Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menghadapi Atasan yang Usianya Lebih Muda, Tetap Profesional!

ilustrasi berbicara dengan atasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi berbicara dengan atasan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Usia muda tak menentukan kemampuan atau kepemimpinan, jangan anggap remeh atasan yang lebih muda.
  • Fokus pada profesionalisme, hindari ego pribadi, tunjukkan bahwa kamu bisa jadi rekan kerja yang suportif dan andal.
  • Tawarkan pengalamanmu sebagai nilai tambah, belajar dari gaya kepemimpinan mereka tanpa rasa minder, bangun komunikasi terbuka dan saling respek.

Duduk di ruang rapat, tapi yang memberikan arahan justru seseorang yang usianya separuh dari kamu. Rasanya aneh? Bingung harus bersikap seperti apa saat pengalaman kamu jauh lebih banyak, tapi atasanmu justru berasal dari generasi yang baru mulai bekerja saat kamu sudah jadi senior?

Fenomena ini makin umum di dunia kerja sekarang, apalagi dengan banyaknya pemimpin muda dari generasi milenial atau Gen Z yang naik cepat karena skill digital dan inovasi mereka. Tapi perbedaan usia bukan alasan buat hubungan kerja jadi canggung atau penuh ego. Yuk simak lima tips cerdas menghadapi atasan yang lebih muda agar tetap profesional dan kolaboratif

1. Hindari menganggap remeh hanya karena usianya lebih muda

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/pressfoto)

Usia muda bukan berarti kemampuan dan kepemimpinannya tidak valid. Banyak anak muda saat ini justru punya perspektif baru yang dibutuhkan perusahaan untuk berkembang. Kalau kamu langsung menyepelekan, kamu bisa kehilangan kesempatan buat tumbuh bersama tim.

Penting untuk melihat kualitas, bukan hanya umur di KTP. Kalau atasanmu punya ide yang segar dan strategi yang efektif, kenapa gak didukung? Kolaborasi lintas usia justru bisa jadi kekuatan besar kalau didasari saling menghargai.

2. Fokus pada profesionalisme, bukan ego pribadi

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/yanalya)

Punya pengalaman panjang itu aset, tapi jangan sampai berubah jadi beban ego. Profesionalisme berarti kamu bisa bersikap netral dan tetap menjalankan tugas dengan baik, apapun kondisi strukturalnya. Jangan terjebak dalam pikiran “seharusnya aku yang jadi bos” karena itu gak produktif.

Lebih baik tunjukkan bahwa kamu bisa jadi rekan kerja yang suportif dan andal. Kalau atasan melihat kamu bisa dipercaya, relasi kerja akan jadi lebih sehat. Percaya deh, atasan yang cerdas pasti menghargai orang yang profesional, bukan yang merasa lebih tinggi karena umur.

3. Tawarkan pengalamanmu sebagai nilai tambah, bukan senjata

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/pressfoto)

Punya pengalaman segudang bukan berarti kamu harus menggurui setiap waktu. Pilih waktu dan cara yang tepat buat membagikan insight tanpa terkesan menyepelekan ide-ide baru. Kalau kamu terlalu dominan, atasanmu bisa merasa tidak dihargai.

Lebih baik posisikan dirimu sebagai mentor yang bersahabat. Tawarkan saran ketika diminta, dan sampaikan dengan bahasa yang suportif. Dengan begitu, kamu tetap dihormati tanpa membuat suasana kerja jadi kaku.

4. Belajar dari gaya kepemimpinan mereka tanpa rasa minder

ilustrasi meeting dengan rekan kerja (freepik.com/freepik)

Generasi muda punya pendekatan kerja yang berbeda, lebih cepat, adaptif, dan seringkali out of the box. Daripada merasa minder atau bingung, kenapa gak coba pelajari gaya kerja mereka? Bisa jadi itu justru memperluas perspektif kamu sebagai profesional senior.

Dengan terbuka terhadap hal baru, kamu menunjukkan bahwa kamu tetap relevan. Fleksibilitas itu bukan tanda kelemahan, justru jadi bukti bahwa kamu bisa berkembang di era kerja yang terus berubah. Bukankah pembelajar sejati gak dibatasi usia?

5. Bangun komunikasi terbuka dan saling respek

ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (freepik.com/wavebreakmedia micro)

Masalah beda generasi sering muncul karena miskomunikasi, bukan karena niat buruk. Jangan ragu buat ngobrol terbuka dengan atasanmu soal cara kerja, ekspektasi, dan dinamika tim. Tapi pastikan komunikasimu tetap sopan dan membangun.

Saat atasan merasa dihargai, dia juga akan lebih terbuka terhadap masukan. Relasi yang sehat dibangun dari kepercayaan dua arah. Jadi, tunjukkan respek, dan kamu pun akan mendapatkannya kembali.

Usia boleh berbeda, tapi tujuan kita tetap sama: bekerja sebaik mungkin dan membawa tim menuju kesuksesan. Gak perlu minder atau defensif, yang penting kamu bisa bersikap dewasa dan profesional dalam semua situasi. Yuk, tunjukkan bahwa kedewasaan bukan soal angka, tapi soal cara bersikap dalam dunia kerja yang dinamis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us