Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Salah satu tujuan proses rekrutmen adalah menemukan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian itu bisa dilihat dari segi kualifikasi, motivasi dan tujuan perusahaan. Sehingga terjadi kecocokan baik dari sisi kandidat maupun sisi perusahaan yang nantinya bisa memberi kepuasan bagi kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan dan pihak kandidat.

Tak jarang perusahaan menemui kandidat overqualified saat proses rekrutmen. Meskipun kandidat yang memiliki kualifikasi di atas yang dibutuhkan perusahaan terdengar lebih menguntungkan, namun beberapa perusahaan justru menolak kandidat overqualified. 

Ada beberapa hal yang menjadi alasan perusahaan menolak kandidat overqualified. Beberapa alasan perusahaan menolak kandidat overqualified akan dijelaskan pada artikel berikut ini. Baca yuk, biar paham.

1. Harapan gaji terlalu tinggi

Ilustrasi pria (pixabay.com/Tumisu)

Salah satu alasan perusahaan menolak kandidat overqualified karena ekspektasi gaji mereka yang biasanya lebih tinggi dari yang dianggarkan perusahaan untuk posisi tersebut. Kandidat yang memiliki pengalaman dan keterampilan yang tinggi biasanya mengharapkan gaji yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Sementara itu, perusahaan sudah memiliki ketentuan anggaran gaji yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pada posisi tersebut. 

Jika gaji yang diminta terlalu tinggi melebihi anggaran yang ditetapkan, maka perusahaan merasa keberatan untuk memenuhi ekspektasi gaji kandidat overqualified. Hal ini menjadi alasan perusahaan menolak kandidat overqualified dan mencari kandidat lain dengan kualifikasi dan harapan gaji yang lebih sesuai.

2. Kepuasan kerja rendah

Ilustrasi frustasi berbisnis (pixabay.com/stevedimatteo)

Perusahaan merasa khawatir jika kandidat overqualified akan memiliki kepuasan kerja yang rendah nantinya. Hal ini terjadi karena pekerjaan yang ditawarkan tidak sejalan dengan kemampuan dan ambisi mereka. 

Kandidat yang memiliki pengalaman, keterampilan dan pendidikan melebihi dari yang dibutuhkan untuk posisi tertentu, akan merasa bahwa tugas-tugas kerja yang dikerjakan terlalu mudah, tidak menantang dan tidak memberi manfaat secara profesional. Akibatnya kandidat akan merasa bosan dan kehilangan motivasi kerja.

Ketidaksesuaian antara kualifikasi kandidat dan tuntutan perusahaan juga bisa menyebabkan perasaan frustasi dan tidak dihargai. Kandidat merasa bahwa mereka tidak menggunakan kemampuan mereka secara maksimal sehingga tidak mendapatkan pengakuan sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menurunkan tingkat kepuasan kerja.

3. Tingkat komitmen rendah

Ilustrasi berangkat kerja (pixabay.com/StockSnap)

Pihak perusahaan merasa khawatir jika kandidat overqualified akan memiliki tingkat komitmen rendah ketika bekerja. Pasalnya, pekerjaan yang ditawarkan tidak setara dengan potensi dan kemampuan mereka. Hal ini membuat kandidat overqualified cenderung kehilangan motivasi dan antusiasme dalam bekerja yang juga dapat menurunkan tingkat komitmen mereka.

Selain itu, banyak kandidat overqualified yang melihat posisi tersebut hanya sebagai langkah sementara atau batu loncatan menuju pekerjaan yang lebih baik dan sesuai. Mereka tidak memiliki tujuan jangka panjang pada pekerjaan tersebut sehingga tingkat loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan cenderung rendah.

Kandidat overqualified dapat dengan cepat meninggalkan pekerjaan ketika menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Kondisi ini dapat meningkatkan turn over yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

4. Dinamika tim terganggu

Ilustrasi (pixabay.com/StockSnap)

Kandidat overqualified berpotensi mengganggu dinamika tim dalam perusahaan. Hal ini terjadi karena pengalaman, pendidikan dan ketrampilan mereka tidak sebanding dengan rekan-rekan kerja yang satu level denganya sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam interaksi tim. 

Dengan keahlian yang dimiliki, kandidat overqualified dapat mendominasi keputusan tim sehingga membuat anggota lain merasa tersingkir atau kurang dihargai. Jika terus berlanjut, kondisi ini dapat memunculkan ketegangan dan konflik dalam tim. Ketika dinamika tim terganggu, hal ini dapat memperburuk komunikasi, menurunkan kolaborasi dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan. 

5. Tidak sejalan dengan perkembangan karir

ilustrasi bekerja (pixabay.com/magnetme)

Perusahaan merasa khawatir jika posisi yang ditawarkan tidak sejalan dengan perkembangan karier kandidat overqualified. Ketika pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan ambisi atau tujuan karier jangka panjang seorang kandidat overqualified, mereka cenderung merasa bahwa posisi tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup untuk berkembang atau maju.

Karyawan yang merasa tidak berkembang atau tidak didukung dalam karier mereka cenderung kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil kerja dan juga suasana tim di sekitar mereka. Selain itu, ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan perkembangan karir dapat memicu perasaan stagnasi, yang pada akhirnya membuat mereka mencari peluang lain yang lebih sesuai dengan tujuan karier jangka panjang mereka.

Bagi perusahaan, menemukan kandidat yang sesuai bukan hanya dilihat dari kualifikasi yang dimiliki, tetapi juga kesesuaian motivasi, budaya kerja, posisi yang ditawarkan dan tujuan karier jangka panjang kandidat. Meskipun terlihat menguntungkan di atas kertas, perusahaan tetap berhati-hati dalam merekrut kandidat overqualified karena beberapa alasan yang telah disebutkan di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team