Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Side Hustle Terhadap Keseimbangan Hidup dan Mental

Ilustrasi wanita sedang mengetik (Pexels.com/Yan Krukau)

Di era sekarang, side hustle atau pekerjaan sampingan menjadi tren yang semakin diminati banyak orang. Baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mengejar passion yang tak terpenuhi dalam pekerjaan utama, atau untuk memperluas jaringan dan keterampilan, memiliki side hustle kini dianggap lumrah. Namun, di balik banyaknya manfaat, tren ini juga memiliki dampak signifikan pada keseimbangan hidup dan kesehatan mental.

Tren side hustle memang membawa banyak manfaat, baik dari segi finansial maupun kesempatan untuk mengembangkan diri. Namun, di balik manfaat tersebut, ada tantangan besar dalam menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental. Berikut adalah lima dampak bagaimana side hustle bisa memengaruhi kehidupan dan kesehatan mentalmu.

1. Dampak positif: Penghasilan tambahan membawa ketenangan finansial

Ilustrasi sedang mengeluarkan uang (Pexels.com/EVG Kowalievska)

Alasan utama mengapa orang terjun ke side hustle adalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ketika biaya hidup semakin meningkat, bekerja di satu tempat mungkin tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan. Memiliki side hustle bisa menjadi jalan keluar untuk meningkatkan ketenangan finansial.

Penghasilan tambahan ini bisa digunakan untuk menabung, melunasi utang, atau bahkan untuk tujuan-tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau berinvestasi. Dengan keuangan yang lebih stabil, tekanan finansial yang biasa menjadi sumber stres pun dapat berkurang, sehingga keseimbangan hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

Namun, ingatlah bahwa uang bukanlah segalanya. Jika pekerjaan sampinganmu mengambil terlalu banyak waktu atau tenaga, dampak finansial positif ini bisa dibayar mahal dengan hilangnya waktu untuk istirahat atau bersosialisasi.

2. Meningkatnya risiko burnout: Ketika waktu istirahat jadi hilang

Ilustrasi sedang mengalami burnout (Pexels.com/Anna Tarazevich)
Ilustrasi sedang mengalami burnout (Pexels.com/Anna Tarazevich)

Meskipun memiliki penghasilan tambahan bisa menenangkan, banyak pekerja yang kewalahan karena sulit menyeimbangkan pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan mereka. Ketika jam kerja reguler diikuti oleh side hustle, waktu untuk istirahat dan relaksasi semakin menipis. Ini adalah faktor utama yang memicu burnout atau kelelahan fisik dan mental.

Burnout ini bisa menyebabkan produktivitas menurun, hubungan personal terganggu, dan bahkan memperparah kondisi kesehatan fisik seperti kurang tidur atau meningkatnya stres. Jika sudah sampai tahap ini, side hustle yang tadinya menyenangkan dan bermanfaat justru menjadi beban.

Kuncinya adalah belajar untuk menetapkan batasan. Jangan sampai setiap jam dari hari kerja dan akhir pekan terisi penuh dengan pekerjaan. Luangkan waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan aktivitas yang membuat kamu bisa merasa rileks.

3. Kesulitan menjaga fokus antara dua prioritas

Ilustrasi sedang kurang fokus (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Ilustrasi sedang kurang fokus (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Mengelola pekerjaan utama dan side hustle secara bersamaan bisa seperti memainkan dua instrumen musik sekaligus, butuh keterampilan, perhatian, dan disiplin. Terkadang, kesulitan terbesar bukanlah waktu, melainkan kemampuan untuk menjaga fokus. Side hustle mengharuskan kamu untuk memiliki kemampuan multitasking dalm mengerjakan suatu pekerjaan.

Dengan dua pekerjaan yang membutuhkan energi dan perhatian yang berbeda, sering kali kita merasa terpecah-pecah dan sulit memberikan performa terbaik di satu atau kedua pekerjaan tersebut. Hasilnya, baik pekerjaan utama maupun side hustle bisa kurang optimal, dan kamu malah merasa semakin frustrasi.

Penting untuk membuat rencana kerja yang realistis. Tentukan kapan waktunya untuk fokus pada pekerjaan utama, kapan waktunya untuk mengembangkan side hustle, dan kapan waktunya untuk benar-benar beristirahat. Jika perlu, buat jadwal yang tegas agar kamu tidak terjebak dalam multitasking yang justru mengurangi efektivitas.

4. Meningkatnya perasaan overachievement atau tidak pernah cukup

Ilustrasi pekerja remote (Pexels.com/Karolina Kaboompics)

Side hustle sering kali diasosiasikan dengan semangat hustle culture, di mana orang merasa bahwa mereka harus terus bekerja keras, berusaha lebih, dan selalu mencapai lebih dari orang lain. Meski pada awalnya semangat ini bisa menjadi motivasi, dalam jangka panjang, hal ini justru memunculkan perasaan tidak pernah cukup.

Kamu mungkin merasa bahwa hasil yang dicapai dari pekerjaan utama belum memuaskan sehingga merasa perlu melakukan lebih banyak di side hustle. Ini bisa menciptakan tekanan batin yang berlebihan dan pada akhirnya sangat berpotensi mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.

Jika kamu sering merasa tidak pernah cukup, cobalah berhenti sejenak dan refleksikan apa yang sebenarnya menjadi prioritasmu. Ingat bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari banyaknya pekerjaan yang kamu lakukan, tetapi dari bagaimana kamu bisa menjalani hidup dengan seimbang dan bahagia.

5. Peluang untuk mengejar passion yang tidak didapatkan di pekerjaan utama

default-image.png
Default Image IDN

Meskipun memiliki side hustle bisa menambah tekanan, itu juga bisa menjadi cara yang sehat untuk mengejar passion atau minat yang tidak bisa kamu lakukan di pekerjaan utama. Banyak orang merasa bahwa pekerjaan utama mereka terlalu monoton atau tidak memberikan ruang untuk kreativitas. Di sinilah side hustle menjadi sarana untuk mengekspresikan diri.

Misalnya, jika pekerjaan utamamu di bidang keuangan tetapi kamu sangat suka menulis, maka memiliki side hustle sebagai penulis lepas bisa menjadi cara untuk memenuhi hasrat kreatif tersebut. Ketika kamu bisa menyalurkan passion, ini bisa menjadi bentuk terapi tersendiri yang justru meningkatkan keseimbangan emosional.

Namun, ingatlah bahwa meskipun mengejar passion itu penting, jangan biarkan side hustle mengambil alih seluruh hidupmu. Pastikan bahwa pekerjaan sampingan ini tetap berada di bawah kendalimu, bukan sebaliknya. Pastikan pula agar kamu selalu merasa cukup dengan apa yanng kamu miliki saat ini. Dengan merasa cukup maka kebahagiaan cenderung akan lebih dekat denganmu.

Selain itu, penting untuk selalu menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, dan waktu istirahat. Prioritaskan kesehatan mental dan kebahagiaan di atas segalanya, karena pada akhirnya, keseimbangan itulah yang akan membuat hidup lebih bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ruslan Abdul Munir
EditorRuslan Abdul Munir
Follow Us