4 Bahaya Menjadi Seorang Workaholic, Rentan Burnout!

Bekerja keras memang merupakan hal yang baik dan positif, tapi jika dilakukan secara berlebihan atau bahkan mengorbankan kesehatan dan kehidupan pribadi, maka ini yang akan menjadi masalah. Seorang workaholic atau orang yang kecanduan kerja biasanya tidak menyadari bahwa kebiasaan tersebut justru bisa berdampak negatif pada kondisi tubuh dan mentalnya.
Banyak yang berpikir bahwa semakin sering bekerja, maka semakin sukses pula seseorang. Namun, kenyataannya tidak demikian karena bisa berpotensi menurunkan produktivitas. Oleh sebab itu, kamu perlu memahami beberapa bahaya yang mungkin muncul apabila menjadi seorang workaholic.
1. Kesehatan fisik menurun

Bekerja terlalu sering ternyata dapat menimbulkan seseorang jadi memiliki waktu tidur yang terbatas, bahkan makan pun bisa saja tidak teratur dan jarang berolahraga. Kondisi seperti ini tentu dapat meningkatkan potensi berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung,
Jika kamu memaksakan diri untuk duduk terlalu lama di depan komputer tanpa adanya jeda waktu istirahat, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti ketegangan otot, nyeri punggung, hingga mata lelah. Jika kebiasaan ini terus berlangsung selama bertahun-tahun lamanya, maka bisa semakin memperburuk kondisi dan memengaruhi kualitas hidupmu secara keseluruhan.
2. Kesehatan mental terganggu

Menjadi seorang workaholic ternyata bukan hanya akan memengaruhi kesehatan fisik semata, namun juga akan rentan mengalami stres berkepanjangan karena tekanan pekerjaan yang cukup tinggi. Stres yang tidak terkendali justru dapat menimbulkan terjadinya gangguan kecemasan, depresi, hingga burnout yang dapat membuat seseorang jadi rentan kehilangan motivasi dalam bekerja.
Jika kamu terlalu fokus pada pekerjaan yang dilakukan, maka bisa membuatmu rentan mengalami kesepian atau bahkan kehilangan koneksi sosial. Akibat dari hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan emosional, sehingga berdampak buruk terhadap kondisi mental yang dialami.
3. Hubungan sosial terganggu

Orang yang terlalu sibuk bekerja ternyata sering mengabaikan hubungan dengan orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau bahkan pasangan. Bukan tidak mungkin jika mereka akan melewatkan berbagai momen penting seperti acara keluarga atau ulang tahun, sehingga bisa berpotensi merusak kedekatan dengan orang-orang yang disayang.
Pada saat hubungan sosial terganggu, maka seseorang akan rentan merasa terisolasi dan kesulitan untuk memeroleh dukungan emosional yang diperlukan. Akibat dari hal ini akan membuat kehidupan sosial menjadi tidak harmonis, sehingga berujung pada risiko konflik atau bahkan perpisahan dalam hubungan pribadi.
4. Produktivitas menurun

Walau workaholic sering kali terlihat sibuk, namun bukan berarti mereka selalu dalam kondisi yang produktif. Bekerja secara terus-menerus tanpa diberikan waktu untuk istirahat justru dapat menimbulkan kelelahan secara mental dan fisik, sehingga hal inilah yang dapat secara otomatis menurunkan fokus dan efisiensi dalam bekerja.
Kurangnya waktu beristirahat bisa membuat seseorang jadi lebih mudah dalam melakukan kesalahan dan memperlambat segala proses bekerja yang dilakukan. Hal ini artinya bekerja terlalu keras tanpa jeda justru bisa membuat hasil pekerjaan yang diperoleh tidak optimal, sehingga justru menimbulkan masalah.
Menjadi workaholic mungkin dianggap sebagai dedikasi terhadap pekerjaan. Namun jika dilakukan secara berlebihan, maka bisa membawa dampak negatif terhadap hubungan sosial, kesehatan, hingga produktivitas. Pahami bahwa keberhasilan dalam karier bisa dicapai tanpa mengorbankan kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan pribadi!