Istilah plot hole sudah tidak asing lagi didengar, terlebih oleh para penulis fiksi. Istilah itu menggembarkan alur cerita yang tidak masuk akal. Adanya plot hole tersebut membuat cerita jadi terkesan aneh. Oleh sebab itu, plot hole dalam cerita fiksi memang harus diminimalisir.
Sebagai upaya untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan plot hole, lima tips ini patut untuk dicoba bagi penulis novel. Yuk, simak penjelasannya!
Outline (kerangka tulisan) merupakan garis besar dari cerita. Mulai dari awal cerita, pembangunan konflik, penyelesaian, hingga akhir cerita dapat dirangkai melalui outline. Membuat outline juga memberikan banyak kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan naskah.
Ketika membuat outline, maka bisa merangkai cerita yang runtut dan tidak cacat logika. Dengan begitu, adanya plot hole dapat diminimalisir.
Ketika menulis novel yang merupakan karya fiksi pun perlu untuk melakukan riset, tidak bisa hanya mengandalkan imajinasi. Semua itu dilakukan agar cerita bisa dicerna dengan baik oleh pembaca dan tidak terkesan mengada-ada. Meski fiksi, tapi semua yang terjadi di dalam kisah perlu menjelaskan sebab akibat.
Untuk itu, memperbanyak riset akan membantu untuk mengurangi atau malah menghilangkan plot hole. Contohnya jika dalam novel menceritakan adanya kecelakaan dan penanganannya, maka perlu dilakukan riset, jika kecelakaan seperti itu akan mengakibatkan luka yang bagaimana dan penanganan secara medis seperti apa. Nah, hal detail seperti itu akan membuat novelmu menjadi lebih hidup dan nyata.
Membahas mengenai tokoh di cerita fiksi memang sangat penting. Adanya perubahan sifat, emosi, atau pun kebiasaan tokoh akan mempengaruhi jalannya cerita. Namun, sifat-sifat tokoh itu juga rentan untuk menciptakan plot hole. Kok bisa?
Jadi, misalnya tokoh digambarkan sebagai sosok yang penyayang. Lalu, di bab selanjutnya tiba-tiba tokoh tersebut sedang merencanakan pembunuhan. Terlihat sifat dan perilakunya sangat berbeda. Sebenarnya bisa saja hal itu terjadi tapi perlu dijelaskan penyebabnya apa, bisa jadi karena trauma atau keadaan.
Untuk itu, alur dari sikap tokoh juga perlu dipertimbangan dengan baik agar terhindar dari plot hole.
Novel terdiri dari banyak bagian yang umumnya dipisahkan dengan bab. Tentunya, dari bab awal hingga akhir saling berkesinambungan.
Dalam upaya menghindari plot hole, sebelum melanjutkan ke bab selanjutnya perlu untuk membaca bab sebelumnya. Itu dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya adegan atau sikap tokoh yang tidak nyambung. Ingat, jadi penulis itu harus rajin membaca, ya!
Sebagai penulis fiksi yang memang dituntut untuk pandai mengelola imajinasi menjadi tulisan, bukan berarti semuanya dibebaskan. Memegang prinsip bahwa cerita fiksi juga ada batasannya itu ternyata sangat penting, lho!
Batasan yang dimaksud bukan batasan berimajinasi dalam berkarya, melainkan batasan untuk bercerita. Maksudnya, disesuaikan dengan di mana dan kepada siapa novel karyamu akan dibaca.
Jika cerita sudah terkesan nyata dengan alur yang sesuai, maka keseluruhan cerita pun akan lebih menarik. Lima tips di atas bisa dilakukan agar ceritamu lebih mengesankan!