ini membuatnya merasa sangat berterima kasih atas segala hal yang dilakukan ibunya untuknya.
Idol KPop di atas mengorbankan masa mudanya untuk berjuang keras dalam latihan semata-mata demi keluarganya, bukan sekadar impiannya sendiri. Mereka tak ingin lebih lama menjalani penderitaan karena kesulitan keuangan. Berkat tekad itu, mereka berhasil menggapai cita-citanya itu.
