Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Fatal Saat Membuat Portofolio yang Harus Kamu Hindari

ilustrasi perempuan mengunakan laptop (pexels.com/@olly)

Pernahkah kamu merasa gagal mendapatkan pekerjaan meski sudah melampirkan portofolio terbaik? Mungkin, ada kesalahan kecil yang luput dari perhatianmu. Jangan-jangan, portofolio yang seharusnya jadi senjata andalan malah jadi bumerang.

Portofolio adalah representasi dirimu di mata rekruter, lho. Kalau isinya tidak sesuai, peluangmu bisa langsung melayang. Yuk, simak lima kesalahan fatal dalam membuat portofolio yang wajib kamu hindari berikut ini.

1. Informasi tidak relevan dengan pekerjaan yang dilamar

ilustrasi memilih konten (pexels.com/@shkrabaanthony)

Memasukkan segala informasi tanpa mempertimbangkan relevansinya adalah kesalahan besar. Rekruter hanya ingin melihat pengalaman yang sesuai dengan posisi yang kamu incar. Jangan masukkan pengalaman kerja lama yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan saat ini.

Pastikan portofoliomu spesifik dan terfokus. Sesuaikan setiap bagian portofolio dengan deskripsi pekerjaan. Hal ini akan membuatmu terlihat lebih kompeten dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Desain yang terlalu berlebihan atau membingungkan

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@shkrabaanthony)

Portofolio dengan desain yang terlalu ramai bisa mengganggu perhatian rekruter. Fokus rekruter adalah pada isi, bukan hiasan berlebihan. Hindari penggunaan warna mencolok atau font yang sulit dibaca.

Gunakan desain yang sederhana tapi profesional. Pastikan tata letak rapi, informasi mudah ditemukan, dan tampilannya enak dilihat. Ingat, fungsi lebih penting daripada estetika.

3. Terlalu banyak halaman, rekruter jadi bingung

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@george milton)

Portofolio yang terlalu tebal bisa membuat rekruter kewalahan. Mereka tidak punya waktu untuk membaca setiap halaman secara mendetail. Akibatnya, informasi penting justru bisa terlewat.

Cobalah untuk menyusun portofolio yang ringkas tapi tetap padat isi. Pilih karya atau pengalaman terbaikmu yang benar-benar relevan. Portofolio dengan 3–5 halaman sudah cukup untuk memberi gambaran jelas.

4. Tidak menyertakan data atau bukti pencapaian

ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/@ron lach)

Mengklaim sebuah pencapaian tanpa data konkret tidak akan cukup meyakinkan rekruter. Misalnya, hanya menulis "Berhasil meningkatkan penjualan" tanpa menyebutkan angka spesifik. Klaim seperti ini terasa kosong dan kurang kredibel.

Untuk memperkuat portofoliomu, selalu sertakan bukti nyata seperti data atau angka. Contohnya, tuliskan "Berhasil meningkatkan penjualan hingga 30% dalam 3 bulan." Dengan data yang jelas, portofoliomu akan terlihat lebih solid.

5. Typo atau kesalahan penulisan yang mengganggu

ilustrasi laki-laki menggunakan laptop (pexels.com/@karolina grabowska)

Kesalahan ejaan atau typo bisa memberikan kesan bahwa kamu kurang teliti. Meski terlihat sepele, hal ini dapat mengurangi nilai profesionalismu di mata rekruter. Jangan biarkan kesalahan kecil ini merusak peluangmu.

Sebelum mengirim portofolio, selalu periksa ulang seluruh isinya. Gunakan aplikasi pengecekan ejaan atau mintalah teman untuk membacanya. Dengan portofolio yang bebas typo, kamu akan terlihat lebih serius dan profesional.

Portofolio adalah kunci untuk membuka pintu karier impianmu. Hindari lima kesalahan di atas agar tidak kehilangan kesempatan emas. Dengan portofolio yang rapi, relevan, dan bebas dari kesalahan, kamu bisa meninggalkan kesan terbaik pada rekruter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tiara Merdika
EditorTiara Merdika
Follow Us