Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bayangan Gak Realistis Freelancer Pemula, Jaga Ekspektasi

ilustrasi freelancer (pexels.com/George Milton)

Bekerja secara lepas atau freelance digemari oleh banyak anak muda. Pekerjaan ini dipandang lebih fleksibel sehingga memungkinkanmu untuk menjaga keseimbangan hidup. Menjadi freelancer juga membuka kesempatan untukmu memperoleh pendapatan hingga tidak terhingga.

Berbeda dengan bekerja di kantor yang sudah ada aturan besaran gaji dan tunjangan buat setiap posisi. Namun, pekerja lepas pemula gak boleh terlalu percaya diri hingga mengembangkan berbagai bayangan yang kurang realistis. Memikirkan sisi-sisi enak dan kemungkinan terbaik dari menjadi freelancer memang menambah semangatmu.

Akan tetapi, dirimu berpotensi kecewa berat tak lama setelah menggeluti dunia kerja yang satu ini. Bukan jenis pekerjaannya yang keliru, melainkan kamu perlu memperbaiki angan-anganmu. Berharap boleh saja, tetapi jangan muluk-muluk. Lima imajinasi di bawah ini cenderung mengecewakanmu.

1. Langsung punya pendapatan tinggi

ilustrasi freelancer (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sekalipun kamu mengenal banyak pekerja lepas berpendapatan tinggi, ingat bahwa dirimu tidak tahu situasinya di awal memulai. Kamu baru mengenalnya belakangan ini ketika kondisi finansial mereka sudah stabil. Dirimu lantas berpikir bekerja secara lepas mudah dan sangat menjanjikan.

Itu tidak sepenuhnya salah. Hanya saja, agar kamu dapat tiba di sana prosesnya akan cukup panjang. Tidak lantas begitu dirimu mencobanya bakal menghasilkan banyak uang. Kamu harus membangun reputasi dan mendapatkan kepercayaan orang lain secara perlahan-lahan. 

Bila pun pengalaman kerjamu di beberapa kantor sudah cukup panjang, dirimu tetap pemula di bidang freelance. Untukmu memperoleh lima klien pertama saja barangkali tidak gampang. Apalagi dalam waktu 1 atau 2 bulan saja. Kamu bisa mendapatkan uang yang cukup buat kebutuhan dasar sebulan pun telah amat mujur. Tidak sedikit pekerja lepas yang mesti makan dari tabungan dulu selama beberapa bulan.

2. Gak perlu jaga kesopanan seperti pada atasan di kantor

ilustrasi freelancer (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Ini bayangan yang kalau diikuti malah membuatmu terpuruk. Kesopanan harus selalu diperhatikan di mana pun kamu berada. Baik dirimu bekerja di kantor atau lepas, sikapmu terhadap orang lain amat menentukan kelancaran pekerjaan. Walau sebagai freelancer kamu gak memiliki atasan, semua orang malah berpeluang menjadi partnermu.

Artinya, dirimu mesti sangat menjaga sikap terhadap siapa pun. Kalaupun kamu jarang bertemu langsung dengan orang lain, menjawab surel juga harus dilakukan dengan santun. Orang yang ramah atau tidak bakal tetap tampak dari pesan teksnya. Apabila sikapmu buruk, orang-orang enggan untuk bekerja sama.

Pun ingatan mereka tentang kurangnya sopan santunmu cenderung bertahan lama. Suatu saat kamu telah berubah menjadi lebih ramah, belum tentu orang lain kembali tertarik. Maka di awal perjalananmu sebagai pekerja lepas pastikan ucapan, ketikan, sampai bahasa tubuhmu sangat menjunjung tinggi etika.

3. Bisa jalan-jalan kapan saja

ilustrasi traveling (pexels.com/Oleksandr P)

Jalan-jalan gak hanya butuh waktu, tetapi juga uang. Padahal seperti disinggung di poin pertama, di awal kamu menjadi freelancer mungkin akan kaget dengan pendapatan yang belum seberapa. Itu pun jumlah serta waktu pencairannya tidak tentu per bulannya. Walaupun waktu buat traveling mungkin tersedia, uangnya belum pasti ada.

