Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Jadi Pelamar Kerja Cermat agar Terhindar dari Loker Palsu

ilustrasi lowongan pekerjaan (pixabay.com/Mohamed Hassan)
ilustrasi lowongan pekerjaan (pixabay.com/Mohamed Hassan)

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, lowongan kerja baru pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan 2021. Peningkatan jumlah lowongan kerja ini berpengaruh pada peningkatan penipuan lowongan pekerjaan palsu.

Penyebab penipuan lowongan kerja palsu biasanya karena ada rasa kurang antisipatif pelamar kerja yang dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, agar terhindar dari penipuan lowongan kerja palsu, yuk simak tips menjadi pelamar kerja cermat berikut ini!

1. Hindari pekerjaan mudah dengan gaji yang berlebihan

ilustrasi pekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi pekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mendapatkan gaji tinggi dengan pekerjaan yang ringan tentu menjadi impian banyak orang. Namun, ternyata hal ini dimanfaatkan beberapa oknum untuk melakukan modus penipuan.

Biasanya, pelamar yang sering terjebak dengan modus ini adalah pelamar pekerjaan paruh waktu dan pelamar yang memiliki pengalaman bekerja yang minim. Mereka akan merasa tertarik dengan gaji yang tinggi dan pekerjaan yang mudah.

2. Waspada pada perekrut yang berkomunikasi secara eksklusif melalui media sosial

ilustrasi media sosial (pexels.com/Magnus Mueller)
ilustrasi media sosial (pexels.com/Magnus Mueller)

Semakin majunya teknologi, semakin maju juga media untuk menyampaikan informasi. Seperti halnya dengan informasi lowongan pekerjaan yang saat ini banyak tersedia di media sosial.

Namun, hal ini patut diwaspadai kebenarannya jika perekrut hanya berkomunikasi melalui media sosial tanpa beralih ke platform komunikasi formal. Perekrut dari perusahaan resmi biasanya akan berkomunikasi melalui email, telepon, dan aplikasi lowongan kerja yang menampilkan identitas mereka.

3. Teliti pada email mencurigakan

ilustrasi email (pixabay.com/Muhammad Ribkhan)
ilustrasi email (pixabay.com/Muhammad Ribkhan)

Meskipun email termasuk komunikasi formal yang sering digunakan perekrut, tetapi tidak semua email yang dikirim melalui email bersifat resmi. Oleh karena itu, penting untuk selektif dalam mengidentifikasikan email yang masuk.

Pastikan email yang diterima merupakan bukan berasal dari email pribadi. Perusahaan resmi akan memberi informasi rekrutmen melalui email yang terkait dengan perusahaan.

4. Waspada pada perekrut yang menanyakan detail pribadi

ilustrasi wawancara (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi wawancara (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perekrut pekerjaan resmi hanya tertarik pada hal-hal yang tertera di-resume, seperti pekerjaan, latar belakang pendidikan, keahlian, dan informasi pribadi dasar. Selain hal-hal tersebut, perekrut resmi tidak akan menanyakan informasi pribadi secara detail dan merinci.

Perekrut palsu biasanya akan bertanya mengenai detail bank dan nomor jaminan sosial yang digunakan. Perlu diingat, perekrut resmi akan meminta dua informasi tersebut jika perusahaan sudah resmi menerima kamu sebagai karyawannya.

5. Patut curiga pada tawaran pekerjaan instan

ilustrasi surat lamaran kerja (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi surat lamaran kerja (pexels.com/Anete Lusina)

Modus penipuan lowongan pekerjaan palsu yang tidak kalah bahaya adalah tawaran pekerjaan instan tanpa surat lamaran. Lowongan pekerjaan resmi akan melalui proses rekrutmen, mulai dari penyerahan resume dan surat lamaran, penyaringan kandidat, dan wawancara kerja formal.

Oleh karena itu, patut adanya rasa curiga terhadap perekrut yang menawarkan pekerjaan secara instan. Perekrut tidak mungkin mendapatkan kontak secara acak tanpa adanya lamaran dari calon pekerja.

6. Jangan percaya pada perekrut yang meminta uang

ilustrasi memberi uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi memberi uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hal yang paling sering dilakukan oleh perekrut palsu adalah meminta sejumlah uang dari para pencari kerja. Mereka menjanjikan bahwa korban akan mendapatkan sejumlah uang yang lebih besar di kemudian hari.

Oleh karena itu, hindari lowongan pekerjaan yang meminta uang saat proses rekrutmen. Besar kemungkinan bahwa lowongan pekerjaan tersebut adalah lowongan palsu.

Nah, itulah enam tips menjadi pelamar cermat agar terhindar dari lowongan kerja palsu. Hati-hati, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurlaeli Aida
EditorNurlaeli Aida
Follow Us