Banyak perempuan yang bekerja sering kali diliputi perasaan bersalah karena merasa tidak cukup hadir untuk anak-anaknya. Pikiran bahwa waktu lebih banyak tersita pada pekerjaan membuat hati terasa berat dan menimbulkan keraguan. Kondisi ini dikenal sebagai mom guilt, dan jika dibiarkan bisa mengganggu kesehatan mental maupun fokus kerja.
Perasaan tersebut sangat wajar karena menunjukkan adanya rasa tanggung jawab dan kasih sayang yang besar. Namun, terlalu larut dalam rasa bersalah justru membuat kita kehilangan energi dan kepercayaan diri. Berikut lima tips mengelola mom guilt agar kita dapat menyeimbangkan peran sebagai ibu dan profesional dengan lebih bijak.
5 Tips Mengatasi Mom Guilt yang Sering Menghantui Karier Perempuan

Intinya sih...
Ubah pola pikir tentang ibu yang sempurna.
Atur prioritas dan buat batasan yang jelas.
Luangkan waktu berkualitas bersama anak.
1. Ubah pola pikir tentang ibu yang sempurna
Banyak dari kita tumbuh dengan gambaran bahwa ibu ideal harus selalu bisa mengurus rumah, anak, dan pekerjaan dengan sempurna. Padahal, kesempurnaan seperti itu tidak realistis dan hanya akan menambah tekanan batin. Anak tidak membutuhkan ibu yang sempurna, melainkan ibu yang hadir secara emosional.
Ketika kita belajar menerima kekurangan, rasa lega akan muncul perlahan. Fokus pada hal-hal kecil, seperti menemani anak berbicara atau mendengarkan cerita mereka, akan jauh lebih bermakna. Penerimaan ini membantu kita merasa cukup dan berhenti membandingkan diri dengan standar yang tidak realistis.
2. Atur prioritas dan buat batasan yang jelas
Rasa bersalah sering muncul karena batas antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga tidak jelas. Kita mungkin masih menjawab pesan kantor saat waktu keluarga tiba, atau merasa berdosa ketika menolak lembur. Padahal, membuat batas waktu kerja dan waktu keluarga justru membuat keduanya lebih seimbang.
Menentukan prioritas berarti memahami apa yang paling penting di setiap momen. Ketika sedang bekerja, fokuslah sepenuhnya pada tugas profesional, dan ketika di rumah, berikan perhatian penuh pada keluarga. Kebiasaan ini akan menumbuhkan rasa tenang karena setiap peran dijalani dengan kesadaran penuh.
3. Luangkan waktu berkualitas bersama anak
Kebersamaan tidak selalu harus berarti waktu yang panjang, melainkan kualitas interaksi yang penuh makna. Momen sederhana seperti sarapan bersama, membacakan cerita, atau bermain sejenak bisa menjadi kenangan berharga bagi anak. Mereka lebih menghargai kehadiran yang tulus dibanding kehadiran yang terburu-buru.
Kita bisa menjadikan rutinitas kecil sebagai sarana membangun kedekatan emosional. Misalnya, berbagi cerita sebelum tidur atau menanyakan hal lucu yang terjadi di sekolah. Saat hubungan emosional terjaga, rasa bersalah akan berkurang karena kita tahu anak tetap merasa dicintai.
4. Bangun support system di sekitar kita
Menjalani dua peran sekaligus sering kali terasa berat jika dilakukan sendirian. Dukungan dari pasangan, keluarga, teman, atau bahkan rekan kerja sangat membantu menjaga keseimbangan. Tidak perlu ragu meminta tolong karena kerja sama justru memperkuat peran kita sebagai ibu maupun pekerja.
Komunikasi terbuka dengan orang-orang terdekat juga penting agar mereka memahami tantangan yang kita hadapi. Dengan adanya dukungan emosional, rasa lelah dan bersalah menjadi lebih mudah diatasi. Ketika kita merasa didukung, kepercayaan diri untuk menjalani peran ganda akan tumbuh lebih kuat.
5. Rawat diri tanpa rasa bersalah
Kesehatan fisik dan mental adalah fondasi agar kita bisa hadir dengan optimal untuk keluarga dan pekerjaan. Melepas penat dengan cara sederhana seperti berjalan santai, membaca, atau mendengarkan musik dapat membantu memulihkan energi. Diri yang tenang akan lebih mampu merespons kebutuhan anak dan pekerjaan dengan bijak.
Merawat diri bukan sikap egois, melainkan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan hidup. Ketika kita merasa bahagia, energi positif itu akan menular ke orang-orang di sekitar. Ibu yang sehat dan tenang adalah sumber stabilitas bagi keluarganya.
Menjalani peran ganda sebagai ibu dan profesional memang tidak selalu mudah, tetapi bukan berarti harus dihadapi dengan rasa bersalah terus-menerus. Keseimbangan bisa tercapai saat kita mampu menerapkan kelima tips di atas. Dengan pikiran yang tenang, setiap langkah dalam karier dan keluarga dapat dijalani dengan bahagia.