Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbincang (Pexels.com/Tima Miroshnicher)
ilustrasi berbincang (Pexels.com/Tima Miroshnicher)

Meninggalkan pekerjaan bukanlah keputusan yang mudah. Entah karena ingin mengejar peluang baru, merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja, atau sekadar ingin rehat, resign tetap membutuhkan perencanaan yang matang. Resign tanpa persiapan hanya akan membuatmu kebingungan dan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.  

Namun, bukan berarti resign harus menjadi sesuatu yang menakutkan. Dengan langkah yang tepat, kamu bisa keluar dari pekerjaanmu dengan bijak, tenang, dan tetap menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Nah, kalau kamu sedang merencanakan resign, yuk ikuti lima langkah ini agar prosesnya berjalan lancar!  

1. Pastikan keputusanmu sudah mantap

Happy (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebelum benar-benar mengajukan resign, pastikan kamu sudah yakin dengan keputusan ini. Jangan sampai kamu resign hanya karena emosi sesaat atau dorongan impulsif. Cobalah untuk menganalisis alasanmu ingin keluar dari pekerjaan. Apakah memang ini keputusan terbaik untuk kariermu?

Luangkan waktu untuk berbicara dengan teman atau keluarga yang bisa memberikan sudut pandang objektif. Kalau perlu, buat daftar plus dan minus dari keputusan resign ini. Dengan begitu, kamu bisa melihat gambaran yang lebih jelas dan memastikan langkahmu bukan sekadar pelarian dari masalah sesaat.  

2. Pastikan kondisi keuanganmu

Uang (Pexels.com/Mark Youso)

Sebelum resign, pastikan kondisi keuanganmu aman untuk beberapa bulan ke depan. Kalau kamu belum mendapatkan pekerjaan baru, setidaknya siapkan dana darurat untuk menutupi kebutuhan selama masa transisi. Ini penting agar kamu tidak merasa panik atau terbebani secara finansial setelah keluar dari pekerjaan.  

Hitung dengan teliti berapa pengeluaran bulananmu, termasuk kebutuhan dasar seperti makan, transportasi, hingga cicilan (jika ada). Kalau tabunganmu dirasa belum cukup, coba tunda resign sampai kondisi keuanganmu lebih stabil. Ingat, resign itu bukan hanya soal meninggalkan pekerjaan, tapi juga soal menjaga kestabilan hidupmu.  

3. Buat rencana karier selanjutnya

List to do (Pexels.com/Suzy Hazelwood )

Jangan resign tanpa tahu apa yang akan kamu lakukan setelahnya. Pikirkan baik-baik tentang langkah kariermu berikutnya. Apakah kamu ingin pindah ke perusahaan lain? Memulai bisnis? Atau menghabiskan waktu untuk belajar skill baru? Rencana ini akan membantumu merasa lebih siap menghadapi masa depan.  

Kalau kamu sudah memiliki tawaran pekerjaan baru, pastikan kamu memahami detail kontrak dan lingkungan kerja di tempat baru tersebut. Jangan sampai kamu resign hanya untuk menemukan masalah yang sama di tempat kerja berikutnya. Selalu pertimbangkan dengan matang sebelum membuat keputusan besar seperti resign!

4. Selesaikan tanggung jawabmu di kantor

Bekerja (Pexels.com/Shalom Osezua)

Ketika kamu sudah yakin ingin resign, pastikan kamu meninggalkan pekerjaan dengan cara yang baik. Beri tahu atasanmu secara langsung dan berikan surat resign dengan waktu pemberitahuan yang cukup (biasanya satu hingga tiga bulan). Selain itu, pastikan semua tanggung jawab pekerjaanmu sudah selesai sebelum hari terakhir.  

Hal ini penting untuk menjaga reputasimu di dunia kerja. Jangan lupa untuk menyusun laporan atau panduan bagi rekan kerja yang akan menggantikan tugasmu. Dengan begitu, kamu menunjukkan sikap profesional dan menghormati perusahaan yang telah memberimu kesempatan bekerja.

5. Jaga hubungan baik dengan rekan kerja

ilustrasi berbincang (Pexels.com/napping)

Meskipun kamu sudah memutuskan untuk resign, tetaplah menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan. Hindari membicarakan hal-hal negatif tentang perusahaan, baik secara langsung maupun di media sosial. Ingat, dunia kerja itu sempit, dan kamu tidak pernah tahu kapan akan bertemu kembali dengan mereka di masa yang akan datang.  

Gunakan waktu sebelum resign untuk mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekanmu. Kalau memungkinkan, buat sesi perpisahan kecil untuk memberikan kenangan yang baik. Hubungan yang positif ini bisa menjadi langkah positif, terutama jika suatu saat kamu membutuhkan referensi atau kolaborasi di hubungan profesional.  

Resign memang bisa menjadi keputusan besar dalam hidup, tapi bukan berarti harus dilakukan dengan terburu-buru. Dengan perencanaan yang matang dan langkah yang bijak, kamu bisa meninggalkan pekerjaan dengan tenang tanpa meninggalkan masalah. Ingat, menjaga hubungan baik dan menyelesaikan tanggung jawab dengan profesional adalah hal yang wajib dilakukan.  

Jadi, kalau kamu sudah memutuskan untuk resign, jalani prosesnya dengan tenang dan perencanaan yang matang. Dengan begitu, kamu akan siap melangkah ke babak baru dalam hidup dan kariermu. Semangat untuk perubahan yang lebih baik!  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team