Bahkan setelah terjun langsung ke dunia freelancer, kamu bakal tahu bahwa waktu 24 jam pun dapat terasa kurang. Tiadanya waktu kerja yang mengikat justru bisa membuatmu seperti tak bisa berhenti bekerja. Kesulitan mengatur jam istirahat menjadi hal umum bagi pekerja lepas. Freelancer lama pun masih banyak yang mengalaminya.

Ketika kamu bekerja kantoran, mudah untukmu menjadwalkan liburan. Gunakan saja akhir pekan, momen libur panjang, atau ketika pengajuan cutimu disetujui atasan. Sementara itu, sebagai pekerja lepas tak ada lagi waktu tertentu seperti di atas. Hari-harimu terlalu cepat berganti karena kamu mesti bekerja keras demi bisa mencukupi kebutuhan. Suatu hari nanti kamu barangkali dapat leluasa berlibur, tetapi tidak buat sekarang.

4. Selamanya gak perlu mencari pekerjaan tetap

ilustrasi freelancer (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu bisa menjadikan freelancer sebagai pekerjaan pertamamu setelah lulus kuliah. Dapat pula tadinya dirimu bekerja di sebuah kantor. Lantaran satu dan lain hal, kamu banting setir menjadi pekerja lepas. Namun, tidak ada jaminan bahwa sampai jauh ke masa depan dirimu gak lagi memerlukan pekerjaan lain.

Khususnya ketika jumlah tanggunganmu bertambah. Pendapatan dari bekerja lepas mungkin terasa berlebih saat kamu masih lajang. Akan tetapi, setelah dirimu menikah dan punya anak sudah gak mencukupi lagi. Meski kamu sangat menikmati bekerja lepas, desakan kebutuhan mengharuskanmu mengambil langkah lain.

Bila dirimu berkeras cuma bekerja lepas, kebutuhan keluarga tidak terpenuhi. Jika bayanganmu hanyalah selamanya hidup nyaman sebagai  freelancer, nanti penyesuaian dirimu lambat. Kondisi keuangan telah begitu tipis dan kamu gak juga mau mencari pekerjaan lain yang lebih memberikan kepastian penghasilan.

5. Hidup pasti lebih berkembang daripada karyawan

ilustrasi freelancer (pexels.com/Anna Shvets)

Kamu berpikir pekerjaan yang paling membosankan ialah menjadi karyawan. Apa pun bidang kerjanya, itu cuma menjadikanmu sebagai budak korporat. Dirimu gak leluasa dalam mengembangkan diri. Seluruh waktu serta energimu tersita untuk mencapai target-target yang ditetapkan dan memperkaya pemilik usaha.

Kamu sampai merasa menjadi robot yang gak sempat memikirkan hal-hal lain. Dirimu berpikir seandainya terus bekerja sebagai karyawan, kelak bakal pensiun dengan keadaan yang memprihatinkan. Pikiranmu sudah terlalu lama tersandera oleh kepentingan pengusaha.

Jangan terlalu meremehkan pekerja kantoran sekalipun dirimu punya pengalaman yang kurang menyenangkan. Hindari pula kamu terlampau memuja status freelancer.  Hidupmu bakal berkembang atau tidak tak ditentukan oleh jenis pekerjaannya.

Pekerja lepas yang gagal mengembangkan diri juga tak sedikit. Dampaknya akan sangat berpengaruh pada penghasilan yang bukannya kian naik malah terus menurun. Kualitas dirinya juga pas-pasan termasuk dalam hal attitude. Relasinya terbatas dan tak kunjung naik kelas.

Kamu memang mesti optimis dalam membuka lembaran baru sebagai freelancer. Jangan belum apa-apa dirimu telah pesimis duluan. Itu bakal memperkecil peluang keberhasilanmu. Namun, cegah kamu berharap setinggi lima poin di atas. Kalau kamu sampai kecewa berat nanti gak sanggup menekuni dunia freelance. Siapkan mentalmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us