5 Kesalahan Penulisan Copywriting yang Sering Terjadi

Kesalahan penulisan copywriting mengakibatkan konten tidak optimal karena tujuan tidak tercapai. Jika tidak menyadari kesalahan yang sering terjadi, maka pesan dalam copywriting tidak tersampaikan dengan baik.
Selain itu, kesalahan penulisan copywriting akan menurunkan reputasi seorang copywriter. Jadi sangatlah penting untuk menghindari kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan copywriting. Apa saja lima kesalahan penulisan copywriting yang sering terjadi? Simak pembahasannya di bawah ini.
1. Salah ketik atau typo, sering dianggap sepele

Salah ketik atau typo masih sering terjadi dalam penulisan copywriting. Tak jarang kesalahan ini dianggap enteng. Padahal typo bisa memengaruhi integritas frame seorang copywriter. Kamu wajib meningkatkan ketelitian sebelum finalisasi copywriting.
Perhatikan copywriting di bawah yang mengandung salah ketik.
“Stop! Ada jebakan mematyikan dalam penulisan copywriting loh! Apa saha?
Simak dan pelahari scara lngkap dan tuntas dalam kelas copywriting pemula.
Langsung kliik ling di bawah untuk gabung kelasnya!”
Sebenarnya besar kemungkinan copywriting di atas dapat terbaca. Namun, tentunya pembaca tidak nyaman dan kesulitan memahaminya.
Selain itu, muncul opini bahwa copywriting di atas tidak berkualitas. Audiens akan beranggapan copywriter tidak profesional dan produk yang ditawarkan tidak bagus.
2. Mengabaikan kekuatan headline yang berperan penting

Headline berperan penting untuk menarik audiens terus membaca copywriting. Bagian headline copywriting menjadi penentu apakah audiens akan melanjutkan membaca atau mengabaikan.
Kata-kata yang memikat berpotensi besar membuat audiens tertarik. Itulah mengapa headline disebut sebagai elemen penting copywriting. Perhatikan copywriting di bawah.
Mengabaikan headline:
“Dibuka kelas copywriting. Kelas ini membahas kesalahan yang sering terjadi dalam copywriting.”
Memerhatikan headline:
“Stop! Ada jebakan mematikan dalam penulisan copywriting lho!
Manakah headline yang lebih berpotensi menarik pembaca? Tentunya copywriting yang memerhatikan headline akan lebih mudah menarik atensi audiens.
Jadi buatlah headline menarik, informatif, dan relevan dengan target audiens. Gunakan hook yang kuat sehingga audiens akan tertarik hingga antusias dengan copywriting.
3. Kurangnya CTA (call to action) pengaruhi hasil copywriting

Call to action (CTA) merupakan instruksi dalam copywriting yang ditujukan untuk audiens. Tentunya CTA yang kuat bisa mendorong konversi dan membantu mencapai tujuan penulisan copywriting.
Jika tak ada CTA dalam copywriting, maka tak ada kejelasan terkait produk yang ditawarkan. Coba perhatikan copywriting di bawah.
“Stop! Ada jebakan mematikan dalam penulisan copywriting!
Apa saja? Simak dan pelajari secara lengkap dan tuntas dalam kelas copywriting pemula.”
Dalam copywriting di atas, tak ada instruksi tentang kelas copywriting yang disinggung sebelumnya. Kurangnya CTA dalam copywriting mematahkan ketertarikan audiens pada produk yang ditawarkan.
4. Pemilihan kata kurang menarik akan mengurangi atensi audiens

Pemilihan kata sangatlah penting diperhatikan. Jika pemilihan kata kurang menarik, maka audiens menjadi tidak greget atau bahkan enggan membaca copywriting. Coba perhatikan dua contoh copywriting di bawah.
(1) “Parfum ini wangi. Coba ya!”
(2) “Parfum dengan wangi buah-buahan ini juara banget! Cocok untuk kamu yang suka aroma manis segar. Pokoknya kamu harus buktikan sendiri!”
Dua copywriting di atas sama-sama menawarkan produk parfum. Namun, kekuatan pesan yang disampaikan berbeda.
Pemilihan kata copywriting (1) kurang menarik sehingga besar kemungkinan audiens mengabaikannya. Copywriting (2) disusun dengan pemilihan kata memikat sehingga besar kemungkinan audiens tertarik.
5. Tidak menggunakan tanda baca secara optimal

Tanda baca turut berperan membangun pesan dalam copywriting. Penggunaan tanda baca secara tepat membantu menaikkan ketertarikan audiens. Perhatikan dua copywriting di bawah ini.
(1) Ayo daftar kelas digital marketing sekarang
(2) Ayo, daftar kelas digital marketing sekarang!
Ada perbedaan kekuatan pesan yang disampaikan antara dua copywriting di atas. Copywriting (1) kurang optimal karena tidak memanfaatkan tanda baca seru. Adapun copywriting (2) memiliki kekuatan dengan penggunaan tanda baca seru.
Semangat terus mengakses ilmu copywriting setiap hari. Jangan takut untuk bereksperimen dan terus belajar!