Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membuat Portofolio yang Profesional, Cepat Dilirik HRD! 

ilustrasi portfolio gambar buatan tangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Saat ini, menyertakan CV rupanya masih belum cukup untuk membuat HRD melirik berkas lamaran pekerjaan yang kamu kirimkan. Supaya kamu dapat bersaing dengan para kandidat pencari kerja yang lain, kamu perlu juga menyertakan portofolio kerja, terutama jika kamu mengincar posisi pada bidang kreatif.

Portofolio kerja merupakan kumpulan data yang menampilkan kemampuan atau hasil kerja yang dimiliki oleh seseorang pada jenis bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, portofolio kerja memiliki peranan yang cukup penting sebagai syarat atau bahan pertimbangan HRD dalam mengukur seberapa besar kemampuan seseorang dalam menekuni suatu bidang. Oleh karena itu, portofolio kerja harus dibuat semaksimal mungkin.

Selengkapnya mengenai tips membuat portofolio kerja yang menarik dan profesional dapat kamu simak dalam penjelasan di bawah ini. Dijamin pasti dilirik HRD!

1. Keaslian dari sebuah karya

ilustrasi perempuan membuat seni tulisan tangan yang kreatif (pexels.com/Antoni Shkraba)

Setiap karya akan dinilai dan dibuktikan keasliannya. Oleh karena itu, pastikan bahwa portofolio yang akan kamu gunakan untuk melamar pekerjaan merupakan hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari orang lain. Walaupun mungkin karya kamu masih belum sebagus milik orang lain, paling tidak itu adalah hasil dari kerja kerasmu sendiri yang harus dihargai.

Orisinalitas atau keaslian dari sebuah karya menunjukkan integritas dari si pembuatnya. Jadi secara tidak langsung, keaslian dari sebuah karya dapat menggambarkan bagaimana sifat dan perilaku dari sang kreator itu sendiri.

Apabila ketahuan berbohong, kamu tidak hanya akan mendapatkan penilaian negatif tapi namamu bisa di-blacklist dari tempat kerja di mana kamu melamar pekerjaan.

2. Selektif dalam memilih karya

ilustrasi wanita sedang melihat ke layar laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai seorang kreator, kamu pasti telah memiliki banyak karya. Kelompokkan terlebih dahulu semua hasil karyamu, lalu seleksilah yang paling relevan dengan posisi karier yang kamu inginkan untuk selanjutnya dipilih karya yang terbaik sebagai portofolio.

Sebelum membuat keputusan, pastikan kamu telah memikirkannya dengan bijak dan matang. Pasalnya, hal ini akan menunjukkan seberapa besar skill atau kemampuan yang kamu miliki terhadap suatu bidang tertentu. Pastikan karya yang kamu pilih dapat memberikan hasil dan dampak yang signifikan, ya.

3. Memperbarui portofolio secara berkala

ilustrasi wanita memegang kuas cat (pexels.com/veerasak Piyawatanakul)

Kamu harus selalu memperbarui portofolio secara berkala agar hasil kerja yang ada pada portofolio tersebut merupakan yang terbaru. Sebab, jika informasi yang ada pada portofolio kerjamu sudah terlalu lama, itu akan memunculkan kesan bahwa kamu tidak mengikuti perubahan tren yang ada. Idealnya hasil kerja yang akan disajikan pada portofolio berumur tidak lebih dari 3 tahun.

Jadi, sebelum memutuskan akan mendaftar pekerjaan yang memerlukan portofolio, pastikan kamu telah memilih hasil karya yang terbaru, ya. Karya yang fresh dan relate dengan peristiwa yang terjadi saat ini tentu memiliki peluang lebih besar untuk menarik perhatian banyak orang.

4. Memastikan portofolio tidak terkesan bertele-tele

ilustrasi wanita sedang bekerja di kantor (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski pengalaman kerja yang kamu miliki sudah sangat banyak, kamu tidak perlu mencantumkan semuanya pada portofolio. Apabila kamu bersikeras mencantumkan semuanya, portofolio kamu akan terkesan "penuh" dan bertele-tele. HRD bisa langsung merasa bosan bahkan sebelum membacanya hingga selesai.

Secara tidak langsung, isi portofolio kerja yang terlalu bertele-tele menunjukkan bahwa pemiliknya tidak bisa membuat konsep dengan baik dan benar. Oleh karena itu, buatlah sebuah konsep yang sederhana tapi bisa menghasilkan karya yang fantastis untuk dicantumkan pada portofolio.

5. Menambahkan referensi dari klien

ilustrasi seseorang memegang pena (pexels.com/lil artsy)

Referensi dari klien merupakan elemen paling efektif yang harus ada pada portofolio kerjamu. Apabila kamu memiliki karya yang sudah pernah digunakan oleh klien, mintalah mereka mengisi testimonium yang nantinya bisa kamu letakkan pada portofolio kamu. Semakin banyak kamu mendapatkan review yang bagus, maka akan semakin besar pula kesempatan karya kamu bisa dilirik oleh perusahaan lain.

Yang terpenting, selalu ucapkan terima kasih pada klien yang telah percaya untuk menggunakan karyamu. Tetap jagalah hubungan baik dengan klien walaupun kerja sama telah selesai. Sebab, mereka jugalah yang nantinya akan merekomendasikan kamu kepada calon-calon klien yang lain.

Portofolio kerja bisa menjadi salah satu bukti yang bisa kamu tunjukkan apabila ingin dipandang sebagai seseorang yang profesional dan meyakinkan. Selama portofolio kerja yang kamu miliki sudah sangat meyakinkan, maka kamu pun bisa mendapatkan karier impian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sinta Listiyana
EditorSinta Listiyana
Follow Us