5 Hal Sepele yang Bikin HRD Ilfeel saat Baca CV-mu, Hindari!

Mencari pekerjaan di era kompetitif seperti sekarang memang gak mudah. Kamu harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan kandidat lain yang sama-sama mengincar posisi tersebut. Dalam kondisi ini, CV menjadi senjata utama yang bisa membuatmu lolos ke tahap selanjutnya atau justru disingkirkan sejak awal.
Masalahnya, banyak pencari kerja yang gak menyadari bahwa ada hal-hal sepele dalam CV mereka yang langsung bikin HRD ilfeel. Padahal, seorang recruiter biasanya hanya menghabiskan waktu sekitar 6-10 detik untuk melakukan scanning awal pada sebuah CV. Jika dalam waktu singkat itu mereka menemukan sesuatu yang mengganggu, CV-mu bisa langsung masuk tong sampah digital. Yuk, kenali lima hal sepele yang sering bikin HRD ilfeel saat membaca CV dan cara menghindarinya!
1. Foto profil yang gak profesional dan terkesan asal-asalan

Meskipun banyak yang beranggapan bahwa foto dalam CV itu gak terlalu penting, nyatanya kesan pertama saat HRD melihat CV-mu sangat dipengaruhi oleh foto yang kamu lampirkan. Menggunakan foto selfie dengan angle aneh, foto yang terlalu kasual seperti di pantai, atau bahkan foto hasil crop dari foto grup bisa langsung menurunkan kredibilitasmu di mata HRD. Hal ini menunjukkan bahwa kamu gak serius dan gak mempersiapkan diri dengan baik untuk melamar pekerjaan.
Sebaiknya, gunakan foto formal dengan latar polos dan pencahayaan yang cukup. Pastikan kamu berpakaian rapi, tersenyum natural, dan kamera diposisikan sejajar dengan wajah. Investasikan waktu dan usaha untuk mendapatkan foto profesional yang memberi kesan bahwa kamu adalah kandidat yang serius dan memperhatikan detail. Ingat, foto profil adalah representasi visual pertama dari dirimu sebelum HRD membaca informasi lainnya dalam CV.
2. Typo dan kesalahan tata bahasa yang bertebaran dimana-mana

Bayangkan reaksi HRD saat membaca CV yang penuh dengan kesalahan ejaan, tata bahasa yang amburadul, atau inkonsistensi format penulisan. Mereka akan langsung berpikir bahwa kamu adalah orang yang ceroboh dan gak memperhatikan detail. Kalau untuk membuat CV saja kamu gak teliti, bagaimana bisa mereka mempercayakan pekerjaan penting kepadamu?
Selalu luangkan waktu untuk membaca ulang CV-mu beberapa kali sebelum mengirimkannya. Lebih baik lagi, minta bantuan teman atau keluarga untuk memberikan feedback. Kesalahan kecil seperti salah ketik nama perusahaan atau posisi yang dilamar bisa jadi fatal dan menandakan bahwa kamu bahkan gak peduli dengan detail dasar dalam proses melamar pekerjaan.
3. Format CV yang berantakan dan sulit dibaca

CV dengan format berantakan, terlalu ramai, atau justru terlalu polos bisa bikin HRD pusing saat membacanya. Tata letak yang gak konsisten, spasi yang gak teratur, ukuran font yang terlalu kecil atau terlalu besar, dan penggunaan terlalu banyak warna atau jenis font berbeda akan membuat CV-mu terlihat tidak profesional. HRD biasanya harus membaca puluhan CV setiap hari, dan mereka gak punya waktu untuk "memecahkan kode" dari CV yang sulit dibaca.
Gunakan template CV yang bersih, profesional, dan mudah dibaca. Pertahankan konsistensi dalam format, seperti ukuran font, jenis bullet points, dan spasi. Pastikan informasi penting seperti pendidikan, pengalaman kerja, dan keahlian bisa dengan mudah ditemukan. Tata letak yang rapi dan terstruktur akan membuat HRD lebih nyaman saat membaca CV-mu dan menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang terorganisir dengan baik.
4. Deskripsi pekerjaan yang hanya berisi daftar tanggung jawab tanpa pencapaian konkret

Saat menjelaskan pengalaman kerja sebelumnya, banyak kandidat hanya mencantumkan daftar tugas dan tanggung jawab mereka tanpa menyebutkan pencapaian nyata yang telah mereka raih. Misalnya, tulisan seperti "bertugas mengelola media sosial perusahaan" atau "bertanggung jawab atas laporan keuangan bulanan" gak memberikan informasi tentang seberapa baik kamu melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini membuat HRD kesulitan menilai kontribusi dan dampak nyata yang kamu berikan.
Daripada sekadar menulis tugas, fokus pada pencapaian yang bisa diukur dengan angka atau hasil konkret. Misalnya, "meningkatkan engagement di akun Instagram perusahaan sebesar 45% dalam 3 bulan" atau "mengoptimalkan proses laporan keuangan sehingga waktu pembuatan berkurang dari 5 hari menjadi 2 hari". Dengan menunjukkan hasil nyata, kamu membuktikan bahwa kamu bukan hanya melakukan pekerjaan, tapi juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan sebelumnya.
5. Informasi kontak yang gak update atau email yang terlalu kreatif

Banyak kandidat gak menyadari pentingnya informasi kontak yang akurat dan profesional dalam CV. Mencantumkan nomor telepon yang sudah gak aktif atau alamat email yang dibuat saat masih remaja seperti "cuteboygaming@email.com" atau "princess_cantik123@email.com" bisa langsung menurunkan penilaian profesionalitas. HRD bisa beranggapan bahwa kamu gak serius dalam mencari pekerjaan atau bahkan takut CV-mu hanya sebatas lelucon.
Pastikan semua informasi kontakmu selalu update dan mudah dihubungi. Gunakan alamat email yang profesional, idealnya yang mengandung nama aslimu. Jika belum punya, buat email baru khusus untuk keperluan profesional. Cek juga pengaturan voicemail di ponselmu, pastikan pesan yang direkam terdengar profesional. Ingat, informasi kontak adalah jembatan pertama yang menghubungkan kamu dengan kesempatan kerja, jadi jangan sampai peluang hilang hanya karena hal sepele ini.
Membuat CV yang menarik perhatian HRD memang butuh usaha dan perhatian terhadap detail-detail kecil. Meskipun kamu memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sempurna, hal-hal sepele seperti di atas bisa jadi penghambat kariermu. Mulai sekarang, coba cek kembali CV yang kamu miliki dan pastikan gak ada lagi hal-hal yang bikin HRD ilfeel. Dengan CV yang profesional dan eye-catching, peluangmu untuk dipanggil interview akan jauh lebih besar. Jadi, siap-siap terima telepon dari recruiter dan mulai kariermu yang baru!