Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Perusahaan akan Melakukan Layoff, Karyawan Harus Waspada

ilustrasi orang menjadi korban layoff (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi orang menjadi korban layoff (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Dalam dunia kerja yang dinamis, ketidakpastian ekonomi dapat memengaruhi stabilitas perusahaan. Saat hal ini terjadi, salah satu skenario yang paling ditakuti para karyawan adalah layoff atau PHK massal. Terlebih, layoff kini kerap terjadi tanpa peringatan yang jelas sehingga mereka tak bisa mempersiapkannya.

Meski begitu, ada beberapa tanda perusahaan akan melakukan layoff yang bisa diamati dari jauh-jauh hari. Dengan menyadarinya, kamu bisa mulai menyiapkan diri dengan baik. Jadi, apa saja tanda-tandanya dan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghadapi hal tersebut? Temukan jawabannya di sini!

1. Perusahaan memotong banyak anggaran

ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/Kindel Media)

Salah satu tanda perusahaan mengalami kesulitan finansial adalah mengurangi anggaran secara signifikan di berbagai aspek. Perusahaan mungkin mulai memotong biaya perjalanan bisnis, membatalkan acara yang biasanya diadakan secara rutin, menunda membeli peralatan baru, dan mengurangi fasilitas karyawan.

Semua ini dilakukan dengan tujuan menjaga kas perusahaan tetap stabil, terutama jika pendapatan mengalami penurunan atau biaya operasional melonjak. Kalau kamu melihat tanda-tanda ini, sebaiknya kamu mulai menyiapkan diri secara finansial.

Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan hidup setidaknya selama 3 hingga 6 bulan ke depan. Selain itu, mulailah meninjau kembali pengeluaran pribadi dan kurangi biaya yang nggak penting.

Selain mengamankan finansial, ini juga saat yang tepat untuk mengembangkan keterampilan. Kamu bisa mengikuti kursus online untuk mendalami skill yang dibutuhkan di industri. Tujuannya tak lain agar kamu lebih kompetitif dan punya nilai lebih saat harus mencari pekerjaan baru.

2. Perusahaan jadi kurang transparan

ilustrasi sekelompok orang melaksanakan rapat (unsplash.com/Jason Goodman)
ilustrasi sekelompok orang melaksanakan rapat (unsplash.com/Jason Goodman)

Ketika komunikasi di perusahaan berubah menjadi kurang transparan atau kian tertutup, ini bisa menjadi sinyal bahwa mungkin sedang terjadi masalah internal. Manajemen yang biasanya terbuka mengenai rencana masa depan perusahaan mungkin mendadak menghindari diskusi tentang kondisi finansial atau perkembangan bisnis.

Bahkan, rapat-rapat penting bisa menjadi lebih jarang atau diadakan dengan terburu-buru tanpa membahas agenda yang strategis. Tanda semacam ini bisa mengindikasikan bahwa perusahaan sedang menghadapi krisis yang mungkin diikuti dengan langkah penghematan, termasuk layoff.

3. Menunda proyek dan perekrutan karyawan baru

ilustrasi orang melakukan screening CV (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi orang melakukan screening CV (pexels.com/cottonbro studio)

Jika perusahaan menunda proyek-proyek besar yang sebelumnya sudah direncanakan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang menghadapi tekanan keuangan yang serius. Proyek-proyek yang dianggap penting biasanya tak mungkin dihentikan tanpa alasan yang kuat.

Penundaan atau pembatalan proyek besar biasanya dilakukan untuk menghemat anggaran, yang merupakan langkah awal sebelum layoff. Selain itu, jika ada penundaan proses perekrutan untuk karyawan baru dalam waktu yang lama, perusahaan mungkin sedang berusaha menekan biaya dengan cara membatasi penambahan tenaga kerja.

4. Penurunan pendapatan atau kinerja perusahaan

ilustrasi melihat laporan keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi melihat laporan keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tanda lainnya bisa terlihat pada kinerja keuangan perusahaan, seperti laba yang terus merosot atau target penjualan yang tidak tercapai selama beberapa kuartal berturut-turut. Dalam situasi seperti ini, perusahaan sering kali terpaksa mengambil langkah drastis, termasuk mengurangi jumlah karyawan untuk menekan biaya operasional.

Kamu mungkin melihat penurunan pendapatan dalam laporan tahunan atau mendengar langsung dari manajemen tentang tantangan finansial yang sedang dihadapi. Jika penurunan ini terus berlanjut tanpa adanya strategi yang jelas untuk memperbaikinya, layoff kemungkinan besar akan menjadi langkah selanjutnya.

5. Perubahan struktur organisasi perusahaan

ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Ron Lach)

Restrukturisasi perusahaan, termasuk merger, akuisisi, atau perombakan besar-besaran dalam manajemen juga bisa menjadi tanda akan terjadinya layoff atau PHK massal. Perubahan struktur organisasi sering kali diikuti dengan pengurangan tenaga kerja sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi atau menyesuaikan struktur baru dengan kebutuhan bisnis yang lebih kecil.

Jika banyak manajer atau eksekutif senior yang dipecat atau dipindahkan, atau terjadi penggabungan tim dan departemen, ini bisa menjadi indikator bahwa perusahaan sedang mengurangi biaya operasional, dan layoff mungkin akan menjadi bagian dari proses tersebut.

Kalau kamu mulai melihat tanda perusahaan akan melakukan layoff, segera siapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menopang hidup jika terkena dampaknya. Selain itu, teruslah mengasah keterampilan agar valuemeningkat dan bangun jaringan yang kuat untuk membuka lebih banyak peluang.

Menghadapi PHK memang bisa menakutkan. Namun dengan persiapan yang baik, kamu bisa melewatinya dengan baik. Yang terpenting, ingatlah bahwa jika kamu terkena PHK, itu bukan cerminan kinerja atau kemampuanmu di mata perusahaan. Situasi ini tidak menentukan nilai dirimu sebagai karyawan. Jadi, jangan sampai merasa rendah diri atau insecure, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadhifa Arnesya
EditorNadhifa Arnesya
Follow Us