5 Kenyataan Pahit Tentang Cinta di Drama Hymn of Death, Menurutmu?
Cinta bisa datang pada siapa saja, dimana saja dan disaat yang tak terduga. Cinta mampu meninggikan pengharapan, cinta pula yang mampu membuat kamu jatuh ke lembah yang terdalam. Ada di saat kamu bebas mencintai seseorang, ada pula saat kamu akan merasakan bertemu dengan orang yang tepat, namun di waktu yang salah.
Menceritakan penulis naskah Kim Woo Jin dan penyanyi soprano pertama Korea Yoon Shim Deok, drama berdasar kisah nyata yang berlatar masa penjajahan Jepang ini diperankan oleh Lee Jong Suk dan Shin Hye Sun. Bagaimana jadinya jika dua orang saling jatuh cinta tetapi salah satu dari mereka telah menikah?
1. Memiliki seseorang yang hatinya berada di tempat lain, sama menyakitkannya dibanding tidak memiliki
Kisah ini menceritakan bagaimana menyayat hatinya kisah cinta Kim Woo Jin dan Yoon Shim Deok yang cintanya terhalang oleh keluarga Woo Jin dan keadaan. Namun, ada satu lagi hati yang juga tidak bisa dikesampingkan yaitu istri Kim Woo Jin, Jung Chum Hyo (diperankan oleh Park Sun-Im).
Dinikahkan karena perjodohan, ia rela mencintai dan mendukung seorang suami yang mencintai wanita lain, mengabdi kepada keluarganya dan tidak mengeluh atas tugasnya.
Disini kita bisa tahu, memiliki tapi tidak dicintai, seseorang tidak bahagia bersama kita, ternyata sama menyakitkannya dibanding tidak bisa memiliki.
Aku menikahimu tanpa menemuimu. Meski hatimu berada di tempat lain, sepanjang hidupku di keluarga ini, aku yakin tugasku adalah mencintai dan mendukungmu. -Jung Chum Hyo.
2. Cinta bisa saja membuatmu bertemu seseorang yang tepat, tapi di waktu yang salah
Kita semua bisa bertemu orang baik, mencintai orang baik, dan menjadi orang baik. Tapi bagaimana jika semuanya berada di waktu yang tidak tepat?
Pertama kali Shim Deok datang ke rumah Woo Jin dan mengetahui bahwa Woo Jin telah beristri, ia telah memilih mundur, karena memang begitu seharusnya. Mereka tidak saling bertemu selama lima tahun, namun kenangan yang mereka miliki membuat mereka saling berlari menuju satu sama lain dan bertemu kembali.
3. Kenangan buruk mengenai seseorang mungkin sulit dilupakan, tapi kenangan indah sebenarnya lebih menyiksa
Masih ingat dialog Woo Jin ketika mendengar kabar Takeo Arishima meninggal karena bunuh diri atas kisah cintanya?
Kesepian setelah itu semua berakhir yang membuatnya takut dan memilih jalan itu. -Kim Woo Jin.
Sebagian orang tersiksa bisa jadi bukan karena sebuah kenangan itu buruk, justru sebaliknya, karena itu indah. Karena bersama seseorang yang kita cintai menyebabkan hidup kita terisi, maka jika memilih mengakhirinya semuanya akan kembali kosong, takut dan sepi.
4. Jika cinta membuat penderitaan, akhiri saja, pada akhirnya kita akan lupa. Tapi, ternyata tidak semudah itu
Jika cinta membuat penderitaan, maka akhiri saja. Mengapa harus bertindak drastis? Pada akhirnya kita akan lupa. -Yoon Shim Deok.
Mungkin kita juga akan mudah mengatakan hal yang sama dengan yang dikatakan Shim Deok, tapi jika kita merasakannya sendiri, belum tentu kita akan kuat menanggungnya. Bahkan Shim Deok yang mengatakannya sendiri pun memilih untuk mengakhiri hidupnya bersama Woo Jin dan berharap kematian bukanlah akhir dari cintanya.
Jadi kalau kamu memilih meninggalkan seseorang karena suatu hal sebaiknya selesaikan baik-baik ya, jangan dengan mudahnya hanya bilang "nanti kamu juga akan lupa dan mendapat gantiku yang lebih baik". Hmm, sedih.
5. Cinta kadang membuatmu memilih kesakitan dibanding melepaskan
Sebagian orang di dunia ini, lebih memilih berdarah tertusuk duri karena menggenggam mawar. Sebagiannya lagi melepaskan karena takut terluka. Kamu bagian kelompok yang mana?
Shim Deok bisa saja memilih hidup bahagia dan dicintai oleh tunangannya yang berasal dari keluarga berada, namun ia memilih memutuskan pertunangannya dan memilih tetap mencintai Woo Jin hingga akhirnya mereka memilih mengakhiri hidup bersama-sama. Cinta kadang menyajikan pilihan yang menyakitkan itu ya? Bagaimana menurutmu?
