Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Gen Z yang gemar side hustle (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi Gen Z yang gemar side hustle (pexels.com/Vlada Karpovich)

Kalau kamu pernah kerja bareng Gen Z, pasti sadar deh, generasi ini beda banget dari yang sebelumnya. Gen Z, yang lahir sekitar tahun 1997–2012, mempunyai nilai dan harapan unik yang bikin mereka tampil beda di tempat kerja. Mereka gak cuma cari pekerjaan untuk mendapatan uang, tapi juga ingin memiliki makna apa yang dilakukan. Sebanyak 86 persen dari para Gen Z memilih pekerjaan dengan tujuan yang jelas dalam survei online deloitte tahun 2024.

Dari survei tersebut menjelaskan bahwa Gen Z ingin pekerjaan gak cuma untuk bekerja, namun juga membuat perubahan positif. Ya, generasi ini memang mempunyai nilai, harapan, dan karakteristik unik yang memengaruhi pendekatan mereka terhadap karier. Untuk penjelasan lebih lanjut, simak fakta-fakta Gen Z dalam karier dalam artikel ini.

1. Kerja dengan tujuan yang jelas

ilustrasi bekerja dengan tujuan yang jelas (pexels.com/Ivan Samkov)

Bagi Gen Z, pekerjaan bukan hanya soal gaji, melainkan tentang memberikan dampak yang berarti. Sebanyak 86 persen dari mereka lebih memilih pekerjaan yang memiliki tujuan jelas dan selaras dengan nilai-nilai pribadi, seperti keadilan sosial, kesehatan mental, atau keberlanjutan lingkungan. Generasi ini merasa bahwa apa yang mereka lakukan harus benar-benar berkontribusi pada perubahan positif di masyarakat. 

Bagi kamu yang bekerja sama dengan mereka, memahami kebutuhan ini sangat penting, lho. Gen Z yakin meninggalkan pekerjaan yang gak memberikan makna atau melibatkan misi yang mereka anggap penting. Oleh sebab itu, organisasi yang memiliki tujuan sosial kuat lebih menarik perhatian mereka, lho.

2. Menyeimbangkan kehidupan dan kerja

ilustrasi work life balance (pexels.com/Prolific People Co)

Kalau dulu karier sering dianggap sebagai identitas penting generasi sebelumnya, namun bagi Gen Z ini bukan karakter mereka. Kurang dari separuh dari mereka, yakni 49 persen, memandang pekerjaan sebagai inti hidup mereka, data dari survei online Microsoft. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada keseimbangan kehidupan dan kerja, menghargai waktu luang, dan menghindari burnout.

Buat kamu yang ingin memotivasi mereka, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel. Gen Z menghargai keseimbangan ini lebih dari sekadar gelar atau jabatan tinggi, sehingga menawarkan kebijakan kerja yang mendukung keseimbangan ini bisa menjadi kunci sukses, lho.

3. Komitmen terhadap keberagaman

ilustrasi Gen Z lebih menerima keberagamaan (pexels.com/RF._.studio)

Gen Z tumbuh di era yang penuh dengan isu kesetaraan, sehingga gak mengherankan bahwa mereka menganggap komitmen perusahaan terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusi sebagai hal penting. Bahkan, banyak dari mereka yang menolak tawaran pekerjaan dari perusahaan yang gak selaras dengan nilai ini.

Untuk kamu yang bekerja di Sumber Daya Manusia  atau manajemen, penting untuk memastikan bahwa tempat kerja mencerminkan nilai-nilai ini. Komitmen nyata terhadap DEI (Diversity, Equity, Inclusion) bukan hanya sebuah keharusan etis, tetapi juga menjadi daya tarik utama untuk merekrut Gen Z,  nih.

4. Stabilitas dan gaji kompetitif

ilustrasi naik gaji (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Meski Gen Z dikenal sebagai generasi yang idealis, mereka tetap memiliki sisi pragmatis. Dalam artikel Stanford University, mengutamakan stabilitas kerja dan gaji yang kompetitif. Pengalaman mereka menyaksikan ketidakstabilan ekonomi selama masa muda, seperti krisis finansial global, membuat mereka lebih realistis dalam mengejar keamanan finansial.

Kamu yang menawarkan peluang karier bagi mereka, pastikan untuk menyoroti aspek stabilitas dan kompensasi yang adil, ya. Generasi ini lebih menghargai transparansi dan kejujuran, terutama dalam hal penggajian dan manfaat.

5. Antusias belajar dan berkembang

ilustrasi belajar saat bekerja (pexels.com/olia danilevich)

Gen Z dikenal sangat ambisius dalam mengejar perkembangan karier. Sebanyak 65 persen dari mereka menunjukkan minat tinggi untuk belajar keterampilan baru. Mereka juga berharap mendapatkan promosi dalam waktu singkat, dengan 70 persen menginginkan kenaikan jabatan dalam 18 bulan pertama bekerja, dari survei online laman Cake Agustus 2024. .

Kalau kamu seorang pemimpin tim, penting untuk menyediakan program pelatihan dan jalur karier yang jelas. Mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional mereka gak hanya membangun loyalitas, tetapi juga meningkatkan produktivitas tim.

6. Gairah pada "side hustle"

ilustrasi Gen Z yang gemar side hustle (pexels.com/Vlada Karpovich)

Hampir 40 persen dari Gen Z suka menjalani pekerjaan sampingan atau side hustle selain pekerjaan utama mereka. Ini mencerminkan kebutuhan mereka untuk mengeksplorasi berbagai peluang, mengembangkan keterampilan baru, serta mendapatkan penghasilan tambahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Untuk kamu yang memimpin tim yang isinya Gen Z, mendukung side hustle mereka bisa menjadi cara untuk membangun hubungan yang lebih baik. Memperlihatkan dukungan terhadap aspirasi mereka di luar pekerjaan utama dapat meningkatkan rasa saling percaya dan loyalitas, nih.

7. Cenderung "job hopping"

ilustrasi Gen Z suka perpindah pekerjaan dalam waktu yang berdekatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebanyak 83 persen Gen Z mengidentifikasi diri sebagai job hopper, yakni orang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu berdekatan. Akan tetapi, alasan mereka bukan semata-mata bosan, melainkan untuk mencari peluang belajar atau pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat mereka. Kamu dapat mengurangi turnover ini dengan menyediakan peluang pengembangan karier yang jelas. Jika mereka merasa bisa terus berkembang di perusahaanmu, mereka lebih mungkin untuk bertahan dalam jangka panjang.

Gen Z hadir di dunia kerja dengan membawa nilai-nilai baru yang menantang cara tradisional dalam melihat karier. Fakta-fakta Gen Z dalam karier membuat karakter mereka terasa unik jika dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Untuk kamu yang ingin mempekerjakan mereka, memahami preferensi ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang gak hanya menarik tetapi juga mempertahankan mereka, lho. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team