Woozi SEVENTEEN Diduga Jadi Korban Penyalahgunaan Wewenang saat Wamil

Woozi SEVENTEEN yang resmi masuk wajib militer (wamil) pada 15 September 2025 baru-baru ini menjadi sorotan publik. Pada Senin (22/12/2025), beredar kabar bahwa ada atasan militer yang diduga memanfaatkan Woozi untuk kepentingan pribadinya.
Dugaan praktik penyalahgunaan wewenang ini pun membuat pihak militer Korea Selatan dikritik publik. Sebab mereka dianggap memanfaatkan tentara baru yang masih berada dalam masa pelatihan dasar untuk kepentingan pribadi, alih-alih menjaga profesionalisme dan etika. Simak kronologi selengkapnya berikut ini!
1. Kabarnya, Woozi diminta seorang atasan untuk mencari penyanyi yang bisa tampil di pernikahannya

Pada Senin (22/12/2025), media Korea Selatan, Seoul Shinmun melaporkan bahwa ada seorang petugas militer dengan nama samaran A yang bertugas di Pusat Pelatihan Angkatan Darat. Hal ini dimulai saat A meminta Woozi memperkenalkannya kepada penyanyi yang bisa membawakan lagu di pernikahannya.
Woozi kemudian memenuhi permintaan tersebut dengan memperkenalkannya kepada penyanyi ballad terkenal yang merupakan salah satu rekannya. Si penyanyi kemudian tampil di pernikahan A pada bulan Oktober. Namun, ia tidak diberi bayaran apa pun.
Sebagai informasi saat itu, Woozi baru saja mendaftar sebagai peserta pelatihan. Kemudian, Woozi dan A tidak mengenal satu sama lain secara personal.
2. Pusat Pelatihan Angkatan Darat menyatakan bahwa tidak ada hukum maupun peraturan militer yang dilanggar

Pusat Pelatihan Angkatan Darat kemudian memberikan klarifikasi dengan menyatakan, mereka tidak memaksa Woozi. Mereka menambahkan, sang idola memenuhi permintaan tersebut karena niat baiknya sendiri.
"Setelah meninjau situasi tersebut, disimpulkan bahwa hal ini bukan berasal dari perintah yang tidak pantas, melainkan tindakan baik secara pribadi dari pihak Woozi. Tidak ada pelanggaran dari sisi hukum maupun peraturan militer," ungkap perwakilan Pusat Pelatihan Angkatan Darat dilansir Seoul Shinmun.
Kemudian disampaikan pula bahwa pada saat permintaan itu dibuat, Woozi masih belum mendapatkan penempatan tugas. Namun kini ia telah terpilih sebagai instruktur latihan dan bertugas di resimen yang sama dengan si A.
3. Pakar hukum menilai, prajurit baru akan sulit menolak permintaan atasannya karena lingkungan militer punya hierarki yang kental

Walaupun pihak militer telah memberikan penjelasan mengenai masalah ini, publik justru semakin gencar melontarkan kritik. Netizen Korea Selatan menganggap bahwa permintaan A sebagai atasan militer kepada Woozi yang baru masuk wamil tidaklah pantas. Apalagi, ia tidak membayarkan upah kepada penyanyi kenalan Woozi tersebut.
Terlebih lagi, sejumlah pakar hukum juga menegaskan bahwa dunia militer memiliki hierarki yang sangat kental. Jadi, akan sulit bagi seorang prajurit baru untuk menolak permintaan dari orang yang lebih senior darinya. Hal ini pula yang diungkapkan seorang pengacara dari Firma Hukum Jonjae, dilansir Seoul Shinmun.
"Ada banyak preseden pengadilan yang mengakui bahwa, hierarki yang kaku dan sifat tertutup pada organisasi militer membuat prajurit sulit untuk membantah permintaan pribadi dari atasan. Poin ini sering kali menjadi dasar pending untuk penilaian pelanggaran hukum," ungkap pengacara Noh Jong Eon kepada Seoul Shinmun.
Kasus ini kembali membuka diskusi publik soal etika dan relasi kuasa di dalam institusi militer. Meski dinyatakan tidak melanggar aturan, banyak pihak menilai perlu ada kepekaan lebih dalam menjaga profesionalisme. Para penggemar pun berharap Woozi terhindar dari praktik yang serupa lagi di masa wamilnya.


















