5 Ciri Rekan Kerja Punya Bare Minimum Mentality, Awas Jadi Beban!

- Pasif saat diskusi tentang pekerjaan, memperlambat proses kerja tim.
- Terlalu nyaman di zona aman, membuat tim jadi stagnan.
- Tidak mau terlibat hal di luar jobdesk, menciptakan lingkungan kerja yang dingin dan individualis.
Di dunia kerja, pasti tidak semua orang hadir dengan semangat kolaboratif. Beberapa hanya datang, kerja secukupnya, lalu pulang. Mereka bukan malas, hanya saja mereka hanya memberikan level usaha paling dasar agar tetap terlihat bekerja. Sikap ini biasa disebut bare minimum mentality.
Awalnya tampak wajar, tapi dalam jangka panjang bisa membebani rekan kerja lainnya. Yuk, kenali ciri rekan kerja punya bare minimum mentality!
1. Pasif saat diskusi tentang pekerjaan

Alih-alih aktif menyumbang ide atau ikut berdiskusi, biasanya mereka cenderung diam dan hanya muncul kalau ditanya. Saat diskusi berlangsung, mereka memilih posisi aman dengan tidak menyampaikan pendapatnya.
Sikap pasif ini bisa memperlambat proses kerja tim. Karena ide atau solusi dari mereka jarang muncul, beban berpikir dan menyusun strategi pada akhirnya jatuh ke orang lain.
2. Terlalu nyaman di zona aman

Biasanya mereka jarang ikut pelatihan tambahan, tidak ingin eksplorasi skill baru, dan tidak tertarik mencoba cara kerja yang lebih efisien. Intinya, mereka puas berada di zona nyaman.
Orang dengan bare minimum mentality biasanya tidak punya keinginan untuk naik level atau menunjukkan potensi lebih. Ini bisa membuat tim jadi stagnan kalau terlalu banyak orang seperti ini di dalamnya.
3. Tidak mau terlibat hal yang diluar jobdesk

Begitu ada tugas tambahan seperti bantu acara kantor, onboarding karyawan baru, atau sekadar bantu beberes, mereka langsung menghindar. Buat mereka, kalau bukan di kontrak kerja, itu bukan urusan mereka.
Padahal, fleksibilitas dan kepedulian tim seringkali dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Kalau semua orang berpikir seperti ini, suasana kantor bisa jadi dingin dan individualis.
4. Sering menghilang ketika dibutuhkan

Orang dengan bare minimum mentality biasanya jago banget menghilang di momen penting. Entah saat deadline mepet, saat ada rapat mendadak, atau pas tim butuh bantuan tambahan, mereka bisa tiba-tiba menghilang dengan berbagai alasan.
Mereka memang hadir di jam kerja, tapi tidak benar-benar ada. Dan sikap inilah mengharuskan tim untuk menanggung lebih banyak beban karena satu orang tidak benar-benar terlibat.
5. Menyelesaikan tugas di jam mepet deadline

Rekan dengan bare minimum mentality cenderung tidak akan menyentuh pekerjaannya sampai benar-benar mepet deadline. Mereka tidak punya dorongan untuk menyelesaikan tugas lebih cepat, apalagi berpikir untuk bantu tim setelah tugasnya sendiri selesai.
Mereka juga biasanya tidak terganggu dengan hasil seadanya, asalkan terlihat sudah submit. Bagi mereka, menyelesaikan tugas bukan soal kualitas, tapi sekadar formalitas.