4 Risiko Career Break, Wajib Disadari sebelum Ambil Keputusan!

Akhir-akhir ini, banyak orang mulai mempertimbangkan untuk ambil career break. Alasannya macam-macam, ada yang burnout, pengin healing, cari makna hidup, atau sekadar ingin ambil jeda dari rutinitas kerja yang padat. Dan ya, career break bisa jadi keputusan yang tepat kalau memang dibutuhkan. Tapi sebelum kamu buru-buru tulis surat resign atau ajukan cuti panjang, ada baiknya kamu juga mikir dari sisi risikonya.
Karena jujur aja, berhenti sejenak dari dunia kerja itu gak cuma soal “akhirnya bisa santai.” Ada hal-hal yang mungkin gak langsung kelihatan sekarang, tapi bisa berdampak besar ke karier kamu ke depannya. Biar gak kaget atau nyesel di tengah jalan, yuk, kenali dulu beberapa risiko career break yang wajib kamu sadari!
1. Performa dan kepercayaan diri bisa turun

Setelah lama gak bekerja, bukan gak mungkin kamu bakal ngerasa ‘ketinggalan zaman’. Apalagi kalau kamu break-nya lebih dari 6 bulan. Skill yang tadinya kamu kuasai bisa terasa tumpul karena gak dipakai. Belum lagi adaptasi dengan ritme kerja lagi setelah lama slow living itu gak gampang.
Banyak orang yang habis career break justru merasa minder, ngerasa “udah gak sekeren dulu” atau takut gak bisa sekompeten sebelumnya. Ini bisa mempengaruhi performa saat kamu mulai kerja lagi. Jadi penting banget untuk tetap aktif belajar atau cari aktivitas yang bisa bantu kamu tetap ‘tajam’, meskipun lagi break.
2. Re-entry ke dunia kerja bisa lebih sulit dari yang kamu kira

Banyak yang mikir setelah break, mereka bisa dengan mudah dapat pekerjaan lagi. Tapi realitanya, proses kembali ke dunia kerja gak selalu semulus yang dibayangkan. HR bisa mempertanyakan ‘celah’ di CV kamu, terutama kalau kamu gak punya aktivitas yang bisa menjelaskan jeda itu.
Ada juga risiko kamu harus mulai dari posisi atau gaji yang lebih rendah dibanding sebelumnya. Belum lagi kalau industri kamu sangat dinamis dan berubah cepat, kamu bisa dianggap ketinggalan. Makanya, kalau kamu mutusin buat break, penting banget untuk tetap terkoneksi dengan dunia kerja, entah lewat freelance, project kecil, atau komunitas profesional.
3. Finansial bisa terganggu, bahkan setelah break selesai

Jeda kerja = jeda pemasukan. Kecuali kamu punya tabungan besar atau passive income, career break bisa bikin keuangan kamu goyah. Banyak yang lupa menghitung kebutuhan jangka panjang saat memutuskan break, padahal pengeluaran tetap jalan terus. Bahkan setelah kamu balik kerja, belum tentu langsung dapat penghasilan seperti sebelumnya.
Ada masa transisi yang bisa cukup lama dan bikin kamu harus putar otak soal keuangan. Jadi, sebelum ambil break, pastikan kamu udah siap secara finansial dan punya perencanaan yang matang, bukan cuma buat selama break, tapi juga buat sesudahnya.
4. Reputasi profesional bisa terpengaruh

Meskipun career break mulai lebih diterima sekarang, tetap aja gak semua lingkungan kerja melihatnya dengan pandangan positif. Ada kemungkinan kamu dianggap kurang komitmen, gak tahan tekanan, atau gak fokus sama karier.
Apalagi kalau kamu break tanpa alasan jelas atau gak bisa menjelaskan tujuan dari jeda tersebut dengan baik. Ini bisa mempengaruhi peluang kerja di masa depan, terutama di industri yang sangat kompetitif. Supaya gak salah paham, pastikan kamu bisa menjelaskan alasan dan value yang kamu dapat dari career break dengan cara yang profesional dan jujur.
Career break itu sah-sah aja dan bisa jadi keputusan yang tepat kalau kamu benar-benar membutuhkannya. Tapi seperti keputusan besar lainnya, tentu ada risiko yang perlu kamu pertimbangkan. Jangan cuma lihat dari sisi enaknya aja, tapi juga pikirin dampaknya buat jangka panjang. Dengan perencanaan yang matang, kamu tetap bisa ambil jeda tanpa mengorbankan kariermu. Intinya: istirahat boleh, tapi jangan sampai bikin kamu kehilangan arah. Semoga keputusanmu membawa kamu ke versi diri yang lebih utuh, ya!