Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Burnout Karena Workaholic, Nomor 3 Sering Terjadi!

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/@tima miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Cara mengenali tanda-tanda burnout: lelah meski sudah istirahat, rentan sakit, sulit tidur.
  • Dampak burnout terhadap kesehatan fisik dan mental: menurunnya performa kerja, gangguan konsentrasi dan mood.
  • Perubahan sikap dan perasaan saat mengalami burnout: sensitif, sulit diajak komunikasi, kehilangan gairah dan kreativitas.

Pernah merasa lelah terus-menerus meski pekerjaan sudah selesai? Atau malah susah tidur karena kepikiran tugas yang belum kelar? Kalau iya, bisa jadi kamu mengalami burnout akibat terlalu workaholic. Padahal, bekerja keras itu baik, tapi kalau sampai mengorbankan kesehatan, justru berbahaya.

Burnout bukan cuma soal capek fisik, tapi juga mental yang terkuras habis. Tanda-tandanya bisa muncul secara perlahan tanpa disadari, sampai akhirnya berdampak besar pada keseharian. Yuk, cek apakah kamu sudah mengalami tanda-tanda burnout ini!

1. Kelelahan kronis yang gak hilang-hilang

ilustrasi perempuan stres bekerja (pexels.com/@karolina grabowska)

Rasa capek biasanya hilang setelah istirahat, tapi kalau tetap lelah meski sudah tidur cukup, bisa jadi itu tanda burnout. Energi terasa terkuras habis, bahkan untuk hal-hal sederhana. Bangun pagi atau bersiap kerja pun jadi terasa berat.

Tubuh yang terus-menerus kelelahan juga bikin kamu gampang sakit. Sistem imun melemah, jadi lebih rentan terkena flu, sakit kepala, atau masalah pencernaan. Kalau kondisi ini dibiarkan, performa kerja malah makin menurun, bukan makin produktif.

2. Sulit tidur dan gak bisa benar-benar istirahat

Ilustrasi perempuan tidak bisa tidur (pexels.com/@cottonbro)

Workaholic seringkali sulit memisahkan waktu kerja dan istirahat. Meski sudah rebahan di kasur, pikiran tetap sibuk memikirkan tugas yang belum selesai. Alhasil, tidur jadi gak nyenyak atau malah insomnia parah.

Kurang tidur berkepanjangan bisa memengaruhi konsentrasi dan mood. Kamu jadi gampang lupa, sulit fokus, bahkan lebih emosional dari biasanya. Jangan anggap remeh, karena tidur yang cukup adalah kunci utama biar tubuh dan pikiran tetap sehat.

3. Mood berubah drastis, jadi lebih sensitif dan mudah marah

ilustrasi laki-laki marah (pexels.com/@olly)

Saat burnout, perasaan jadi lebih sensitif dan gak stabil. Hal kecil yang biasanya biasa aja, tiba-tiba terasa menyebalkan. Kamu mungkin jadi lebih gampang tersinggung, sering marah tanpa alasan jelas, atau bahkan merasa sedih tanpa sebab.

Kondisi ini bisa berdampak ke hubungan sosial, baik dengan teman, keluarga, maupun rekan kerja. Orang-orang di sekitarmu mungkin merasa kamu berubah dan jadi lebih sulit diajak komunikasi. Kalau sudah begini, artinya tubuh dan pikiranmu benar-benar butuh jeda.

4. Kehilangan motivasi dan merasa semua hal jadi hambar

ilustrasi perempuan melamun (pexels.com/@liza-summer)

Dulu kamu mungkin semangat ngejar target dan penuh ide segar, tapi sekarang semuanya terasa hambar. Pekerjaan yang biasanya bikin excited malah jadi beban. Rasanya mau menyelesaikan tugas aja susah, apalagi mencari inspirasi baru.

Ini tanda jelas kalau kamu mengalami kelelahan mental akibat terlalu memaksakan diri. Ketika burnout melanda, otak seolah kehilangan gairah dan kreativitas. Tanpa disadari, kamu terjebak dalam rutinitas tanpa benar-benar menikmatinya.

5. Merasa gak cukup baik dan sering menyalahkan diri sendiri

ilustrasi perempuan sedih (pexels.com/@liza summer)

Workaholic cenderung punya standar tinggi terhadap dirinya sendiri. Tapi, saat burnout, standar itu malah berubah jadi beban. Kamu jadi lebih sering merasa gak cukup baik, merasa gagal, atau terus-menerus menyalahkan diri sendiri.

Lama-lama, perasaan ini bisa berkembang jadi stres berat atau bahkan depresi. Kamu jadi sulit menikmati pencapaian sendiri, selalu merasa kurang, dan terus bekerja tanpa henti. Kalau dibiarkan, ini bisa merusak kesehatan mental dan fisik secara serius.

Kalau kamu mulai merasakan tanda-tanda ini, jangan abaikan. Burnout bukan sekadar rasa lelah biasa, tapi sinyal tubuh dan pikiran yang butuh istirahat. Jangan takut mengambil jeda, karena istirahat juga bagian dari produktivitas. Hidup bukan cuma tentang kerja, tapi juga tentang menikmati setiap momennya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tiara Merdika
EditorTiara Merdika
Follow Us