Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@shkrabaanthony)

Pernahkah kamu merasa bingung saat harus memilih karya terbaik untuk dimasukkan ke portofolio? Padahal, portofolio adalah salah satu hal pertama yang akan dinilai oleh HRD, lho! Kalau salah strategi, bisa-bisa karyamu yang sebenarnya keren malah terlewatkan.

Buat kamu yang ingin portofolionya lebih menarik perhatian, penting untuk tahu cara menyusun karya dengan strategi yang tepat. Selain terlihat profesional, portofolio yang rapi juga bisa memberi kesan positif pada dirimu. Yuk, simak tips berikut supaya portofoliomu langsung mencuri perhatian HRD.

1. Pilih karya yang relevan dengan posisi yang kamu lamar

ilustrasi memilih karya terbaik (pexels.com/@tranmautritam)

Satu kesalahan besar adalah memasukkan semua karya tanpa mempertimbangkan relevansi. Pastikan karya yang kamu pilih sesuai dengan kebutuhan posisi yang dilamar. Ini akan menunjukkan bahwa kamu memahami apa yang dicari perusahaan.

Jangan masukkan karya yang kurang relevan hanya untuk memperbanyak isi portofolio. Lebih baik sedikit tapi berkualitas daripada banyak tapi tidak fokus. Dengan begitu, HRD akan lebih mudah menilai keahlianmu.

2. Susun karya berdasarkan urutan yang menarik perhatian

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@cottonbro)

Urutan karya di portofolio sama pentingnya dengan isi karyanya. Tempatkan karya terbaikmu di bagian awal untuk memberikan kesan pertama yang kuat. Ini akan membuat HRD langsung terkesan sejak awal melihat portofoliomu.

Selain itu, pastikan setiap karya tersusun dengan logis dan mudah dipahami. Misalnya, susun berdasarkan kronologi atau kategori yang jelas. Hal ini akan memudahkan HRD dalam menelusuri hasil kerjamu.

3. Tambahkan deskripsi singkat untuk setiap karya

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@ron lach)

Jangan hanya memajang karya tanpa memberikan konteks. Sertakan deskripsi singkat yang menjelaskan latar belakang, tujuan, dan hasil dari setiap karya. Ini akan membantu HRD memahami nilai dari setiap hasil kerjamu.

Deskripsi yang jelas juga menunjukkan bahwa kamu memahami proses kreatif di balik karyamu. Pastikan tulisannya singkat, padat, dan langsung ke intinya. Dengan begitu, HRD tidak perlu bingung membaca portofoliomu.

4. Gunakan desain yang clear dan profesional

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@firmbee com)

Tampilan portofolio juga memengaruhi penilaian HRD, lho! Hindari desain yang terlalu ramai dan gunakan layout yang clean agar terlihat profesional. Hal ini membuat portofoliomu lebih nyaman dilihat dan mudah diakses.

Pilih font yang sederhana dan hindari warna-warna mencolok. Fokuslah pada bagaimana karya-karyamu terlihat menonjol. Desain yang rapi akan memperkuat kesan bahwa kamu adalah seseorang yang teliti dan profesional.

5. Update portofoliomu secara berkala

ilustrasi laki-laki menggunakan laptop (pexels.com/@tima miroshnichenko)

Portofolio yang usang bisa membuat HRD kehilangan minat. Pastikan untuk selalu memperbarui portofoliomu dengan karya-karya terbaru. Ini menunjukkan bahwa kamu aktif dan terus berkembang di bidangmu.

Evaluasi karya lama yang sudah kurang relevan agar portofoliomu tetap fokus. Dengan rutin memperbarui, portofoliomu akan selalu segar dan relevan. Portofolio yang up-to-date siap menarik perhatian kapan saja.

Menyusun portofolio bukan hanya soal memajang karya, tapi juga bagaimana cara kamu memperkenalkan dirimu. Dengan tips di atas, portofoliomu bisa jadi alat yang kuat untuk memikat HRD. Mulailah menyusun portofoliomu dengan strategi yang matang. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team